Skripsi

Hubungan Faktor Sosiodemografis Terhadap Gejala Motorik Pasien dengan Parkinsonisme di RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta = Association of Sociodemographic Factors with Motor Symptoms in Patients with Parkinsonism in Dr. Cipto Mangunkusumo National Hospital.

Latar belakang: Parkinsonisme merupakan penyakit neurodegeneratif tersering kedua yang dapat bermanifestasi sebagai gangguan motorik yang sangat mengganggu aktivitas sehari-hari. Faktor sosiodemografis diketahui berperan penting pada berbagai penyakit kronis, namun kaitannya dengan penyakit parkinsonisme belum banyak mendapat perhatian. Padahal, aspek ini sangat penting untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan bagi pasien parkinsonisme secara terpersonalisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor sosiodemografis dengan gejala motorik pasien parkinsonisme di RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta. Metode: Penelitian ini merupakan studi potong lintang yang dilakukan di Departemen Neurologi RSCM pada periode bulan Januari – Juni 2022 melalui pengisian kuesioner secara daring. Sampel target dalam penelitian ini adalah pasien parkinsonisme di RSCM berdasarkan diagnosis dokter yang bersedia mengikuti penelitian, lancar berbahasa Indonesia, dan memiliki akses internet. Penelitian ini menggunakan kuesioner MDS Unified Parkinson’s Disease Rating Scale (MDS-UPDRS) Bagian II tentang gejala motorik sehari-hari. Analisis data dilakukan menggunakan SPSS versi 22.0 secara bivariat dengan uji Mann-Whitney dan Kruskal-Wallis serta multivariat dengan model regresi logistik. Hasil: Pada penelitian ini, didapatkan total 50 orang responden yang bersedia untuk mengikuti penelitian. Karakteristik subjek penelitian yaitu sebagian besar berusia ≤ 65 tahun (90%), laki-laki (56%), berpendidikan tinggi (50%), berpenghasilan < Rp 1,5 juta rupiah (44%), sudah menikah (86%), dan memiliki nilai total MDS-UPDRS Bagian II rata-rata 21,66 ± 11,98. Gangguan motorik yang paling banyak dialami responden adalah kesulitan berpakaian (90%), diikuti dengan menulis, melakukan hobi, tremor, dan bangkit berdiri (88%). Hasil analisis bivariat secara umum menemukan bahwa gejala motorik berat berhubungan dengan tingkat pendidikan rendah (p=0,031), pendapatan < Rp 1,5 juta rupiah (p=0,047), dan status sudah menikah (p=0,002). Sementara itu, untuk masingmasing domain, ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara beberapa faktor sosiodemografis dengan gejala motorik yang lebih berat, yaitu faktor usia > 65 tahun dengan gangguan berjalan (p=0,020), laki-laki dengan kesulitan menjaga kebersihan diri (p=0,020), pendidikan rendah dengan kesulitan makan (p=0,011), kebersihan diri (p=0,047), tremor (p=0,003), dan berjalan (p=0,020), penghasilan < 1,5 juta rupiah per bulan dengan kesulitan saat makan (p < 0,001), berjalan (p=0,020), dan freezing gait (p=0,040), serta status sudah menikah dengan kesulitan melakukan hobi (p=0,020) dan bangkit berdiri (p=0,020). Hasil analisis multivariat dengan regresi linier menunjukkan bahwa faktor tingkat pendidikan rendah dan status sudah menikah signifikan sebagai faktor risiko, sedangkan faktor tingkat pendapatan tinggi signifikan sebagai faktor protektif ketika diuji secara bersamaan dengan variabel lainnya. Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa profil pasien parkinsonisme di RSCM sebagian besar berusia < 65 tahun, laki-laki, berpendidikan rendah, berpenghasilan < Rp 1,5 juta rupiah, serta berstatus sudah menikah. Gangguan motorik yang paling banyak dialami adalah kesulitan dalam berpakaian. Studi ini menemukan hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan rendah, penghasilan < Rp 1,5 juta rupiah, dan status sudah menikah dengan nilai total MDS-UPDRS yang lebih buruk. Melalui hasil penelitian ini, diharapkan tenaga kesehatan khususnya dokter dapat memberikan perhatian yang lebih dalam merencanakan penanganan pasien dengan profil risiko gangguan motorik yang lebih buruk. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan kelompok kontrol dan membuat lebih banyak klasifikasi kelompok usia untuk mengkonfirmasi temuan pada penelitian ini.
Kata kunci: parkinsonisme, faktor sosiodemografis, motorik, MDS-UPDRS



Introduction: Parkinsonism is the second most common neurodegenerative disease that manifests as a motor disorder that severely interferes with daily activities. Sociodemographic factors are known to play an important role in various chronic diseases, but their relation to parkinsonism has not received much attention. In fact, this knowledge is very important to improve the quality of health services for patients with parkinsonism in a more personalized manner. This study aims to determine the relationship between sociodemographic factors with motor symptoms of parkinsonism patients at Dr. Cipto Mangunkusumo National General Hospital (RSCM) Jakarta. Method: This is a cross-sectional study conducted at the Neurology Department of RSCM between January – June 2022 through online questionnaires. The target sample were parkinsonism patients based on a clinician’s diagnosis who were willing to take part in the study, understand Indonesian language, and had internet access. This study used the MDS Unified Parkinson's Disease Rating Scale (MDS-UPDRS) Part II questionnaire about daily motor symptoms. Data analysis was performed using SPSS version 22.0 bivariately with Mann-Whitney and Kruskal-Wallis tests and multivariately with linear regression models. Result: This study obtained a total of 50 respondents which were mostly 65 years old (90%), male (56%), highly educated (50%), income < 1.5 million rupiahs (44%), married (86%), and has a total score of MDS-UPDRS Part II an average of 21.66 ± 11.98. The most common motor symptoms were dressing difficulties (90%), followed by writing, doing hobbies, tremors, and getting up (88%). Bivariate analysis found that severe motor symptoms were associated with low education level (p=0.031), income < 1.5 million rupiahs (p=0.047), and married status (p=0.002). Meanwhile, for each domain, a significant relationship was found between age > 65 years with walking disorders (p=0.020), male sex with difficulty maintaining personal hygiene (p=0.020), low education with eating difficulties (p=0.011), personal hygiene (p=0.047), tremor (p=0.003), and walking (p=0.020), income < 1.5 million rupiah per month with difficulty when eating (p < 0.001), walking (p=0.020), and freezing gait (p=0.040), and married status with difficulty doing hobbies (p=0.020) and getting up (p=0.020). Multivariate analysis with linear regression showed that low education level and married status were significant risk factors, while high income level was significant as protective factors when tested simultaneously with other variables. Conclusion: This study shows that the profile of parkinsonism patients in RSCM is mostly < 65 years old, male, low educated, earning < 1.5 million rupiahs, and married status. The most common motor disorder experienced was difficulty in dressing. This study found a significant relationship between low education level, income < 1.5 million rupiahs, and married status with a worse MDS-UPDRS total score. Through this study, it is hoped that health workers, especially doctors, can give more attention to plan a personalized management of patients with a worse risk profile of motor disorders. Future studies are expected to use a control group and bigger sample size to confirm the findings in this study.
Keywords: parkinsonism, sociodemographic factors, motoric, MDS-UPDRS

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2022
Pengarang

Nathaniel Gilbert Dyson - Nama Orang
Amanda Tiksnadi - Nama Orang

No. Panggil
S22047fk
Penerbit
Jakarta : Program Pendidikan Dokter Umum S1 Reguler.,
Deskripsi Fisik
xiv, 71 hlm. ; 21 x 30 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
S22047fk
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
-
S22047fkS22047fkPerpustakaan FKUITersedia
Image of Hubungan Faktor Sosiodemografis Terhadap Gejala Motorik Pasien dengan Parkinsonisme di RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta = Association of Sociodemographic Factors with Motor Symptoms in Patients with Parkinsonism in Dr. Cipto Mangunkusumo National Hospital.

Related Collection