Text
The Association Between Pre-Transfusion Hemoglobin and Ferritin Levels in Thalassemia Major Children = Hubungan Kadar Hemoglobin Pra-Transfusi dengan Feritin pada Anak Talasemia Mayor.
Introduction: Thalassemia is a genetic disorder that occurs due to an imbalance in the globin chain that forms the main human hemoglobin (Hb). This disease is one of the health problems throughout the world, including in Indonesia. Thalassemia causes ineffective erythropoiesis and will lead to anemia and other complications. To treat anemia, patients need regular red blood transfusion therapy. However, transfusion therapy can create iron overload in the body which is characterized by increased serum ferritin levels, so that there is a stigma that frequent transfusions will cause high serum ferritin levels. Therefore, this study aims to determine whether there is an association between Hb before transfusion and ferritin levels. Method: This research is done by analytical research with a retrospective method. The data need is found through the patients’ data records. Finally, data analysis was done using IBM SPSS software. Results: There were no significant association between Hb before transfusion and serum ferritin levels (p=0.694). Thus, there are actually other factors that can affect ferritin levels in the patient's body. Conclusion: Pre-transfusion is not the only factor that plays a role in increasing serum ferritin in patients with thalassemia major. Other factors such as availability and adherence to iron chelation therapy and inflammatory conditions also play essential roles in increasing serum ferritin levels. Moreover, there is no significant difference in serum ferritin levels between the pretransfusion Hb group ≥ 9 g/dL and < 9g/dL.
Keywords: Thalassemia, Hemoglobin, Ferritin, Transfusion
Latar Belakang: Talasemia merupakan salah satu kelainan genetik yang terjadi akibat ketidakseimbangan rantai globin pembentuk hemoglobin (Hb) utama manusia. Penyakit ini menjadi salah satu masalah kesehatan di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Talasemia menyebabkan eritropoiesis tidak efektif dan akan menyebabkan terjadinya anemia dan komplikasi lainnya.. Untuk mengatasi anemia, pasien membutuhkan terapi transfusi darah merah secara teratur. Namun, terapi transfusi dapat membuat kelebihan zat besi dalam tubuh yang ditandai dengan meningkatnya kadar feritin serum, sehingga muncul stigma bahwa transfusi yang sering akan menyebabkan kadar feritin serum meningkat tinggi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara Hb sebelum transfusi dengan kadar feritin. Metode: Penelitian ini dilakukan dengan penelitian analitik dengan metode retrospektif. Kebutuhan data didapat melalui catatan data pasien. Terakhir, analisis data dilakukan dengan menggunakan software IBM SPSS. Hasil: Tidak ditemukan hubungan bermakna antara Hb sebelum transfusi dengan kadar feritin serum (p=0,694). Dengan demikian, sebenarnya ada faktor lain yang dapat memengaruhi kadar feritin dalam tubuh pasien. Kesimpulan: Pra-transfusi bukan satu-satunya faktor yang berperan dalam peningkatan feritin serum pada pasien talasemia mayor. Faktor lain seperti ketersediaan dan kepatuhan menggunakan terapi kelasi besi dan kondisi inflamasi juga memainkan peran penting dalam peningkatan kadar feritin serum. Lalu, tidak terdapat perbedaan kadar feritin serum bermakna antara kelompok Hb pretransfusi ≥ 9 g/dL vs < 9g/dL.
- Judul Seri
-
-
- Tahun Terbit
-
2021
- Pengarang
-
Nadira Radhiyansia Pratisto - Nama Orang
- No. Panggil
-
S21203fk
- Penerbit
- Jakarta : Program Pendidikan Dokter Umum S1 KKI., 2021
- Deskripsi Fisik
-
xv, 37 hlm. ; 21 x 30 cm
- Bahasa
-
English
- ISBN/ISSN
-
-
- Klasifikasi
-
NONE
- Edisi
-
-
- Subjek
- Info Detail Spesifik
-
-
S21203fk | S21203fk | Perpustakaan FKUI | Tersedia |
Masuk ke area anggota untuk memberikan review tentang koleksi