Text

Prevalence and Risk Factors of Anthracycline Associated Cardiotoxicity in Childhood Cancer Survivors = Prevalensi dan Faktor Risiko Kardiotoksisitas Terkait Terapi Antrasiklin Pada Penyintas Kanker Anak.

Introduction: Childhood cancer survivors are at higher risk of experiencing late effects including late effects on the cardiovascular system, occurring due to anthracycline. Anthracycline-associated cardiotoxicity have been linked to several risk factors including cumulative dose, gender, dyslipidemia, overweight-obesity, age at diagnosis and longer follow-up period post remission. In Indonesia, there has not been studies have extensively discussed risk factors of anthracyclineassociated cardiotoxicity. Methods: A retrospective cohort was conducted involving childhood cancer survivors who received treatment in Cipto Mangunkusumo General Hospital, Jakarta, from 1992 to 2020. Survivors had to fulfil minimum 6 months post remission and have previous exposure to anthracyclines. Relationship between incidence of cardiotoxicity and the cumulative dose, gender, overweight-obesity, dyslipidemia, length of follow-up post remission and age at diagnosis were analysed. All data analysis was performed on IBM SPSS Statistics. Results: Total of 44 survivors were included in this study, 6.82% of total subjects who underwent anthracycline treatment were found to be cardiotoxic. The results of this study found that a higher cumulative dose of anthracycline (p=0.080) and a younger age at diagnosis (p=0.815) shows clinical significance with higher incidence of cardiotoxicity. Childhood cancer survivors with overweightobesity (p=0.247), dyslipidemia (p=0.258), longer follow-up period post remission (p=0.555) and female gender (p=0.086) were not more likely to develop anthracycline-associated cardiotoxicity. However, a larger sample size is needed to determine the significance of these results. Conclusion: Prevalence of anthracycline-associated cardiotoxicity in childhood cancer survivors is 6.82%. Risk factors that played a role in an increase in likelihood of anthracycline-associated cardiotoxicity are higher cumulative dose of anthracycline and younger age at diagnosis, while survivors who were overweight-obese, had dyslipidemia, female gender and longer follow-up period post remission were not more likely to develop anthracycline-associated cardiotoxicity.
Keywords: Anthracycline, cardiotoxicity, childhood cancer survivors, risk factors, prevalence



Latar Belakang: Penyintas kanker anak memiliki risiko lebih tinggi mengalami efek jangka panjang pasca pengobatan, diantaranya adalah efek pada sistem kardiovaskular yang terjadi karena antrasiklin. Kardiotoksisitas terkait antrasiklin telah dikaitkan dengan beberapa faktor risiko termasuk dosis kumulatif, jenis kelamin, dislipidemia, kelebihan berat badan-obesitas, usia saat diagnosis, dan periode follow-up pasca remisi yang lebih lama. Di Indonesia, belum ada penelitian yang membahas faktor risiko kardiotoksisitas terkait antrasiklin secara ekstensif. Metode: Penelitian kohort retrospektif dilakukan dengan sampel penyintas kanker anak yang dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta, dari tahun 1992 hingga 2020. Para penyintas harus memenuhi minimal 6 bulan pasca remisi dan memiliki riwayat paparan antrasiklin. Hubungan antara kejadian kardiotoksisitas dan dosis kumulatif, jenis kelamin, kelebihan berat badan-obesitas, dislipidemia, periode follow-up pasca remisi dan usia saat diagnosis dianalisis. Seluruh analisis data dilakukan pada IBM SPSS Statistics. Hasil: Sebanyak 44 orang penyintas kanker anak diikutsertakan dalam penelitian ini. Dari total subyek yang menjalani pengobatan antrasiklin, 6.82% ditemukan mengalami kardiotoksisitas. Data menunjukkan dosis kumulatif antrasiklin yang lebih tinggi (p=0.080) serta pada usia saat diagnosis (p=0.815) yang lebih muda menunjukkan signifikan secara klinis dengan insiden kardiotoksisitas yang lebih tinggi. Penyintas dengan kelebihan berat badan-obesitas (p=0.247), dislipidemia (p=0.258), dan periode follow-up yang lebih lama pasca remisi (p=0.555) dan jenis kelamin perempuan (p=0.086) tidak menunjukkan kemungkinan terjadinya kardiotoksisitas terkait antrasiklin yang lebih tinggi. Namun, jumlah sampel yang lebih besar dibutuhkan untuk menentukan signifikansi hasil yang diperoleh. Kesimpulan: Prevalensi kardiotoksisitas terkait antrasiklin pada penyintas kanker anak adalah 6.82%. Faktor risiko yang berperan dalam peningkatan dalam kemungkinan terjadinya kardiotoksisitas terkait antrasiklin yang lebih tinggi adalah dosis kumulatif antrasiklin dan usia saat diagnosis yang muda, sedangkan kelebihan berat badan-obesitas, dislipidemia, jenis kelamin perempuan dan periode follow-up yang lebih lama pasca remisi tidak menunjukkan kemungkinan terjadinya kardiotoksisitas terkait antrasiklin yang lebih tinggi
Kata kunci: Antrasiklin, kardiotoksisitas, penyintas kanker anak, faktor risiko, prevalensi

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2021
Pengarang

Helena Arnetta Puteri - Nama Orang

No. Panggil
S21201fk
Penerbit
Jakarta : Program Pendidikan Dokter Umum S1 KKI.,
Deskripsi Fisik
xvii, 70 hlm. ; 21 x 30 cm
Bahasa
English
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
NONE
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
-
S21201fkS21201fkPerpustakaan FKUITersedia
Image of Prevalence and Risk Factors of Anthracycline Associated Cardiotoxicity in Childhood Cancer Survivors = Prevalensi dan Faktor Risiko Kardiotoksisitas Terkait Terapi Antrasiklin Pada Penyintas Kanker Anak.

Related Collection