Text

Pengaruh Terapi Adjuvan Gabapentin terhadap Dosis Opioid dan Skor Nyeri pada Pasien Kanker Paru-Paru dengan Nyeri Kanker: Studi di Dua Tempat Pusat Penanganan Kanker Nasional = Effect of Gabapentin Adjuvant Therapy on Opioid Dose and Pain Score of Lung Cancer Patients with Cancer Pain: A Study on Two National Cancer Centers.

Latar belakang: Kanker paru-paru menduduki posisi ketiga jenis kanker tertinggi di Indonesia. Nyeri kanker adalah salah satu gejala paling umum yang terjadi pada pasien kanker, yang juga dapat disebabkan oleh terapi anti-kanker. Nyeri kanker bersifat campuran antara nosiseptif dan neuropatik. Manajemen nyeri yang bersifat kompleks dan individualistik dilakukan berdasarkan tangga analgesik WHO. Pemberian opioid sebagai pereda nyeri memiliki banyak efek samping yang dapat bersifat fatal seiring meningkatnya dosis opioid. Oleh sebab itu, alternatif yang dapat dilakukan adalah mengombinasikan adjuvan pada terapi opioid. Gabapentin adalah antikonvulsan yang sering dipakai sebagai adjuvan terapi opioid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian gabapentin sebagai adjuvan opioid terhadap dosis opioid dan intensitas nyeri kanker pada pasien kanker paru-paru. Metode: Studi kohort retrospektif dilakukan melalui penelurusan rekam medis di dua rumah sakit rujukan di Jakarta, Indonesia. Jumlah sampel yang diperoleh untuk kelompok terapi opioid adalah 43 pasien dan jumlah sampel yang diperoleh untuk kelompok opioid dengan gabapentin adalah 34 pasien. Data yang diambil meliputi karakteristik pasien, dosis opioid awal dan akhir, intensitas nyeri (dalam numerical rating scale) pada awal dan akhir studi, serta ada atau tidaknya penggunaan adjuvan gabapentin pada terapi pasian kanker paru-paru. Hasil: Analisis statistik yang dilakukan dengan SPSS tidak menemukan adanya perbedaan dosis opioid dan intensitas nyeri yang signifikan antara kelompok pasien yang menerima opioid saja dan yang menerima opioid dengan gabapentin. Mayoritas pasien (44,15%) dari keseluruhan pasien mengalami bebas nyeri pada akhir terapi. 79,06% pasien yang diterapi dengan opioid dan 88,24% pasien pada kelompok opioid dengan gabapentin mengalami penurunan intensitas nyeri > 50% pada akhir terapi. Prevalensi komponen neuropatik pada studi ini tidak dapat ditentukan karena tidak ditemukannya penggunaan kuesioner PainDETECT untuk mengidentifikasi komponen neuropatik baik di RSCM, maupun di RSKD. Kesimpulan: Peran gabapentin dalam menurunkan dosis opioid dan menurunkan intensitas nyeri pasien kanker paru-paru masih perlu diteliti lebih lanjut. Penelitian selanjutnya disarankan untuk meningkatkan jumlah sampel penelitian dan menggunakan desain penelitian kohort prospektif atau studi acak klinis.
Kata kunci: Kanker paru-paru, nyeri kanker, opioid, adjuvan, gabapentin



Introduction: Lung cancer is the third most prevalent cancer in Indonesia. Cancer pain is one of the most common symptoms experienced by cancer patients, which may also be a result of anti-cancer treatments. Cancer pain is a combination of nociceptive and neuropathic pain. The complex and individualistic management of pain follows the WHO analgesic ladder. Opioids as treatment of cancer pain has numerous adverse effects which may be fatal along with the increase of its doses. Therefore, combining opioids with its adjuvant serves as an alternative to minimize its negative effects. Gabapentin is an anticonvulsant which is commonly used as opioid adjuvants. This study aims to determine the effects of gabapentin as opioid adjuvant on opioid dose and pain intensity in lung cancer patients. Method: A retrospective cohort study was conducted through medical records of two reference hospital in Jakarta, Indonesia. The sample size obtained for the opioid group is 43 patients and 34 for the opioid with gabapentin group. The extracted data include characteristics of patients, opioid doses at the beginning and end of therapy, and pain intensity at the beginning and end of therapy of lung cancer patients, Result: Statistical analysis that was conducted through SPSS did not identify significant difference of opioid dose and pain intensity between patients who received opioid and patients who received opioid with gabapentin. The majority of patients (44,15%) of all included patients are pain-free at the end of their therapy. 79,06% of patients with opioid therapy and 88,24% patients with opioid and gabapentin have a > 50% decrease of pain intensity at the end of their therapy. The prevalence of neuropathic components in this study was not identified as none of the data obtained involved the PainDETECT questionnaire to identify neuropathic pain in both RSCM and RSKD. Conclusion: The role of gabapentin in decreasing opioid dose and pain intensity in lung cancer patients need to be studied further. Future studies are recommended to increase sample size and conduct prospective cohort or randomized controlled trials studies.
Keywords: lung cancer, cancer pain, opioid, adjuvant, gabapentin

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2021
Pengarang

Angelina Patricia Chandra - Nama Orang

No. Panggil
S21198fk
Penerbit
Jakarta : Program Pendidikan Dokter Umum S1 Reguler.,
Deskripsi Fisik
xv, 69 hlm. ; 21 x 30 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
NONE
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
-
S21198fkS21198fkPerpustakaan FKUITersedia
Image of Pengaruh Terapi Adjuvan Gabapentin terhadap Dosis Opioid dan Skor Nyeri pada Pasien Kanker Paru-Paru dengan Nyeri Kanker: Studi di Dua Tempat Pusat Penanganan Kanker Nasional = Effect of Gabapentin Adjuvant Therapy on Opioid Dose and Pain Score of Lung Cancer Patients with Cancer Pain: A Study on Two National Cancer Centers.

Related Collection