Skripsi

Factors Associated with 1 -year Survival of Patients with Heart Failure Educed Ejection Fraction: in Tertiary Hospital = Faktor – Faktor yang Memengaruhi Kesintasan Satu Tahun Pasien Gagal Jantung Penurunan Fraksi Ejeksi: di Rumah Sakit Tersier.

Introduction: Indonesia has a higher prevalence of HFrEF than most countries in AsiaPacific. It is possible that some risk factors may influence the survival rate of patients with HFrEF. However, not much research has yet been conducted on the effects of these factors on survival in Indonesia. Methods: This study was conducted retrospectively by reviewing the medical records of patients diagnosed with HFrEF during the period January 2017 to December 2021 at the Heart Failure Clinic at Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital. A follow-up period of one year was conducted, with mortality as the outcome. Kaplan-Meier survival analysis was performed. This was followed by a bivariate analysis using crosstabulations. Results: The study included 188 patients. Patients who have been diagnosed with HFrEF at Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital have a 1 -year survival rate of 85.6% (SE 0.026) and a mean age of 58±13 years. The proportion was higher in patients over 65 by 76.6%, in men by 79.79%, and in patients with hypertension by 61.7%. However, the proportion of patients who had diabetes mellitus was 38.83% and patients with NYHA class II was 36.7%, which have a lower proportion. Based on bivariate analysis, it is determined that each variable is not statistically significant, as the p-value is greater than 0.05. Conclusion: HFrEF patients at Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital have a 1 -year survival rate of 85.6%. The 1-year survival rate of HFrEF patients at Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital is not dependent on factors such as age, gender, NYHA class, diabetes mellitus, and hypertension.
Key words: Heart Failure with Reduced Ejection Fraction, Factors, 1 -year Survival Rate, Comorbidities



Pendahuluan: Prevalensi HFrEF di Indonesia jauh lebih tinggi dibandingkan sebagian besar negara di Asia-Pasifik. Besar kemungkinan bahwa beberapa faktor risiko dapat mempengaruhi tingkat kesintasan pasien dengan HFrEF. Namun, belum banyak penelitian yang dilakukan mengenai pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap kesintasan di Indonesia. Metode: Penelitian ini dilakukan secara retrospektif dengan meninjau rekam medis pasien yang didiagnosis HFrEF dalam periode Januari 2017 hingga Desember 2021 di Klinik PJT RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo. Pasien diamati selama satu tahun, dengan kematian sebagai luaran. Analisis kesintasan dilakukan dengan Kaplan-Meier dan analisis bivariat dilakukan dengan tabulasi silang. Hasil: Penelitian ini melibatkan 188 pasien. Pasien yang telah terdiagnosis HFrEF di RS Dr. Cipto Mangunkusumo memiliki kesintasan 1 tahun sebesar 85,6% (SE 0,026) dan rerata usia 58±13 tahun. Proporsinya lebih tinggi pada pasien di atas 65 tahun sebesar 76,6%, pada pria sebesar 79,79%, dan pada pasien hipertensi sebesar 61,7%. Namun proporsi penderita diabetes melitus sebesar 38,83% dan penderita NYHA kelas II sebesar 36,7% yang memiliki proporsi lebih rendah. Berdasarkan analisis bivariat, ditentukan bahwa setiap variabel tidak signifikan secara statistik, karena nilai p lebih besar dari 0,05. Kesimpulan: Pasien HFrEF di RS Dr. Cipto Mangunkusumo memiliki kesintasan 1 tahun sebesar 85,6% (SE 0,026). Angka kelangsungan hidup 1 tahun pasien HFrEF di RS Dr. Cipto Mangunkusumo tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti usia, jenis kelamin, kelas NYHA, diabetes mellitus, dan hipertensi.
Kata kunci: Gagal Jantung dengan Penurunan Fraksi Ejeksi. Faktor, Kesintasan Satu Tahun, Komorbiditas.