Skripsi

Efek Sitotoksik Ekstrak Etil Asetat Daun Plectranthus scutellarioides terhadap Sel Kanker Serviks HeLa = Cytotoxic Effect of Ethyl Acetate Extract of Plectranthus scutellarioides Leaf on Cervical Cancer HeLa Cells.

Latar belakang: Di Indonesia, kanker serviks masih menjadi penyakit kanker dengan jumlah penderita terbesar kedua setelah kanker payudara. Tata laksana kanker serviks sejauh ini masih bersifat nonselektif dan menimbulkan efek samping yang berat, sehingga perkembangan mengenai pengobatan maupun pencegahan kanker terus dilaksanakan hingga kini, salah satunya dengan pemanfaatan tanaman obat seperti miana (Plectranthus scutellarioides). Miana telah digunakan oleh masyarakat Indonesia sebagai jamu tradisional karena memiliki banyak manfaat kesehatan dan pertumbuhannya di daerah tropis sehingga mudah dijangkau. Daun miana juga memiliki kandungan senyawa yang bersifat antikanker dan dapat menurunkan risiko infeksi HPV. Dengan demikian, penulis bermaksud untuk meneliti efek sitotoksik ekstrak etil asetat daun miana terhadap sel kanker serviks HeLa. Metode: Studi eksperimental in vitro ini dilakukan dengan memberikan ekstrak etil asetat daun miana atau doksorubisin (sebagai kontrol positif) dengan delapan serial konsentrasi (0 ppm, 1,625 ppm, 6,25 ppm, 12,5 ppm, 25 ppm, 50 ppm, 100 ppm, dan 200 ppm) pada tiap sampel sel HeLa. Selanjutnya, dilakukan uji MTT untuk memperoleh nilai absorbansi dan nilai IC50-nya. Perbandingan antarkelompok perlakuan dilakukan sehingga dapat diketahui apakah terdapat perbedaan signifikan antara kelompok ekstrak dengan kelompok doksorubisin. Hasil: Ditemukan bahwa nilai IC50 kelompok ekstrak adalah 26,16 µg/mL (sitotoksisitas moderat), dan bahwa terdapat perbedaan signifikan (p = 0,047) antara kelompok ekstrak dengan doksorubisin dalam inhibisinya terhadap pertumbuhan sel HeLa. Kesimpulan: Ekstrak etil asetat daun miana memiliki IC50 sebesar 26,16 µg/mL dan memiliki perbedaan inhibisi sel HeLa yang signifikan dibandingkan dengan kontrol positif doksorubisin.
Kata kunci: Kanker serviks, sitotoksisitas, uji MTT, Plectranthus scutellarioides, doksorubisin, sel HeLa



Introduction: In Indonesia, cervical cancer is currently the second most common cancer following breast cancer. Recently, cervical cancer treatment options have limitations such as their nonselective properties and serious side effects. Therefore, scientific developments regarding cancer treatment and prevention continue to be carried out until now, one of which is the use of medicinal plants such as miana (Plectranthus scutellarioides). Miana has been used for many generations of Indonesian civilians because of its health benefits and its abundance in tropical areas such as Indonesia. Furthermore, miana leaves contain compounds that have anticancer properties and can reduce the risk of HPV infection. Thus, this research aims to study the cytotoxic effect of ethyl acetate extract of Plectranthus scutellarioides leaf on cervical cancer HeLa cells. Method: This in vitro experimental study was carried out by giving ethyl acetate extract of miana leaves or doxorubicin (as positive control) with eight serial concentrations (0 ppm, 1.625 ppm, 6.25 ppm, 12.5 ppm, 25 ppm, 50 ppm, 100 ppm, and 200 ppm) in each sample of HeLa cells. Furthermore, the MTT test was carried out to obtain the absorbance value and the IC50 value. Comparison between treatment groups was done to determine whether there was a significant difference between the extract and the doxorubicin group. Result: It was found that the IC50 value of the extract group was 26,16 µg/mL (categorized as moderate cytotoxicity), and that there was a significant difference (p = 0,047) between the extract group and doxorubicin group in its inhibition of HeLa cell growth. Conclusion: Ethyl acetate extract of miana leaves showed an IC50 of 26,16 µg/mL and had a significant difference in its inhibition against HeLa cells compared to doxorubicin.
Keywords: Cervical cancer, cytotoxicity, MTT assay, Plectranthus scutellarioides, doxorubicin, HeLa cells