Text

Profil Ekspresi Gen Penderita Polip Hidung Kaitannya dengan Respons Terapi Terhadap Protokol Pengobatan Polipektomi Sederhana Endoskopik dan Glukokortikoid Intranasal = Gene Expression Profile of Nasal Polyps in Response to Endoscopic Simple Polypectomy and Glucocorticoid Intranasal.

Latar belakang: Polip hidung adalah penyakit inflamasi berat saluran napas atas, dengan predisposisi multifaktorial dan berbagai jalur patogenesis yang saling tumpang tindih. Profil ekspresi mRNA gen diteliti pada subjek dengan polip hidung yang diterapi dengan protokol pengobatan polipektomi sederhana endoskopik dilanjutkan dengan pemberian glukokortikoid intranasal selama 6 minggu. Bahan dan Cara: Dua puluh sembilan pasien polip hidung bilateral dalam penelitian ini dilakukan polipektomi sederhana endoskopik untuk mengambil jaringan polip sebelum dan sesudah protokol pengobatan. Aktivitas transkripsi gen dianalisis menggunakan microarray pada 5 sampel berpasangan jaringan polip pra dan pasca protokol pengobatan dengan respons klinik terbaik. Hasil: Berdasarkan kriteria klinis terdapat 16 subjek responder dan 13 subjek nonresponder, selanjutnya 22 pasang sampel (44 jaringan) yang memenuhi syarat menjalani pemeriksaan validasi untuk mengetahui ekspresi gen terpilih pada tingkat mRNA dengan pemeriksaan real-time RT-PCR. Penelitian ini mendapatkan 62 gen fungsional, 44 gen mengalami peningkatan ekspresi minimal 2 kali lipat dan 14 gen menurun regulasinya. Enam gen yang sangat meningkat yaitu statherin (STATH), prolactin-induced protein (PIP), lactotransferrin (LTF), deleted in malignant brain tumor-1 (DMBT-1), haptoglobin (HP), and coagulation factor 5 (F5), dipilih dan divalidasi ulang dengan pemeriksaan real-time RT PCR. Sebelas gen lainnya dipilih dari referensi sehingga keseluruhan menjadi 17 gen, dianalisis profil ekspresi mRNAnya pada 22 subjek. Kelompok responder menunjukkan aktivitas transkripsi yang lebih tinggi secara bermakna pada gen STATH, PIP, LTF dan F5; sedangkan gen DMBT-1 dan HP ekspresinya lebih meningkat secara bermakna pada kelompok non-responder. Gen p-63 tertekan ekspresinya secara bermakna pada kelompok nonresponder. Analisis multivariat menggunakan metode regresi logistik stepwiseforward (likelihood ratio) pada variabel-variabel independen seperti umur, jenis kelamin, derajat polip, adanya bakteri, ekspresi gen F5 dan gen MMP-9, mendapatkan gen F5 merupakan faktor determinan yang bermakna pada respons terhadap protokol pengobatan polip hidung dengan polipektomi sederhana endoskopik dan glukokortikoid intranasal. Simpulan: Analisis profil ekspresi gen untuk mengetahui perubahan molekular pada jaringan polip hidung yang diterapi dengan polipektomi sederhana endoskopik dilanjutkan dengan pemberian glukokortikoid intranasal, memperlihatkan adanya 6 gen berhubungan dengan seroprotein nasal yang terkait dengan proses remodelling polip hidung. Sebelas gen yang diambil mengikuti referensi, tidak terbukti berperan dalam protokol pengobatan, namun eksistensinya dapat terlihat pada analisis jejaring pada penelitian ini. Tidak ada “the one and only switch” (“satu-satunya pemeran utama”) dalam proses inflamasi polip hidung, sehingga masih menyisakan banyak pertanyaan dan pekerjaan untuk penelitian selanjutnya.
Kata kunci: ekspresi gen. jejaring inflamasi, polip hidung



Background: Nasal polyps (NP) is the ultimate inflammation of the nose and paranasal sinuses predisposed by multiple risk factors of various overlapping pathogenesis. We studied mRNA gene expression profiles in NP of pre- and post protocol treatment with endoscopic simple polypectomy and followed by a 6- week intranasal glucocorticoid treatment with NP grade and bacterial existence as confounding factors. Material and Methods: Twenty-nine patients with naive bilateral NP were included into the study. Transcriptional activities of genes was analyzed using oligonucleotide microarray in paired NP tissue samples of pre- and post treatment of the best five responders. Results: Subjects classified into responder group in 16 subject and 13 nonresponder subjects. Forty-four samples of 22 subject underwent validation of the altered expression of selected genes at the mRNA level using real-time RT-PCR. We identified 62 functional genes, where 44 genes were up-regulated at least 2- fold, and 18 genes were down-regulated. Six of the most over-expressed genes (statherin (stath), prolactin-induced protein (PIP), lactotransferrin (LTF), deleted in malignant brain tumor-1 (DMBT-1), haptoglobin (HP), and coagulation factor 5 (F5) were selected and retested by means of real-time RT PCR. Eleven genes from the reference were added to obtain a total of 17 genes profiling of mRNA expression in our 22 cases of NP treated by the protocol. The responder group showed significantly higher transcriptional activity of STATH, PIP, LTF and F5. In the non-responder group, significantly higher expression of DMBT-1 and HP genes was detected. The significantly more down-regulated of p63 genes was demonstrated in non-responder group. Multivariate analysis using stepwiseforward (likelihood ratio) method of logistic regression to asses the determinant among independent variables of age, gender, NP grade, bacterial existence, F5 and MMP-9 genes, showed that F5 gene was found as significant determinant in response to protocol treatment. Conclusion: Gene expression profiling in finding molecular alterations of nasal polyps tissue treated by endoscopic simple polypectomy and intranasal glucocorticoid, brought out significant 6 genes related to nasal seroprotein and 11 genes from reference not significantly related to protocol treatment, however they were existed in the network analysis in this research. There is no “the one and only” switch in nasal polyps inflammation and leave a lot of problems to be re-searched.
Keywords: gene expression, inflammation network, nasal polyps