Text

Perbandingan efek bisoprolol oral dengan klonidin oral untuk mengurangi tanggapan kardiovaskular pada laringoskopi dan intubasi orotrakea

Latar Belakang : Klonidin merupakan obat golongan agonis adrenoreseptor alpha-2 yang efektif untuk menekan respon kardiovaskular yang berlebihan akibat laringoskopi dan intubasi orotrakea, namun obat ini memiliki potensi efek samping berupa hipotensi, bradikardia, sedasi, dan mulut kering. Obat-obat golongan penyekat reseptor beta juga telah diteliti dan terbukti efektif untuk menekan respon ini dengan potensi efek samping yang lebih kecil, bisoprolol merupakan golongan penyekat resptor beta-1 adrenergik dan bersifat kardioselektif. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keefektifan bisoprolol dibandingkan dengan klonidin untuk menekan respon kardiovaskular pada pasien yang akan menjalani anestesia umum dengan laringoskopi dan intubasi orotrakea. Metode: Penelitian ini merupakan uji klinis tersamar ganda, 56 pasien yang menjalani anestesia umum dengan laringoskopi dan intubasi orotrakea akan dibagi secara acak dengan menggunakan tabel angka random. 28 pasien menerima klonidin oral 200 mcg dan 28 pasien menerima bisoprolol oral 5 mg 120 menit sebelum operasi. Pengukuran parameter-parameter kardiovaskular (tekanan darah sistolik, diastolik, tekanan arteri rata-rata, dan laju jantung) dilakukan pada waktu pasien tiba di kamar operasi, 1 menit setelah induksi anestesia, dan menit 1, 2, 3, 4, 5 setelah laringoskopi dan intubasi orotrakea. Hasil: Tidak terdapat perbedaan bermakna pada karakteristik pasien antara kedua kelompok penelitian. Tidak terdapat perbedaan perubahan tekanan darah sistolik, diastolik, dan tekanan arteri rata-rata yang bermakna antara kelompok klonidin dan bisoprolol. Terdapat perubahan laju jantung yang bermakna secara stastistik pada menit kedua dan keempat. 10 (35,71%) pasien kelompok klonidin dan 8 (28,57%) pasien kelompok bisoprolol mengalami hipotensi. 14 (50%) pasien kelompok klonidin memiliki skor sedasi Ramsay 2 dan 14 (50%) pasien sisanya memiliki skor sedasi Ramsay 3. 28 (100%) pasien kelompok bisoprolol memiliki skor sedasi 2. Skor sedasi dinilai 30 menit setelah pasien berada di ruang pulih. Kesimpulan: Bisoprolol memiliki keefektifan yang sama dengan klonidin untuk menekan respon kardiovaskular akibat laringoskopi dan intubasi orotrakea, namun klonidin menghasilkan derajat sedasi yang lebih besar setelah operasi daripada bisoprolol.
Kata kunci: Klonidin, Bisoprolol, Laringoskopi, Intubasi Orotrakea.


Background: Clonidine, an alpha-2 adrenoreceptor agonist is effective to prevent exaggerated cardiovascular response after laryngoscopy and orotracheal intubation. Beta-blocker drugs is also been studied and proven to reduce this response with fewer side effects, bisoprolol is a beta-1 adrenoreceptor blocker which is cardioselective. The aim of this study is to compare the efficacy of bisoprolol to clonidine to reduce cardiovascular response on patients undergo general anesthesia with laryngoscopy and orotracheal intubation. Methods: In this double-blind clinical study, 56 patients were randomly assigned with random number table to receive either 200 mcg oral clonidine (group clonidine; n = 28) or 5 mg oral bisoprolol (group bisoprolol; n = 28), 120 minutes before surgery. Cardiovascular parameters (systolic and dyastolic blood pressure, mean arterial pressure, and heart rate) was recorded at the time the patient arrived in OR, 1 minute after anesthetic induction, and 1, 2, 3, 4, 5 minute after laryngoscopy and orotracheal intubation. Results: There were no significant difference between both group on patient’s characteristics. There were no significant differences in the alteration of systolic, dyastolic blood pressure, and mean arterial pressure. There was a statistically significant difference in the alteration of heart rate on the second and fourth minute after intubation. 10 (35.71%) patients in clonidine group and 8 (28.57%) patients in bisoprolol group experienced hypotension. 14 (50%) patients in clonidine group had Ramsay sedation score 2, while the rest had Ramsay sedation score 3. All the patients in bisoprolol group had Ramsay sedation score 3. Sedation score was measured 30 minutes after the patient arrived on the recovery room. Conclusion: Bisoprolol is as effective as clonidine to reduce cardiovascular response after laryngoscopy and orotracheal intubation, but clonidine produced higher sedation scores postoperatively when compared with bisoprolol.
Keywords: Clonidine, Bisoprolol, Laryngoscopy, Orotracheal Intubation.

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2011
Pengarang

Erico Mulfiardy - Nama Orang
Arif H.M. Marsaban - Nama Orang
PRYAMBODHO - Nama Orang

No. Panggil
T12008fk
Penerbit
Jakarta : Program Studi Anestesiologi dan Terapi Intensif.,
Deskripsi Fisik
xiii, 47 hlm. ; 21 x 30 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
NONE
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
-
T12008fkT12008fkPerpustakaan FKUITersedia
Image of Perbandingan efek bisoprolol oral dengan klonidin oral untuk mengurangi tanggapan kardiovaskular pada laringoskopi dan intubasi orotrakea

Related Collection