Tesis
Faktor Prognostik Remisi Miastenia Gravis Pascatimektomi = Prognostic Factors of Myasthenia Gravis Remission After Thymectomy.
Latar belakang. Timektomi adalah tatalaksana yang direkomendasikan untuk pasien dengan miastenia gravis. Angka remisi pascatimektomi masih rendah. Karakteristik pasien miastenia gravis di Indonesia berbeda dari negara maju. Identifikasi faktor prognostik yang memengaruhi remisi diperlukan untuk persiapan praoperasi untuk mendapatkan hasil yang optimal. Metode. Studi kohort retrospektif dilakukan di rumah sakit tersier kami dengan melibatkan pasien miasteniagravis yang menjalani timektomi selama empat tahun. Durasi penyakit, klasifikasi Osserman modifikasi, usia, jenis kelamin, plasmaferesis praoperasi, terapi steroid praoperasi, jenis operasi dan patologi timus adalah variabel yang diteliti dalam follow-up tiga tahun pascaoperasi. Selain itu, variabel-variabel ini menjadi sasaran uji statistik untuk faktor prognostik. Hasil. Pada 26 subjek penelitian didapatkan angka remisi 30,7%. Terdapat hubungan bermakna antara durasi penyakit (p = 0,014) dan klasifikasi Osserman modifikasi (p = 0,008) dengan remisi miastenia gravis. Durasi penyakit memiliki spesifisitas 88,9%, nilai prediksi negatif 84,2% sensitivitas 62,5% dengan nilai prediksi positif 71,4%. Klasifikasi Osserman modifikasi memiliki spesifisitas 83,2% dengan nilai prediksi negatif 88,2% dan sensitivitas 75% dengan nilai prediksi positif 66,7%. Kesimpulan. Durasi penyakit dan klasifikasi Osserman modifikasi merupakan faktor prognostik yang secara signifikan memengaruhi remisi miasteniagravis pascatimektomi di rumah sakit tersier kami.
Kata kunci: miastenia gravis, remisi, faktor prognostik, timektomi
Background. Thymectomy is a recommended treatment for myasthenia gravis, enfacing the problem of a low remission rate. However, Indonesian-specific characteristics of myasthenia gravisare somehow different from those of well developed countries. Thus, identifying prognostic factors influencing remission is required for patient selection to provide optimal preoperative issues. Methods. A retrospective cohort proceeded in our tertiary hospital, enrolling those diagnosed with myasthenia gravis who underwent thymectomy for four years. Disease period, modified Osserman classification, age, sex, preoperative plasmapheresis, preoperative steroid therapy, type of surgery and thymic pathology were the variables of interest for three year follow-up. In addition, these variables were subjected to statistical analysis for prognostic factors. Results. Twenty six subjects completed the follow-up period witha remission of 30.7% and associated with a period of suffering a thymoma (p = 0.014) and the modified Osserman classification (p = 0.008). The disease period showed a specificity of 88.9% with a negative predictive value of 84.2% and a sensitivity of 62.5% with a positive predictive value of 71.4%. The modified Osserman classification showed a specificity of 83.2% with a negative predictive value of 88.2% and a sensitivity of 75% with a positive predictive value of 66.7%. Conclusions. In our tertiary hospital, the disease period and the modified Osserman classification are prognostic factors of remission following thymectomy for myasthenia gravis.
Keywords: myasthenia gravis, remission rate, thymectomy, prognostic factor.
- Judul Seri
-
-
- Tahun Terbit
-
2022
- Pengarang
-
Winda Juwita Layardi - Nama Orang
Yefta Moenadjat - Nama Orang
Suprayitno Wardoyo - Nama Orang - No. Panggil
-
T22130fk
- Penerbit
- Jakarta : Program Studi Ilmu Bedah., 2022
- Deskripsi Fisik
-
xiii, 36 hal; ill; 21 x 30 cm
- Bahasa
-
Indonesia
- ISBN/ISSN
-
-
- Klasifikasi
-
NONE
- Edisi
-
-
- Subjek
- Info Detail Spesifik
-
Tanpa Hardcopy
T22130fk | T22130fk | Perpustakaan FKUI | Tersedia |
Masuk ke area anggota untuk memberikan review tentang koleksi