Text

Hubungan Pengetahuan Orang Tua dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi dengan Pola Swamedikasi Demam pada Anak di DKI Jakarta = The Relationship Between Parents’ Knowledge and Influencing Factors with Fever Self-Medication Pattern on Children in DKI Jakarta.

Latar belakang: Keadaan pandemi COVID-19 telah mengubah pola hidup masyarakat, termasuk dalam akses ke pelayanan kesehatan. Hal ini menyebabkan peningkatan perilaku swamedikasi, yang merupakan pengobatan sendiri yang dilakukan tanpa konsultasi dokter. Perilaku ini dapat dilakukan oleh orang tua kepada anak, khususnya pada gejala ringan seperti demam. Namun dibutuhkan pengetahuan yang baik untuk dapat melakukan swamedikasi dengan tepat. Penelitian ini bertujuan utama untuk mengetahui hubungan antara pola swamedikasi demam anak dengan pengetahuan orang tua. Metode: Penelitian ini merupakan jenis cross-sectional secara deskriptif dan analitik. Populasinya merupakan orang tua dengan anak usia dibawah 17 tahun dalam satu sahun terakhir yang berdomisili di DKI Jakarta, dan didapat 150 responden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner online dan analisis data menggunakan chi-square. Hubungan dinyatakan bermakna apabila p < 0.05. Hasil: Berdasarkan analisis, diperoleh hasil antara hubungan pengetahuan-ketepatan obat (p=0.513), pengetahuan-ketepatan dosis (p=0.363), dan pengetahuan-ketepatan lama penggunaan (p=1.000). Faktor-faktor yang bermakna pada hubungan dengan variabel yang diteliti adalah pengalaman pribadi-pemilihan obat (p=0.033) dan jenis kelamindosis (p=0.012). Kesimpulan: Prevalensi swamedikasi gejala demam anak pada masa pandemi COVID19 di wilayah DKI Jakarta sebesar 86.7%. Didapat kesimpulan bahwa tidak ada hubungan bermakna antara pengetahuan orang tua dengan pola swamedikasi. Sebagian besar orang tua di DKI memiliki tingkat pengetahuan yang baik dan pola swamedikasi dalam pemilihan obat dan lama penggunaan yang sudah tepat, namun kurang tepat pada pemilihan dosis. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pola swamedikasi demam adalah pengalaman pribadi dan jenis kelamin.
Kata kunci: Swamedikasi, Demam Anak, Pengetahuan, Orang tua, COVID-19


Background: The COVID-19 pandemic condition has changed people’s lifestyles, including accessing health services. This causes an increase in self-medication behavior, which is self-medication performed without doctor consultation. This behavior can be performed by parents to their children, especially for mild symptoms like fever. However, good knowledge is required to carry out self-medication. Therefore, this study aims to find out the relationship between child fever self-medication patterns and parents' knowledge. Methods: This study was cross-sectional research descriptively and analytically. The population was parents with children under 17 years old who lived in DKI Jakarta for the last year. Then, 150 respondents were obtained. The data collection used an online questionnaire, while data analysis used a chi-square test. The relationship is stated significant if p < 0.05. Results: Based on the analysis, was obtained the relationship between knowledge-drug accuracy (p=0.513), knowledge-dose accuracy (p=0.363), and knowledge-duration of use (p=1.000). Factors with p-value < 0.05 on variables studied were personal experience-drug selection (p=0.033) and gender-dose (p=0.012). Conclusion: The prevalence of fever self-medication on children during the COVID-19 pandemic in DKI Jakarta is 86.7%. It can be concluded that there is no significant relationship between parents’ knowledge and fever self-medication pattern. Most parents in DKI Jakarta have a good knowledge level and correct self-medication pattern for drug selection and the duration of use, but still incorrect in dosage selection. Factors that can influence self-medication pattern are personal experience and gender.
Keywords: Self-medication, Children fever, Knowledge, Parent, COVID-19