Text

Hubungan Temperamen dengan Adiksi Internet pada Mahasiswa Universitas Indonesia = Association between temperament and internet addiction in Universitas Indonesia students.

Latar belakang: Pada era di mana internet sangat mudah dijangkau seperti saat ini, remaja dan dewasa muda telah terpapar dengan keberadaan internet sejak dini. Mereka merupakan populasi yang lebih rentan terhadap adiksi internet karena adanya perubahan budaya dan gaya hidup yang bergantung pada teknologi. Riset menunjukkan terdapat beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang terkena adiksi internet, dengan temperamen sebagai salah satunya. Sampai saat ini, riset yang menunjukkan hubungan antar seluruh profil temperamen novelty seeking (NS), harm avoidance (HA), dan reward dependence (RD) dengan adiksi internet masih minim. Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan potong lintang (cross-section) pada mahasiswa Universitas Indonesia. Metode yang digunakan untuk menilai temperamen dan adiksi internet adalah Temperament and Character Inventory (TCI) dan Internet Addiction Test (IAT) versi Indonesia. Selanjutnya, data yang dikumpulkan melalui uji statistik dengan perangkat lunak SPSS versi 24 untuk menilai hubungan antara temperamen dengan adiksi internet. Hasil: Dari 237 responden yang memenuhi kriteria inklusi, prevalensi adiksi internet adalah 24,5%--dengan prevalensi pada perempuan adalah 19,7% dan laki-laki adalah 32,2%. Uji chi-square telah dilakukan untuk meneliti hubungan setiap komponen temperamen dengan adiksi internet dan didapatkan hasil yang berbeda pada NS, RD, dan HA, dengan masing-masing memiliki nilai p < 0,001 (OR 3,090; 95% CI 1,6695,772); 0,47 (OR 1,245; 95% CI 0,687-2,256); 0,046 (OR 1,834; 95% CI 1,006-3,343) secara berurutan. Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan secara statistik antara komponen temperamen novelty seeking dan harm avoidance dengan adiksi internet pada mahasiswa Universitas Indonesia.
Kata kunci: novelty seeking, harm avoidance, reward dependence, adiksi internet, penggunaan internet, mahasiswa Universitas Indonesia


Introduction: In this era when the internet is effortless to access, teenagers and young adults are exposed to the internet from such an early age. They are the population that is more at risk of internet addiction because of cultural shifts and internet-dependent lifestyles. Research has shown several factors increase individuals' risk of internet addiction, and temperament is included. However, research that focuses on the association between temperament profiles such as novelty seeking (NS), harm avoidance (HA), reward dependence (RD), and internet addiction is still limited. Method: This study is a cross-sectional study with Universitas Indonesia students as the subjects. The method used is a questionnaire that included the Indonesian version of Internet Addiction Test (IAT) and Temperament and Character Inventory (TCI). After that, the collected data underwent a statistical test to reveal the association between temperament and internet addiction using SPSS 24.0 version. Result: From 237 respondents that pass the inclusion criteria, internet addiction's prevalence is 24,5%--with prevalence in women being 19,7% and men being 32,2%. A Chi-square test was used to find associate between NS, HA, RD, and internet addiction. The test found different results, each of which has the p value of < 0,001 (OR 3,090; 95% CI 1,669-5,772); 0,47 (OR 1,245; 95% CI 0,687-2,256); 0,046 (OR 1,834; 95% CI 1,006-3,343) respectively. Conclusion: There is a statistically significant association between novelty seeking and internet addiction. There is also a statistically significant association found between harm avoidance and internet addiction.
Keywords: novelty seeking, harm avoidance, reward dependence, internet addiction, internet use, Universitas Indonesia students