Tesis

Perbedaan Kualitas Hidup Pasien Dialisis Kronik dengan Gangguan Cemas dan Tanpa Gangguan Cemas di RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta = Difference in the Quality of Life of Chronic Dialysis Patients with and without Anxiety Disorder at Cipto Mangunkusumo Hospital, Jakarta.

Latar Belakang: Dialisis merupakan terapi pengganti ginjal utama pada kondisi penyakit ginjal kronik (PGK). Efek dialisis seperti gangguan metabolik serta adanya perubahan dalam kegiatan sehari-hari untuk menyediakan waktu rutin untuk dialisis dapat berdampak bermakna pada kualitas hidup pasien. Gangguan cemas merupakan gangguan yang sering muncul pada pasien dialisis kronik, yang berhubungan dengan berkurangnya kualitas hidup, diikuti dengan kepatuhan berobat yang rendah, dan meningkatnya mortalitas. Metode: Penelitian ini merupakan sebuah studi potong lintang untuk mengetahui perbedaan kualitas hidup pasien PGK dengan dan tanpa gangguan cemas yang menjalani dialisis di RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Gambaran demografi pasien PGK disertai dengan hubungannya dengan gangguan cemas dinilai pada studi ini. Analisis bivariat dengan chi square dilakukan untuk mengetahui hubungan faktor sosiodemografi dan kejadian gangguan cemas. Uji regresi logistik dilakukan untuk mengetahui prediktor variabel independen gangguan cemas. Hasil: Gambaran demografi pada pasien PGK pada studi ini adalah laki-laki (55%), berusia dewasa muda (42,5%), tingkat pendidikan SMA (47,5%), dan sudah menikah (72,2%). Mayoritas subjek memiliki sumber pembiayaan dari BPJS (97,6%) dengan status ekonomi menengah ke bawah (38,3%), dan telah menjalani hemodialisis selama 1-5 tahun (45%). Kualitas hidup pasien PGK yang mengalami gangguan cemas memiliki skor sedang pada domain kesehatan fisik 50 (25-69), kesehatan psikologis 53 (38-81), relasi sosial 56 (19-75), serta domain lingkungan 69 (44-88). Tidak ada perbedaan skor kualitas hidup yang bermakna dengan adanya gangguan cemas dan tidak gangguan cemas pada analisis bivariat. Tingkat pendidikan D3 dan S1 merupakan faktor protektif untuk mengalami gangguan cemas pada pasien PGK. Simpulan: Tidak terdapat perbedaan kualitas hidup yang bermakna secara statistik pada pasien PGK dengan dan tanpa gangguan cemas. Banyak pasien dialisis kronik yang sebelumnya belum terdiagnosis gangguan cemas dan belum mendapat terapi. Skrining kondisi psikologis berkala pada pasien PGK perlu dilakukan saat hemodialisis dimulai hingga saat rutinitas hemodialisis, terutama pada pasien dengan tingkat pendidikan menengah ke bawah.
Kata kunci: penyakit ginjal kronik, dialisis kronik, gangguan cemas, kualitas hidup


Background: Dialysis is the main replacement therapy for chronic kidney disease (CKD). Dialysis effects such as metabolic disorder, fluid buildup, and changes in daily activities due to allocating time for routine dialysis can significantly effect patients including the quality of life (QoL). Anxiety disorder (AD) is common but often not handled well in chronic dialysis patients and associated with decrease in QoL, low medication adherence and increase in mortality. Method : Cross-sectional study to find the difference in quality of life in CKD patients with and without AD in Cipto Mangunkusumo Hospital, Jakarta. Demographic characteristics and the association with AD analyzed in this study using bivariate analysis. Logistic regression test used to know predictor of independent variable in anxiety disorder. Result: The samples were mostly men (55%), young adults (42,5%), high-school or similar education level (47,5%), married (72,2%), moderate-to-low economic status (38,3%), and have undergone hemodialysis for 1-5 years (49%). In CKD patients with AD, the QoL domain scores with moderate result in physical health, 50 (25-69), psychological health 53 (38-81), social reationship 56 (19-75), and environment 69 (44-88). There was no statistically significant difference in quality of life in bivariate analysis. Educational level of diploma or university is a protective factor for having anxiety disorder Conclusion: There was no statistically significant difference in quality of life between CKD patients with and without anxiety disorder. Many underdiagnosed pasient with anxiety disorder and getting treatment. Routine psychological screening is urged in CKD patients from the start of hemodialysis and throughout treatment, especially in secondary-to-low education level patients.
Keywords: chronic kidney disease, chronic dialysis, anxiety disorder, quality of life

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2021
Pengarang

Putri Rosarie - Nama Orang
Feranindhya Agiananda - Nama Orang
Maruhum Bonar H. Marbun - Nama Orang
Irmia Kusumadewi - Nama Orang
Martina Wiwie - Nama Orang

No. Panggil
T21468fk
Penerbit
Jakarta : Program Pendidikan Dokter Spesialis Bidang Studi Ilmu Kedokteran Jiwa.,
Deskripsi Fisik
xiv, 77 hal; ill; 21 x 30 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
NONE
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
Tanpa Hardcopy
T21468fkT21468fkPerpustakaan FKUITersedia
Image of Perbedaan Kualitas Hidup Pasien Dialisis Kronik dengan Gangguan Cemas dan Tanpa Gangguan Cemas di RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta = Difference in the Quality of Life of Chronic Dialysis Patients with and without Anxiety Disorder at Cipto Mangunkusumo Hospital, Jakarta.

Related Collection