Tesis

Evaluasi potensi interaksi antar obat pada pasien penyakit ginjal kronis stadium 3-5 pre-dialisis di RSCM tahun 2019-2020 = Evaluation of potential drug-drug interaction in chronic kidney disease patients stage 3-5 pre-dialysis at Cipto Mangunkusumo hospital in 2019-2020.

Pendahuluan: PGK merupakan penyakit yang sering memiliki beberapa komorbid sehingga perlu menggunakan berbagai terapi kombinasi obat. Oleh sebab itu, polifarmasi sering dilakukan dan salah satu konsekuensinya adalah terjadinya potensi interaksi obat (PIO). PIO dianggap sebagai masalah pengobatan yang dapat dicegah, namun dalam praktik klinis dapat mengakibatkan efek samping obat (ESO) atau reaksi obat yang merugikan. Hal tersebut tentu akan mempengaruhi klinis dan keberhasilan pengobatan serta keamanan penggunaan obat pada pasien PGK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola peresepan pasien PGK dan pengaruhnya terhadap potensi interaksi dan efek samping obat yang dicurigai akibat interaksi obat. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dan pengambilan data dilakukan secara potong lintang pada pasien PGK rawat jalan stadium 3-5 pre-dialisis di rumah sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dalam periode Januari 2019 sampai dengan Desember 2020. Data diambil dari electronic health record dan pusat rekam medis RSCM. Rujukan potensi interaksi obat menggunakan software Micromedex. Hasil: Terdapat 106 pasien yang memenuhi persyaratan dan diambil menjadi subjek penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pasien PGK rawat jalan stadium 35 pre-dialisis di RSCM tahun 2019-2020, terdapat 111 jenis obat yang diresepkan dan obat yang paling sering diresepkan adalah bisoprolol (36,5%). Proporsi pasien yang mendapatkan pengobatan dengan potensi interaksi obat adalah 76% (81 pasien), sedangkan proporsi pasien yang mengalami ESO yang dicurigai akibat interaksi obat adalah 28% (23 pasien) dari 81 pasien dengan PIO. ESO tersebut berupa hiperglikemi (17 pasien), hipertensi (1 pasien), hiperkalemi (1 pasien) dan hipotensi (1 pasien). Terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara variabel perancu yaitu, jumlah obat > 10, komorbid jantung dan DM dengan ESO yang dicurigai akibat interaksi obat (p < 0.05). Hasil multivariat mendapatkan hanya komorbid jantung (gagal jantung dan penyakit jantung koroner) yang memiliki hubungan yang bermakna secara statistik dengan ESO yang dicurigai akibat interaksi obat (p = 0,03). Kesimpulan: Pada penelitian ini, sebanyak 76% pasien mendapatkan pengobatan dengan PIO. Sedangkan 28% pasien dari 81 pasien dengan PIO mengalami ESO yang dicurigai akibat interaksi obat. ESO yang paling banyak dialami adalah hiperglikemi. Komorbid jantung merupakan faktor risiko terjadinya ESO yang dicurigai akibat interaksi obat.
Kata kunci: penyakit ginjal kronis, potensi interaksi obat, efek samping obat


Introduction: CKD often has several comorbidities so it is necessary to use various drug combination therapies. Therefore, it can lead to polypharmacy and one of its consequences is the occurrence of potential drug-drug interactions (DDI). DDI is considered a problem that can be prevented, but in clinical practice it can result in adverse drug reactions (ADR). This will certainly affect the clinical and treatment success as well as the safety of the drug use in CKD patients. This study was aimed to determine the prescribing pattern and its effect on potential DDI and ADR that are suspected due to DDI. Methods: This was a non-experimental cross-sectional study, conducted on CKD outpatients stage 3-5 pre-dialysis at Cipto Mangunkusumo Hospital in the period January 2019 to December 2020. Data were taken from electronic health records and the hospital’s medical record. The Micromedex software was used as a reference for potential drug interactions. Results: There were 106 patients who met the requirements and were taken as research subjects. The results showed that in CKD out-patients stage 3-5 pre-dialysis at RSCM in 2019-2020, there were 111 types of drugs prescribed and the most frequently prescribed drug was bisoprolol (36.5%). The proportion of patients who received treatment with a potential DDI was 76% (81 patients), while the proportion of patients who experienced ADR suspected due to DDI was 28% (23 patients) from 81 patients with suspected DDI. The ADRs were hyperglycemia (17 patients), hypertension (1 patient), hyperkalemia (1 patient) and hypotension (1 patient). There was a statistically significant association between the confounding variables, namely, number of drugs, cardiovascular disease and DM with ADR suspected due to DDI (p < 0.05). Multivariate analysis found that only cardiovascular disease (congestive heart failure and coronary artery disease) had a statistically significant relationship with ADR suspected due to DDI (p = 0.03). Conclusion: In this study, 76% of patients received treatment with potential DDI. Meanwhile, 23% from 81 patients patients with DDI experienced ADR suspected due to drug interactions. The most often occuring ADR is hyperglycemia. It was found that cardivascular comorbidity is a risk factor for having an ADR suspected cause by DDI.
Keywords: chronic kidney disease, potential drug-drug interactions, adverse drug reaction

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2021
Pengarang

Triasti Khusfiani - Nama Orang
NAFRIALDI - Nama Orang
Ni Made Hustrini - Nama Orang
Vivian Soetikno - Nama Orang

No. Panggil
T21450fk
Penerbit
Jakarta : Program Pendidikan Dokter Spesialis Farmakologi Klinik.,
Deskripsi Fisik
xiv, 95 hal; ill; 21 x 30 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
NONE
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
Tanpa Hardcopy
T21450fkT21450fkPerpustakaan FKUITersedia
Image of Evaluasi potensi interaksi antar obat pada pasien penyakit ginjal kronis stadium 3-5 pre-dialisis di RSCM tahun 2019-2020 = Evaluation of potential drug-drug interaction in chronic kidney disease patients stage 3-5 pre-dialysis at Cipto Mangunkusumo hospital in 2019-2020.

Related Collection