Tesis

Uji Diagnostik Presepsin untuk Deteksi Infeksi Pascabedah pada Anak = Presepsin as Biomarker for Detecting Postoperative Infection in Children.

Latar Belakang: Proses inflamasi sistemik pascabedah merupakan dampak dari trauma pembedahan, aktivasi kontak leukosit, dan translokasi bakteri intra-pembedahan, sehingga seringkali sulit dibedakan dengan sepsis. Gejala infeksi yang sulit dibedakan dengan SIRS, dan modalitas diagnostik yang suboptimal membuat diagnosis infeksi pascabedah pada anak sulit dan kadang terlambat ditegakkan. Presepsin merupakan salah satu penanda infeksi baru yang meningkat secara cepat sejak tahap awal infeksi bakteri, sehingga berpotensi dijadikan salah satu parameter diagnostik infeksi pascabedah. Tujuan: Untuk melihat performa diagnostik presepsin sebagai penanda infeksi pascabedah dan dibandingkan dengan prokalsitonin (PCT) dan hitung leukosit. Metode: Studi potong lintang terhadap 100 pasien anak pascabedah yang dirawat di RSCM dan RS Bunda Jakarta. Penelitian ini mencari nilai batas optimal dan tren kenaikan presepsin pada hari pertama dan ketiga pascabedah, kemudian membandingkannya dengan PCT dan hitung leukosit. Analisis kurva ROC dikerjakan untuk menentukan nilai batas optimal presepsin. Hasil: Penelitian ini mendapat nilai presepsin lebih tinggi pada kelompok infeksi dibandingkan dengan noninfeksi (median 806,5 pg/mL vs 717 pg/mL pada hari pertama, dan median 980 pg/mL vs 516 pg/mL pada hari ketiga). Pada kelompok infeksi, presepsin meningkat pada hari ketiga dengan median +252 pg/mL. Sebaliknya, terdapat penurunan kadar presepsin dari hari pertama ke hari ketiga sebesar -222,5 pg/mL pada kelompok noninfeksi. Delta presepsin (selisih presepsin hari pertama dan ketiga) memiliki performa diagnostik paling baik dibandingkan kadar presepsin hari ketiga, PCT hari pertama, dan hitung leukosit, dengan AUC berturut-turut 0,825, 0,772, 0,767, dan 0,648. Nilai batas optimal delta presepsin untuk mendiagnosis infeksi pascabedah pada penelitian ini adalah +90,5 pg/mL memiliki sensitivitas 83,53%, spesifisitas 84,15%, NDP 53,57%, NDN 95,83%, RK+ 5,26, RK- 0,2, dan akurasi 84,0%. Simpulan: Presepsin meningkat pada hari ketiga pascabedah bila terjadi infeksi. Peningkatan presepsin dari hari pertama ke hari ketiga pascabedah memberikan nilai tambah bagi klinisi untuk mendeteksi infeksi pascabedah pada anak.
Kata kunci: anak, infeksi, pembedahan, presepsin, uji diagnostik


Background: Postoperative systemic inflammation response syndrome is an event that resulted from surgical trauma, leucocyte contact activation, and intra-surgical bacterial translocation; that is often hard to distinguish with sepsis. Similar symptoms with non-infectious SIRS and suboptimal diagnostic modalities makes it difficult to diagnose postoperative infectious complication in children in time. Presepsin is a novel biologic marker that increases since early stage of bacterial infection, thus considered to be a potential diagnostic marker for postoperative infectious complications. Aim: The present study aims to investigate presepsin’s diagnostic performance for infectious complications compared with well-known biomarkers (e.g., prokalsitonin/PCT and leucocytes). Method: This study is a cross-sectional study of 100 postoperative children admitted to Cipto Mangunkusumo Hospital and Bunda Hospital. This study seeks optimal cut-off and trend of plasma presepsin concentration in first and third day after surgery, and compares them with other biomarkers. Result: Plasma presepsin level is higher in infection group compared to non-infection group (median 806.5 pg/mL vs 717 pg/mL on first day, and median 980 pg/mL vs 516 pg/mL on third day). Presepsin tends to increase on third day post-surgery (median+252 pg/mL) in children with infection. In contrast, there is a decreasing trend in non-infection group from first to third day (median -222.5 pg/mL). Presepsin delta (three-day difference between first and third day post-surgery) has overall best diagnostic performance compared to third day presepsin level, first day PCT level, and first day leucocyte level, with AUC 0.825, 0.772, 0.767, dan 0.648 respectively. Optimal cut-off for presepsin delta to diagnose postoperative infection is +90.5 pg/mL, with 83.53% sensitivity, 84.15% specificity, 53.57% PPV, 95.83% NPV, 5.26 LR+, 0.2 LR-, and 84.0% accuracy. Conclusion: Presepsin tends to increase on third day post-surgery in paediatric patients with postoperative infection. Increasing trend of presepsin from first to third day post-surgery is helpful diagnostic marker for clinicians to detect postoperative infectious complication in children.
Keywords: children, diagnostic study, infection, presepsin, surgery

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2022
Pengarang

Tiara Nien Paramita - Nama Orang
Dina Muktiarti - Nama Orang
Niken Wahyu Puspaningtyas - Nama Orang
Mulya Rahma Karyanti - Nama Orang
Hikari Ambara Sjakti - Nama Orang

No. Panggil
T22038fk
Penerbit
Jakarta : Program Studi Ilmu Kesehatan Anak.,
Deskripsi Fisik
xv, 73 hal; ill; 21 x 30 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
NONE
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
Tanpa Hardcopy
T22038fkT22038fkPerpustakaan FKUITersedia
Image of Uji Diagnostik Presepsin untuk Deteksi Infeksi Pascabedah pada Anak = Presepsin as Biomarker for Detecting Postoperative Infection in Children.

Related Collection