Text
Analisis Kadar Mangiferin yang Dihantar dalam Kitosan-Alginat Nanopartikel di Limpa Tikus pada Tmax dan Fase Eliminasi = Analysis of Nanoparticle Mangiferin Delivered in Chitosanalginate Levels in Rat Spleen during Tmax and Elimination Phase.
Latar belakang: Mangiferin konvensional dengan pemberian per oral memiliki biovailabilitas hanya sebesar 1,2% dan jalur invasif menyebabkan penurunan kualitas hidup. Mangiferin nanopartikel yang dikemas dalam kitosan-alginat diduga memiliki berbagai karakteristik yang dapat meningkatkan bioavailabilitas sehingga penelitian ini dilakukan untuk mengetahui distribusi dengan mengukur kadar mangiferin nanopartikel saat mencapai Cmax (jam ke-4) dan pada fase eliminasi yaitu 2 jam setelah Tmax (jam ke6) pada organ limpa yang terlibat dalam sistem retikuloendotel dan menjadi tempat akumulasi zat besi. Metode: Penelitian menggunakan desain eksperimental pada dua kelompok tikus Sprague-dawley yang diberikan mangiferin konvensional atau mangiferin nanopartikel kitosan-alginat dengan dosis 50 mg/kgBB. Limpa diambil pada jam ke-4 dan jam ke-6 setelah pemberian dan kadar mangiferin diukur dengan HPLC. Hasil: Kadar mangiferin konvensional pada limpa sebesar 498,00 ± 61,53 ng/g dan 769,52 ± 95,12 ng/g pada jam ke-4 dan ke-6. Sementara itu, Kadar mangiferin nanopartikel pada limpa sebesar 729,99 ± 81,40 ng/g dan 1154,87 ± 136,51 ng/g pada jam ke-4 dan ke-6 yang menunjukkan adanya peningkatan yang bermakna dengan p < 0.01 akibat karakteristik nanopartikel, kitosan-alginat, serta organ limpa itu sendiri. Kesimpulan: Kadar mangiferin nanopartikel yang dikemas dalam kitosan-alginat pada limpa lebih tinggi daripada mangiferin konvensional.
Kata kunci: Mangiferin, limpa, nanopartikel, kitosan-alginat
Background: Oral administration of conventional mangiferin has 1,2% bioavailability and invasive administration reduces quality of life. Nanoparticle mangiferin in chitosanalginate has been thought to have the characteristics to improve bioavailability, therefore this study was done to understand the distribution by measuring nanoparticle mangiferin levels during Cmax (4th hour) and elimination phase 2 hours after Tmax (6th hour) in spleen, which is involved in the reticuloendothelial system and become a place for iron accumulation. Methods: This experimental study was conducted on two groups of Sprague-dawley rats which were given 50 mg/kgBW of conventional mangiferin or nanoparticle mangiferin in chitosan-alginate. The spleens were taken on the 4th and 6th hour after administration and mangiferin levels were measured using HPLC. Result: Conventional mangiferin levels in the spleen are 498,00 ± 61,53 ng/g 769,52 ± 95,12 ng/g on the 4th and 6th hour. Meanwhile, nanoparticle mangiferin levels in the spleen are 729,99 ± 81,40 ng/g and 1154,87 ± 136,51 ng/g on the 4th and 6th hour which shows a significant improvement with p < 0.01 that arise from the characteristics of nanoparticle, chitosan-alginate, and the spleen itself. Conclusion: Nanoparticle mangiferin delivered in chitosan-alginate levels in the spleen is higher than conventional mangiferin.
Keywords: Mangiferin, spleen, nanoparticle, chitosan-alginate
- Judul Seri
-
-
- Tahun Terbit
-
2021
- Pengarang
-
Tania Meirianty - Nama Orang
- No. Panggil
-
S21048fk
- Penerbit
- Jakarta : Program Pendidikan Dokter Umum S1 Reguler., 2021
- Deskripsi Fisik
-
xiv, 32 hal; ill; 21 x 30 cm
- Bahasa
-
Indonesia
- ISBN/ISSN
-
SBP Online
- Klasifikasi
-
NONE
- Edisi
-
-
- Subjek
- Info Detail Spesifik
-
Tanpa Hardcopy
S21048fk | S21048fk | Perpustakaan FKUI | Tersedia |
Masuk ke area anggota untuk memberikan review tentang koleksi