Skripsi
Utilization of Rome Diagnostic Criteria and Factors Associated with Knowledge and Management of Functional Constipation in Infants by Indonesian Pediatricians.
Aim: To reveal the usage of the Rome diagnostic criteria by Indonesian pediatricians, and their therapeutic approach regarding the management in Infant functional constipation (FC). Methods: We designed a questionnaire with the Rome IV criteria as its foundation under expert guidance to gauge the knowledge and therapeutic approach of pediatricians. The questionnaire also asked their preferred management and how the Rome criteria are used. Results: A total of 101 respondents were obtained. The average duration of clinical experience is 6.83 ± 3.96 years. The Rome criteria is widely known (91.1%), but not all apply it in daily practice (81.2%), and only slightly more than half do use the updated Rome IV criteria (65.4%). It was discovered that while Indonesian pediatricians were generally knowledgeable with a mean score of 12.44 ± 3.27 about the Rome IV criteria and alarm symptoms, scores for therapeutic approach were overall lower with a mean of 6.95 ± 2.17. There were distinctive characteristics in the way Indonesian pediatricians approached FC. They were very likely to give lactulose (98.9%) and recommend toilet training (96.0%), however only a minority gave the correct toilet training recommendations (20.4%). Most pediatricians prefer to wait until a child does not defecate for seven days to give rectal laxatives (47.1%). Hinting at possible delayed interventions. Slightly more than half recommended additional supplementation (63.4%) despite the lack of a recommendation. Usage of Rome criteria in daily practice was found to have a statistically significant association with total knowledge scores of pediatricians (p = 0.047), those using the Rome criteria had higher mean scores compared to those who did not (12.78 ± 3.12 vs. 10.95 ± 3.55). Other variables such as length of experience, workplace, accreditation of institution attended, did not have a statistically significant association. None of the variables investigated in this study had a statistically significant effect on total therapeutic approach scores. Conclusion: Indonesian pediatricians are generally familiar with the Rome criteria for functional constipation, but their knowledge of the latest Rome IV criteria, and management of functional constipation may be lacking. Emphasis should be placed on disseminating the Rome IV criteria and evidence-based recommendations for the management of FC.
Key Words: Functional gastrointestinal disorders, Rome criteria, functional constipation, pediatricians, Rome IV
Tujuan: Untuk menggambarkan penggunaan kriteria diagnostic Rome oleh dokter anak Indonesia dan penatalaksanaannya dalam menghadapi kasus konstipasi fungsional pada balita. Metode: Kami mendesain sebuah kuesioner dengan Rome IV sebagai landasannya dibawh bimbingan ahli untuk mengukur pengetahuan dan penatalaksanaan konstipasi fungsional oleh dokter anak. Kuesionernya juga menanyakan penatalaksanaan dan penggunaan dari kriteria Rome. Hasil: Didapatkan total 101 responden. Lama pengalaman klinis selama 6.83 ± 3.96 tahun. Krtiteria Rome secara umum diketahui oleh dokter anak Indonesia (91.1%), namun tidak semua menggunakannya (81.2%), dan sekitar setengah menggunakan kriteria Rome IV yang terbaru. Ditemukan bahwa secara umum dokter anak Indonesia memiliki pengetahuan yang cukup baik tentang kriteria diagnosis konstipasi fungsional dan tanda bahayanya dengan rata-rata nilai 12.44 ± 3.27. Nilai tatalaksana secara umum lebih rendah dengan rata-rata 6.95 ± 2.17. Terdapat ciri-ciri khas dari dokter anak Indonesia dalam menangani konstipasi fungsional. Intervensi yang direkomendasikan oleh sebagian besar responden adalah laktulosa (98.9%) dan toilet training (96.0%). Namun hanya sebagian kecil yang memberikan rekomendasi toilet training yang sesuai (20.4%). Secara umum dokter lebih memilih untuk menunggu tujuh hari sebelum memberikan laksatif rektal (47.1%), menandakan kemungkinan intervensi yang tertunda yang berasosiasi dengan penyembuhan yang kurang baik. Setengah lebih responden merekomendasikan suplemen tambahan (63.4%) walaupun tidak ada rekomendasi. Penggunaan kriteria Rome pada praktik sehari-hari memiliki pengaruh yang signifikan secara statistik (p = 0.047). Dokter yang menggunakan kriteria Rome memiliki rerata nilai pengetahuan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak menggunakan (12.78 ± 3.12 vs. 10.95 ± 3.55). Variabel lain seperti pengalaman bekerja, tempat bekerja, akreditasi sekolah kedokteran, tidak memiliki efek yang signifikan secara statistik. Dari variabel sebelumnya tidak ada yang berpengaruh secara bermakna pada nilai penatalaksanaan. Kesimpulan: Dokter anak Indonesia secara umum memiliki pengetahuan yang cukup baik mengenai kriteria Rome IV dan tanda bahaya dari konstipasi fungsional. Namun pengetahuan mengenai kriteria Rome IV terbaru dan penatalaksanaan dapat ditingkatkan. Sebaiknya penyebaran informasi tentang Rome IV dan rekomendasi tatalaksana yang bersifat evidence-based ditingkatkan.
Kata Kunci: Gangguan system pencernaan fungsional, Kriteria Rome Functional, konstipasi fungsional, dokter anak, Rome IV
- Judul Seri
-
-
- Tahun Terbit
-
2020
- Pengarang
-
Brahmantyo Ardhi Wicaksono - Nama Orang
Badriul Hegar Syarif - Nama Orang - No. Panggil
-
S20199fk
- Penerbit
- Jakarta : Program Pendidikan Dokter Umum S1 KKI., 2020
- Deskripsi Fisik
-
xi, 57 hal ; ill; 21 x 30 cm
- Bahasa
-
English
- ISBN/ISSN
-
-
- Klasifikasi
-
S20199fk
- Edisi
-
-
- Subjek
- Info Detail Spesifik
-
Tanpa Hardcopy
S20199fk | S20199fk | Perpustakaan FKUI | Tersedia |
Masuk ke area anggota untuk memberikan review tentang koleksi