Tesis

Hubungan antara SI Slope pada Kurva Kinetik DCE-MRI dengan Probabilitas Keganasan Payudara Di RSUPN dr Cipto Mangunkusumo = Correlation of SI Slope in Kinetic Curve of DCE-MRI and Malignancy Probability in Breast Lesion at Cipto Mangunkusumo General Hospital.

Latar Belakang: Penegakkan diagnosis lesi ganas payudara dengan ultrasonografi dan mamografi seringkali masih menjadi tantangan. Kurva kinetik pada DCE-MRI payudara dapat membantu membedakan lesi jinak dan ganas payudara, dan terdiri dari fase inisial dan fase pasca-inisial. Berdasarkan perubahan intensitas sinyal, fase inisial dibagi menjadi tipe cepat, sedang, dan lambat, sedangkan fase pasca-inisial dibagi menjadi tipe 1/persisten, 2/plateau, dan 3/washout. Penentuan tipe fase inisial dilakukan secara kuantitatif, sedangkan penentuan tipe fase pasca-inisial dapat dilakukan secara kualitatif/subyektif, kuantitatif/obyektif dengan penghitungan nilai SI Slope, dan Computer Aided Diagnosis yang harganya masih sangat mahal. Sejauh penelusuran data, peneliti tidak menemukan penelitian di Indonesia yang menggunakan metode kuantitatif untuk evalauasi SI Slope kurva kinetik pada fase inisial dan pasca-inisial dan hubungannya dengan probabilitas keganasan lesi payudara. Metode: Penelitian ini menggunakan data sekunder pemeriksaan MRI payudara yang tersedia di PACS Departemen Radiologi RSCM dan disertasi Dr. dr. Sawitri Darmiati, SpRad(K) mulai bulan Januari 2010 hingga Juli 2021, dengan total 114 sampel yang terdiri dari 70 lesi ganas dan 44 lesi jinak Hasil: Perbedaan yang bermakna antara lesi jinak dan ganas payudara pada kelompok fase inisial, fase pasca-inisial 3 menit dan 4,5 menit dengan titik potong 5% dan 10%. Hanya fase pasca-inisial yang memilki hubungan dengan probabilitas keganasan, sedangkan fase inisial tidak memiliki hubungan dengan probabilitas keganasan. Fase inisial tipe cepat dan fase pasca-inisial tipe 3 memiliki probabilitas keganasan tertinggi yaitu 92,24%. Kategori tipe fase pasca-inisial paling baik menggunakan waktu 4,5 menit dan titik potong 5%. Tipe 3 memiliki resiko malignansi sebesar 4,88 kali sedangkan tipe 2 sebesar 3,34 kali dibandingkan tipe 1. Metode kuantitatif sama baiknya dengan metode kualitatif untuk menentukan kategori fase pasca-inisial. Simpulan: Fase inisial tidak berhubungan dengan probabilitas keganasan. Fase pasca-inisial memiliki hubungan dengan probabilitas keganasan, dengan tipe 3 memiliki probabilitas keganasan paling tinggi. Kombinasi fase inisial tipe cepat dan fase pasca-inisial tipe 3 memiliki probablitas keganasan paling tinggi. Kemampuan deteksi lesi jinak dan lesi ganas dengan fase pasca-inisial secara kuantitatif lebih baik menggunakan 4,5 menit dan titik potong 5%. Kemampuan deteksi lesi jinak dan lesi ganas dengan metode kuantitatif sama dengan metode kualitatif.
Kata kunci: SI Slope, kurva kinetik, DCE-MRI payudara, keganasan


Background: Diagnosing breast cancer with ultrasound and mammography sometimes faces difficulties. Kinetic curve in breast DCE-MRI can differentiate benign from malignan lesions. It is divided into 2 phase: initial phase and post-initial phase. Based on signal intensity changes, initial phase can be divided into fast, moderate, and slow, whereas post-initial phase can be divided into type1/ persistent, type2/plateau, and type 3/washout. There are 3 methods to assess post-initial phase kinetic curve, qualitative/ subjective, quantitative using SI Slope, and Computer Aided Diagnosis. Writer found no previous research evaluating SI Slope in initial dan post-initial phase to differentiate benign from malignant breast lesions. Method: This study collected secondary data available in PACS of Radiology Department Cipto Mangunkusumo Hospital dan dissertation of Dr. dr. Sawitri Darmiati, SpRad(K) fromg January 2010 to July 2021. Total samples are 114 samples (70 malignant lesions and 44 benign lesions). Result: There is significant differences between benign and malignant lesions in initial phase, post-initial phase with 3 minute and 4,5 minute and 5% and 10% cutoff. Post-initial phase has correlation with malignancy probability, but not with initial phase. Fast type initial phase and type 3 post-initial phase have highest probability of malignancy (92,24%). Post-initial phase is better assessed using 4,5 minute and 5% cutoff. Type 3 has 4,88x risk of malignancy and type 2 has 3,34x compared to type 1. Quantitative method has same performance compared to qualitative method in to evaluate post-initial phase. Conclusion: Initial phase has no correlation with probability of malignancy. Post-initial phase has correlation with probability of malignancy. Type 3 has highest probability of malignancy among others type. Benign and malignant lesions are more detected in post-initial phase using 4,5 minute and 5% cutoff. Both qualitative method and quantitative methods has same performance to detect benign and malignant lesion in breast parenchymal.
Keywords: SI Slope, kinetic curve, breast DCE-MRI, malignancy

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2021
Pengarang

Indah Maria Adistana - Nama Orang
Joedo Prihartono - Nama Orang
Tantri Hellyanti - Nama Orang
Sonar Soni Panigoro - Nama Orang
Sawitri Darmiati - Nama Orang

No. Panggil
T21337fk
Penerbit
Jakarta : Program Studi Spesialis Radiologi.,
Deskripsi Fisik
xvi, 56 hlm. ; 21 x 30 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
NONE
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
Tanpa Hardcopy
T21337fkT21337fkPerpustakaan FKUITersedia
Image of Hubungan antara SI Slope pada Kurva Kinetik DCE-MRI dengan Probabilitas Keganasan Payudara Di RSUPN dr Cipto Mangunkusumo = Correlation of SI Slope in Kinetic Curve of DCE-MRI and Malignancy Probability in Breast Lesion at Cipto Mangunkusumo General Hospital.

Related Collection