Tesis

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Disfungsi Sistolik Ventrikel Kiri pada Pasien dengan Alat Pacu Jantung Permanen Ventrikel Kanan Non-apikal = Factors Associated with Left Ventricular Dysfunction in Patients with Non-apical Right Ventricular Permanent Pacemakers.

Latar belakang: Alat pacu jantung permanen (APJP) ventrikel kanan nonapikal saat ini digunakan secara luas sebagai alternatif dari APJP ventrikel kanan apikal dalam rangka mencegah disfungsi sistolik ventrikel kiri. Namun, penelitian terkini membuktikan bahwa pasien dengan alat pacu jantung ventrikel kanan nonapikal juga dapat mengalami disfungsi sistolik ventrikel kiri dengan faktor predisposisi yang masih belum terbukti secara ilmiah. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan beban pemacuan ventrikel kanan nonapikal, durasi QRS pacu (pQRSd), dan durasi penggunaan APJP dengan disfungsi sistolik ventrikel kiri. Metode: Penelitian potong lintang dengan subyek yang telah menggunakan APJP ventrikel kanan nonapikal selama minimal 3 bulan dalam periode Juli 2019 hingga Juni 2021. Seluruh subjek menjalani pemeriksaan APJP, elektrokardiografi, N-Terminal pro Brain Natriuretic Peptide (NT-proBNP), dan ekokardiografi. Disfungsi sistolik ventrikel kiri didefinisikan sebagai nilai fraksi ejeksi ventrikel < 50% dan atau kadar NT-proBNP > 300 pg/ml. Durasi QRS pacu yang memanjang didefinisikan sebagai pQRSd ≥ 150 milisekon (ms). Beban pemacuan yang tinggi didefinisikan sebagai persentase pemacuan ventrikel kanan nonapikal ≥ 80% Hasil: Didapatkan 86 subyek, 38 pasien (45,65%) mengalami disfungsi sistolik ventrikel kiri. Persentase pemacuan ventrikel kanan apikal (%) menunjukkan korelasi negatif lemah (r = -0,213; p=0,049) dengan fraksi ejeksi ventrikel kiri. Nilai pQRSd berhubungan secara signifikan dengan kejadian disfungsi sistolik ventrikel kiri (160 (120-173) vs 170 (117-200); p=0,014). Pasien dengan nilai pQRSd ≥ 150 ms memiliki rasio prevalens sebesar 2.441 terhadap kejadian disfungsi sistolik ventrikel kiri (p=0,009; 95% CI (1,155-5,156)). Analisis multivariabel juga membuktikan bahwa nilai pQRSd ≥ 150 ms bersasosiasi secara signifikan dengan disfungsi sistolik ventrikel kiri (adjusted (PR) 2,441, 95% CI 1,178-4.35; p=0,019). Tidak ditemukan hubungan antara beban pemacuan ventrikel kanan dan durasi penggunaan APJP dengan disfungsi sistolik ventrikel kiri. Tidak dilakukan pembuatan model skor prediktor karena hanya satu faktor prediktor yang bermakna Kesimpulan: Durasi QRS pacu (pQRSd) berhubungan signifikan dengan disfungsi sistolik ventrikel kiri pada pasien dengan APJP ventrikel kanan nonapikal. Selain itu, ditemukan pula korelasi negatif yang lemah antara persentase pemacuan ventrikel kanan nonapikal (%) dengan fraksi ejeksi ventrikel kiri.
Kata kunci: Beban pemacuan ventrikel kanan nonapikal; disfungsi sistolik ventrikel kiri; durasi penggunaan APJP; durasi QRS pacu.


Introduction: Right ventricular non-apical (RVNA) pacing is widely used as an alternative to right ventricular apical (RVA) pacing in preventing left ventricular systolic dysfunction (LVSD). However, recent studies have shown that patients with RVNA pacing also had LVSD despite conflicting evidence about predisposing factors. We aim to study LVSD and its association with burden of RVNA pacing, paced QRS duration (pQRSd), and duration of pacemaker use. Methods: Cross sectional study with permanent RVNA pacemaker for at least 3 months or longer from July 2019 to June 2021. All subjects had pacemaker evaluation, ECG, N-Terminal pro Brain Natriuretic Peptide (NT-proBNP), and echocardiography. LVSD was defined as left ventricle ejection fraction (LVEF) < 50% and/or NT-proBNP > 300 pg/ml. Prolonged paced QRS duration (pQRSd) was defined as pQRSd ≥ 150 milisecond (ms). High pacing burden was defined as percentage of ventricular pacing ≥ 80%. Results: Out of 86 subjects, thirty-eight (45.65%) of them had LVSD. Non-apical RV Pacing (%) showed low negative correlation (r = -0.213; p=0.049) with LVEF. The pQRSd values were significantly associated with the LVSD group (160 (120173) vs 170 (117-200); p=0.014). Patients with pQRSd ≥ 150 ms had prevalence ratio (PR) of 2.441 for developing LVSD (p=0.009; 95% CI (1.155-5.156)). The multivariable analysis also showed that pQRSd ≥ 150 ms was significantly associated with LVSD (adjusted (PR) 2.441, 95% CI 1.178-4.35; p=0.019). There was no association between the burden of RV pacing and duration of pacemaker use with LVSD. Score prediction model analysis was not performed since there was only a single significant predictor. Conclusion: Paced QRS duration was significantly associated with LVSD in patients with RVNA pacemaker. In addition, a low negative correlation between the percentage of non-apical RV pacing (%) and LVEF was found.
Keywords: duration of permanent pacemaker use; left ventricular systolic dysfunction; non-apical right ventricular pacing burden; paced QRS duration.

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2021
Pengarang

Muhammad Yamin - Nama Orang
Simon Salim - Nama Orang
Idrus Alwi - Nama Orang
Siti Setiati - Nama Orang

No. Panggil
T21334fk
Penerbit
Jakarta : Program Studi Ilmu Penyakit Dalam.,
Deskripsi Fisik
xxii, 121 hal; ill; 21 x 30 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
NONE
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
Tanpa Hardcopy
T21334fkT21334fkPerpustakaan FKUITersedia
Image of Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Disfungsi Sistolik Ventrikel Kiri pada Pasien dengan Alat Pacu Jantung Permanen Ventrikel Kanan Non-apikal  = Factors Associated with Left Ventricular Dysfunction in Patients with Non-apical Right Ventricular Permanent Pacemakers.

Related Collection