Tesis

Faktor-Faktor Risiko Uji Latih Jantung Positif Berulang pada Penerbang Sipil di Indonesia = The Risk Factors of Recurrent Positive Treadmill Test among Civilian Pilots in Indonesia.

Latar Belakang: Penyakit jantung koroner merupakan salah satu penyakit terbanyak pada populasi penerbang. Uji latih jantung yang berfungsi sebagai uji penapis penyakit jantung koroner merupakan salah satu pemeriksaan yang rutin dilakukan pada penerbang. Pada pemeriksaan, sering didapatkan hasil positif berulang. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui insidensi, faktor-faktor risiko serta prediksi risiko uji latih jantung positif berulang pada penerbang sipil di Indonesia. Metode: Penelitian ini bersifat kohort retrospektif. Data diambil dari rekam medis penerbang yang melakukan pemeriksaan pada periode Januari 2019 – Juni 2020 di Balai Kesehatan Penerbangan Jakarta. Penerbang dengan uji latih jantung positif dilakukan pemantauan data hasil pemeriksaan enam bulan dan satu tahun sesudahnya. Data yang dikumpulkan dari rekam medis adalah hasil uji latih jantung, jumlah jam terbang, jenis lisensi, jenis pesawat, limitasi, intervensi kardiologis, status gizi, tekanan darah, profil lipid, gula darah puasa, riwayat merokok, riwayat penyakit jantung koroner pada keluarga, dan usia. Hasil: Terdapat 87 penerbang dengan uji latih jantung positif yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Dari jumlah tersebut, sebanyak 54 orang (62,1%) mengalami uji latih jantung positif berulang. Penerbang dengan jumlah jam terbang dalam enam bulan terakhir >275 jam meningkatkan risiko lima kali (OR 5,00 (95% IK 1,23-20,41); p=0,025) untuk mengalami uji latih jantung positif berulang. Penerbang dengan dislipidemia berisiko 3,9 kali (OR 3,86 (95% IK 1,30-11,43); p=0,015) mengalami uji latih jantung positif berulang, dan kelompok usia 60-65 tahun meningkatkan risiko 4,8 kali (OR 4,75 (95% IK 1,01-22,35); p=0,049) mengalami uji latih jantung positif berulang. Jika penerbang memiliki satu faktor risiko, maka besarnya risiko terjadi uji latih jantung positif berulang adalah sebesar 59,0%. Jika memiliki dua faktor risiko, maka besarnya risiko positif berulang adalah sebesar 60,9%. Sedangkan jika memiliki ketiga faktor risiko, maka besarnya risiko positif berulang adalah sebesar 100%. Kesimpulan: Insidensi uji latih jantung positif berulang pada penerbang sipil di Indonesia sebesar 62,1%. Jumlah jam terbang dalam enam bulan terakhir di atas 275 jam, dislipidemia dan usia lebih sama 60 tahun meningkatkan risiko uji latih jantung positif berulang. Memiliki tiga faktor risiko meningkatkan kemungkinan kejadian uji latih jantung positif berulang sebesar 100%.
Kata Kunci: penyakit jantung koroner, faktor risiko, penerbang sipil, Indonesia.


Background: Coronary artery disease is one of common diseases among pilots. Treadmill test which can be used as a screening is one of the examination performed regularly at Aviation Medical Center, Jakarta. Recurrent positive treadmill test is frequently found. The purpose of this study is to determine the incidence, risk factors, and risk prediction of recurrent positive treadmill test among civilian pilots in Indonesia. Methods: This was a retrospective cohort study. Data was obtained from medical records of civilian pilots who underwent regular examination during January 2019 – June 2020 at Aviation Medical Center, Jakarta. Data of pilots with positive treadmill test were followed up to six month and a year later. Data collected from medical records included; treadmill test result, cumulative flight hours in six months, license type, aircraft rating, limitation, cardiologic intervention, nutritional status, blood pressure, lipid profile, fasting blood glucose, history of smoking, family history of coronary artery disease, and age Results: There were 54 out of 87 pilots with recurrent positive treadmill test. Flight hours >275 in last six months increased risk of recurrent positive treadmill test by five times (OR 5.00 (95% CI 1.23-20.41); p=0.025). Pilots with dyslipidemia had 3.9 times (OR 3.86 (95% CI 1.30-11.43); p=0.015) increased risk of recurrent positive treadmill test. Pilots aged >60 years old increased the risk of recurrent positive treadmill test by 4.8 times (OR 4.75 (95% CI 1.01-22.35); p=0.049). Pilots with one risk factor had 59.0% probability of recurrent positive treadmill test, two risk factors had 60.9% probability, and three risk factors had 100% probability. Conclusion: Incidence of recurrent positive treadmill test among civilian pilots in Indonesia was 62.1%. Cumulative flight hours of more than 275 in last six months, dyslipidemia, and age of 60-65 years old increased risk of recurrent positive treadmill test among civilian pilots in Indonesia. Having all three risk factors increased probability of recurrent positive treadmill test up to 100%.
Keyword: coronary artery disease, risk factor, civilian pilots, Indonesia

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2021
Pengarang

Voltha Herry - Nama Orang
Dian Kusumadewi - Nama Orang
Ferdi Afian - Nama Orang
Indah Suci Widyahening - Nama Orang

No. Panggil
T21195fk
Penerbit
Jakarta : Program Studi Kedokteran Penerbangan.,
Deskripsi Fisik
xiv, 68 hal; ill; 21 x 30 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
NONE
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
Tanpa Hardcopy
T21195fkT21195fkPerpustakaan FKUITersedia
Image of Faktor-Faktor Risiko Uji Latih Jantung Positif Berulang pada Penerbang Sipil di Indonesia = The Risk Factors of Recurrent Positive Treadmill Test among Civilian Pilots in Indonesia.

Related Collection