Tesis
Analisis Efektivitas Biaya Tindakan Revaskularisasi Endovaskular pada Pasien Kaki Diabetik dengan Critical Limb Ischemia di RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo = Analisis Efektivitas Biaya Tindakan Revaskularisasi Endovaskular pada Pasien Kaki Diabetik dengan Critical Limb Ischemia di RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo.
Latar Belakang : Kaki diabetes merupakan salah salah satu komplikasi DM yang serius. Lebih dari 50% pasien CLI dijumpai pada DM. Perawatan kaki diabetik membutuhkan biaya medis yang besar. Revaskularisasi endovaskular saat ini menjadi pilihan terapi Tujuan : Mendapatkan gambaran umum biaya medis langsung rawat inap pasien kaki diabetik dengan CLI yang dilakukan tindakan revaskularisasi endovaskular beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya dan analisis efektivitas biaya (AEB) revaskularisasi endovaskular di RSCM manakah yang lebih cost-effective dengan 2 keluaran yang berbeda. Metode : Penelitian ini merupakan studi kohort retrospektif terhadap pasien kaki diabetik dengan CLI yang dilakukan PTA tanpa stent atau PTA dengan stent periode Januari 2014 sampai dengan Desember 2018 di RSCM. Uji Chi-Square dan analisis multivariat dengan uji regresi logistik digunakan untuk mencari hubungan antara faktor-faktor. Untuk AEB menggunakan perhitungan ACER dan ICER. Efektivitas tindakan dinyatakan dalam persentase dengan primary outcome pencegahan amputasi dan secondary outcome pencegahan MALEE (Major Adverse Lower Extremity Events) yaitu mortalitas dan/ atau amputasi dan/ atau adanya luka ulkus kaki. Hasil : Sebanyak 164 pasien menjadi subyek penelitian ini. Nilai median biaya medis langsung per pasien untuk rawat inap adalah Rp75.458.815 (dengan rentang minimum Rp19.630.561 dan maksimum Rp 520.825.400). Komponen biaya dengan persentase terbanyak adalah biaya gabungan obat, alat, bahan dan sarana selanjutnya diikuti oleh biaya tindakan medis. Nilai median biaya medis per pasien tertinggi terdapat pada periode tahun 2016, kelas 3, lesi aortoiliaka, pasien yang dilakukan PTA dengan 2 stent serta pasien yang dirawat di gedung A dan ruang intensive care. Angka mortalitas, amputasi dan adanya luka ulkus kaki diabetik pada pasien setelah tindakan dalam 1 tahun adalah 39,6%, 18,3% dan 12,8%. Jumlah komplikasi DM tipe 2 dan lama perawatan lebih dari 10 hari mempengaruhi biaya medis langsung rawat inap. Pada lesi multipel dan lesi popliteal tindakan PTA dengan stent dapat dipilih dibandingkan PTA tanpa stent untuk pencegahan amputasi dan pencegahan MALEE namun perlu dipertimbangkan tambahan biaya yang harus dikeluarkan. Untuk lesi aortoiliaka baik PTA tanpa stent maupun PTA dengan stent tidak efektif dalam pencegahan amputasi maupun MALEE. Pada pasien kelas 3 tindakan PTA dengan stent dapat dipilih dibandingkan PTA tanpa stent untuk pencegahan amputasi namun perlu dipertimbangkan tambahan biaya yang harus dikeluarkan. Namun untuk pencegahan MALEE tindakan PTA tanpa stent dapat dipilih karena lebih cost-effective dibandingkan PTA dengan stent. Kesimpulan : Jumlah komplikasi DM tipe 2 dan lama perawatan lebih dari 10 hari mempengaruhi biaya medis langsung rawat inap pasien kaki diabetik dengan CLI yang telah dilakukan tindakan revaskularisasi endovaskular. Pada lesi multipel dan popliteal tindakan PTA dengan stent tidak lebih cost-effective dibandingkan dengan PTA tanpa stent dalam hal pencegahan amputasi dan MALEE. Pada pasien kelas 3 PTA dengan stent tidak lebih costeffective dibandingkan dengan PTA tanpa stent dalam pencegahan amputasi, namun dalam pencegahan MALEE PTA tanpa stent lebih cost-effective dibandingkan PTA dengan stent.
Kata kunci : AEB, biaya medis langsung rawat inap, revaskularisasi endovaskular, kaki diabetik, CLI
Background : Diabetic foot is one of the serious diabetic complications. There are more than fifty percents CLI in diabetic patients. The nursing of diabetic foot needs much medical cost. Recently, endovascular revascularization become the choice. Objective : To get the general description about inpatient direct medical cost and its affecting factors at diabetic foot patients with CLI which were done endovascular revascularization and cost effectiveness analysis (CEA) whose more cost-effective between them with 2 different outcomes. Methods : A retrospective cohort study was done on diabetic patients with CLI undergone PTA without stent or PTA with stent from period January 2014 to December 2018 in RSCM hospital. Chi-square test and multivariate analysis logistic regression test was used to get the relationship between independent variable factors with direct medical cost. ACER and ICER were used for CEA. The effectiveness in percentage were measured for primary outcome amputation prevention and secondary outcome MALEE prevention which included mortality and or amputation and or ulcer foot. Results : A total of 164 subjects were enrolled in this study. The median direct medical cost each patient was Rp75,458,815 (with minimum Rp19,630,561 and maximum Rp 520,825,400). The most percentage of component of direct medical cost was the combination cost of drugs, devices, materials and tools then followed by cost of medical treatments. The highest median of direct medical cost was in hospitalized patient at 2016, patient of class ”3”, aortoiliaca lession, patient which was done PTA with 2 stents, and patient taken care in ”A” building and intensive care room. The mortality rate, amputation rate and ulcer foot event rate in 1 year after endovascular revascularization were 39.6%, 18.3% dan 12.8%. The number of diabetic complication and length of stay more than 10 days affected inpatient direct medical cost. In multipel lession and popliteal lession PTA with stent could be choosed than PTA without stent to prevent amputation and MALEE but required more consideration about additional cost expenditure. In aortoiliaca lession neither PTA without stent nor with stent was ineffective for amputation and MALEE preventions. In patient of class ”3” PTA with stent could be choosen than PTA without stent to prevent amputation but required more consideration about additional cost expenditure. Otherwise to prevent MALEE PTA without stent could be choosen than PTA with stent because PTA without stent was more cost-effective than PTA with stent. Conclusion : The number of diabetic complication and length of stay more than 10 days affected inpatient direct medical cost for diabetic patients with CLI undergone endovascular revascularization. In multiple and popliteal lession PTA with stent was not more cost-effective than PTA without stent for amputation and MALEE preventions. In patient of class ”3” PTA with stent was not more cost-effective than PTA without stent to prevent amputation, but to prevent MALEE PTA without stent was more cost-effective than PTA with stent.
Keywords : CEA, inpatient direct medical cost, endovascular revascularization, diabetic foot, CLI
- Judul Seri
-
-
- Tahun Terbit
-
2021
- Pengarang
-
Siti Maslamah - Nama Orang
Arif Mansjoer - Nama Orang
Em Yunir - Nama Orang
Dono Antono - Nama Orang - No. Panggil
-
T21146fk
- Penerbit
- Jakarta : Program Studi Ilmu Penyakit Dalam., 2021
- Deskripsi Fisik
-
xxx, 122 hal; ill; 21 x 30 cm
- Bahasa
-
Indonesia
- ISBN/ISSN
-
-
- Klasifikasi
-
NONE
- Edisi
-
-
- Subjek
- Info Detail Spesifik
-
Tanpa Hardcopy
T21146fk | T21146fk | Perpustakaan FKUI | Tersedia |
Masuk ke area anggota untuk memberikan review tentang koleksi