Tesis
Perbandingan Terapi Stimulasi Elektromagnetik Dan Latihan Otot Dasar Panggul Kegel Pada Inkontinensia Urin Tipe Tekanan Pasca Persalinan Kajian Pada: Kepatuhan, Gejala Subjektif – Objektif Dan Kekuatan Tonus Otot Dasar Panggul = Comparision of Electromagnetic Therapy and Kegel Exercises in Postpartum Stress Urinary Incontinence Studies on : Compliance, Subjective-Objective Symptoms and Strength of Pelvic Floor Muscle Tonus.
Latar belakang: Inkontinensia urin tipe tekanan merupakan pengeluaran urin secara involunter yang terjadi saat melakukan aktivitas fisik, bersin, atau batuk. Angka prevalensi inkontinesia urin tekanan pada kehamilan di Indonesia mencapai 14.7-52%, persalinan sendiri menyebabkan inkontinesia urin dengan prevalensi 6-24%. Stimulasi elektromagnetik dapat menjadi alternatif konservatif pertama selain latihan Kegel pada wanita yang tidak dapat mengikuti program latihan otot dasar panggul atau intervensinya tidak efektif. Penggunaan stimulasi elektromagnetik dalam inkontinensia urin tipe tekanan/stress urinary incontinence (SUI) masih belum dipahami sepenuhnya terutama pada pasien SUI pasca persalinan. Objektif: Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas stimulasi elektromagnetik terhadap inkontinensia urin tipe tekanan yang dibandingkan dengan latihan otot dasar panggul Kegel pada wanita pasca persalinan sebagai terapi konservatif yang dinilai secara subjektif dan objektif, termasuk kepatuhan pasien dalam tatalaksana terapi. Metode: Uji klinis acak tersamar tunggal pada wanita pasca persalinan dengan diagnosis inkontinesia urin tipe tekanan sejak minimal 3 bulan pasca persalinan mulai Maret 2020 sampai dengan Februari 2021 di Rumah Sakit YPK Mandiri Jakarta. Hasil: Tidak terdapat perbedaan perbaikan inkontinensia urin tipe tekanan secara subjektif menggunakan UDI 6 dan secara objektif menggunakan uji pembalut 1 jam yang melakukan tatalaksana terapi stimulasi elektromagnetik dengan latihan otot dasar panggul Kegel pada inkontinensia urin tipe tekanan pasca persalinan. Terdapat perbedaan bermakna perbaikan kekuatan otot dasar panggul tatalaksana terapi stimulasi elektromagnetik yang lebih baik daripada latihan otot dasar panggul Kegel pada inkontinensia urin tipe tekanan pasca persalinan. Kesimpulan: Stimulasi elektromagnetik dan latihan Kegel sama efektifnya sebagai terapi konservatif inkontensia urin tipe tekanan pasca persalinan, namun kekuatan otot dasar panggul meningkat bermakna pada stimulasi elektromagnetik dibandingkan latihan Kegel.
Kata kunci: Stimulasi elektromagnetik, latihan Kegel, kepatuhan, keluhan subjektif dan objektif, kekuatan otot dasar panggul, inkontinensia urin tipe tekanan pasca persalinan
Background: Stress urinary incontinence is an involuntary leakage of urine that occurs during physical activity, sneezing, or coughing. The prevalence of stress urinary incontinence in pregnancy in Indonesia is 14.7-52%, while childbirth itself causes urinary incontinesia with a prevalence of 6-24%. Electromagnetic stimulation may be the first conservative alternative to pelvic floor exercises in women who are unable to follow a Kegel exercise or the intervention is ineffective. The use of electromagnetic stimulation in stress urinary incontinence (SUI) is not fully understood, especially in postpartum SUI patients. Objective: This study was conducted to evaluate the effectiveness of electromagnetic stimulation on stress urinary incontinence compared with Kegel pelvic floor muscle exercises in postpartum women as conservative therapy assessed subjectively and objectively, including patient compliance to treatment management. Methods: Single blind randomized clinical trial in postpartum women with a diagnosis of stress urinary incontinence from at least 3 months postpartum from March 2020 to February 2021 at YPK Mandiri Hospital Jakarta. Result: There was no difference in the improvement of stress urinary incontinence subjectively using UDI 6 and objectively using the 1-hour pad test which performed electromagnetic stimulation therapy with Kegel pelvic floor muscle exercises in postpartum stress urinary incontinence. There is a significant difference in the improvement of pelvic floor muscle strength in the management of electromagnetic stimulation therapy that is better than Kegel pelvic floor muscle exercises in postpartum stress urinary incontinence. Conclusion: Electromagnetic stimulation and Kegel exercises were equally effective as conservative therapy for postpartum stress urinary incontinence, but pelvic floor muscle strength was significantly increased with electromagnetic stimulation compared to Kegel exercises.
Keyword: Electromagnetic stimulation therapy, Kegel exercises, compliance, subjective and objective symptomps, pelvic floor muscle strength, postpartum stress urinary incontinence
- Judul Seri
-
-
- Tahun Terbit
-
2021
- Pengarang
-
Roziana - Nama Orang
Budi Iman Santoso - Nama Orang
Surahman Hakim - Nama Orang
Nadir Chan - Nama Orang
Joedo Prihartono - Nama Orang - No. Panggil
-
T21072fk
- Penerbit
- Jakarta : Sp-2 Obstetri dan Ginekologi., 2021
- Deskripsi Fisik
-
xviii, 88 hal; ill; 21 x 30 cm
- Bahasa
-
Indonesia
- ISBN/ISSN
-
-
- Klasifikasi
-
NONE
- Edisi
-
-
- Subjek
- Info Detail Spesifik
-
Tanpa Hardcopy
T21072fk | T21072fk | Perpustakaan FKUI | Tersedia |
Masuk ke area anggota untuk memberikan review tentang koleksi