Tesis
Hubungan asam urat dengan Symmetric Dimethylarginine Sebagai Penanda Penyakit Kardiovaskular Pada Pasien Hemodialisis Dua Kali Seminggu = Relationship between uric acid and symmetric dimethylarginine as a marker of cardiovascular disease in hemodialysis patients twice a week.
Latar Belakang dan Tujuan: Pada penelitian di luar negeri, hubungan kadar asam urat darah yang tinggi dengan penyakit kardiovaskular pada pasien hemodialisis tiga kali seminggu memperlihatkan hasil yang berbeda-beda. Symmetric Dimethylarginine (SDMA) merupakan penanda penyakit kardiovaskular yang sudah lama diketahui pada sejumlah penelitian epidemiologi, termasuk pada populasi pasien hemodialisis. Penelitian pada populasi dewasa muda sehat terdapat hubungan antara kadar asam urat darah yang tinggi dengan peningkatan kadar SDMA darah. Penelitian ini mempelajari hubungan antara kadar asam urat dengan kadar SDMA darah pada pasien hemodialisis dua kali seminggu. Metodologi: Penelitian ini adalah studi analisis dengan disain potong lintang pada 78 pasien hemodialisis dua kali seminggu. Studi ini menganalisis hubungan kadar asam urat darah dan faktor-faktor perancu dengan peningkatan kadar SDMA. Hasil: Analisis data dengan uji Mann Whitney menemukan perbedaan rerata kadar SDMA yang bemakna (P=0,027) antara kadar asam urat darah ≤ 8 mg/dL dengan > 8 mg/dL. Usia > 65 tahun (P=0,029), hipertensi (P=0,005) dan adekuasi HD (P=0,046) merupakan faktor-faktor yang juga dapat meningkatkan kadar SDMA dari hasil analisis stratafikasi. Data analisis stratafikasi mendapatkan kadar rerata SDMA yang mencapai adekuasi HD lebih tinggi dibandingkan yang tidak mencapai adekuasi HD. Analisis dilakukan dengan menggunakan rumus adekuasi HD KT/V terhadap rerata kadar SDMA. High flux dialyzer (mesin Fresenius dengan K 197 ml/menit) membersihkan molekul SDMA lebih baik dibandingkan dengan low flux dialyzer (Mesin B-Braun dengan nilai K 189 ml/menit) dan secara statistik bermakna (P=0,026). Analisis nilai T dan V terhadap rerata kadar SDMA didapatkan tidak bermakna. Kesimpulan: Pada pasien hemodialisis dua kali seminggu, kadar asam urat darah yang tinggi > 8 mg/dL berhubungan dengan peningkatan kadar SDMA darah sebagai penanda penyakit kardiovaskular. Usia > 65 tahun dan hipertensi juga berhubungan dengan peningkatan rerata kadar SDMA. Hemodialisis menggunakan high flux dialyzer berhubungan dengan kadar SDMA yang lebih rendah.
Kata Kunci: asam urat, SDMA, hemodialisis.
Background and Objectives: In studies abroad, the relationship between high blood uric acid levels and cardiovascular disease in hemodialysis patients three times a week showed different results. Symmetric dimethylarginine (SDMA) is a known marker of cardiovascular disease in a number of epidemiological studies, including in the hemodialysis patient population. Research on a population of healthy young adults has an association between high blood uric acid levels and increased blood SDMA levels. This study aimed is to know the relationship between uric acid levels and blood SDMA levels in hemodialysis patients twice a week. Materials and Methods: This study was an analytical study with a crosssectional design in 78 hemodialysis patients twice a week. This study analyzed the relationship between blood uric acid levels and confounding factors with increasing blood SDMA levels. Results: Data analysis with the Mann Whitney test found a significant difference in the mean SDMA level (P = 0.027) between blood uric acid levels ≤ 8 mg / dL and> 8 mg / dL. Age> 65 years old (P = 0.029), hypertension (P = 0.005) and HD adequacy (P = 0.046) are factors that can also increase SDMA levels from the results of the stratafication analysis. The stratafication analysis data showed that the mean SDMA level that reached HD adequacy was higher than those that did not achieve HD adequacy. The analysis was carried out using the KT / V HD adequacy formula to the mean of SDMA levels. High flux dialyzer (Fresenius machine with K 197 ml/min) cleared SDMA molecules better than low flux dialyzer (B-Braun machine with K value 189 ml/min) and was statistically significant (P=0.026). The analysis of T and V values on the mean of SDMA level was found to be insignificant. Conclusion: In twice-weekly hemodialysis patients, a high blood uric acid level > 8 mg / dL was associated with increased blood SDMA levels as a marker of cardiovascular disease. Age > 65 years and hypertension were also associated with increased mean SDMA levels. Hemodialysis using a high flux dialyzer was associated with lower SDMA levels.
Keywords: uric acid, SDMA, hemodialysis.
- Judul Seri
-
-
- Tahun Terbit
-
2021
- Pengarang
-
Yassir - Nama Orang
Aida Lydia - Nama Orang
Rudy Hidayat - Nama Orang
Suhendro - Nama Orang - No. Panggil
-
T21011fk
- Penerbit
- Jakarta : Sp-2 Ilmu Penyakit Dalam., 2021
- Deskripsi Fisik
-
xvi, 72 hal; ill; 21 x 30 cm
- Bahasa
-
Indonesia
- ISBN/ISSN
-
-
- Klasifikasi
-
NONE
- Edisi
-
-
- Subjek
- Info Detail Spesifik
-
Tanpa Hardcopy
T21011fk | T21011fk | Perpustakaan FKUI | Tersedia |
Masuk ke area anggota untuk memberikan review tentang koleksi