Tesis

Perbandingan hasil pemeriksaan dahak basil tahan asam dan biakan Mycobacterium tuberculosis dalam menentukan konversi pasien tuberkulosis resisten obat yang mendapat pengobatan paduan jangka pendek = Comparison between acid fast bacili smear microscopy and Mycobacterium tuberculosis culture in determining the conversion of patients with drug resistant tuberculosis that receiving short term regimen treatment.

Pendahuluan: Konversi dahak merupakan salah satu metode untuk pemantauan kemajuan pengobatan pasien tuberkulosis resistan obat (TB RO) termasuk pada pasien yang mendapat pengobatan paduan jangka pendek. Pemeriksaan dahak BTA memerlukan sedikitnya 5.000 kuman/ml dahak untuk mendapatkan hasil positif. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian hasil antara pemeriksaan dahak BTA dengan biakan MTb pada pasien TB RO yang mendapat pengobatan paduan jangka pendek di RSUP Persahabatan. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian kohort prospektif dari pasien baru TB RO yang berobat di poliklinik TB MDR RSUP Persahabatan sejak Agustus 2019 sampai Januari 2020 dan mendapat pengobatan paduan jangka pendek. Pengambilan sampel dilakukan secara total sampling. Pemeriksaan dahak dilakukan setiap bulan. Hasil: Total subjek sebesar 31 sampel (17 laki-laki dan 14 perempuan) dengan rerata usia 34,9±10,9 tahun. Hasil dahak BTA baseline negatif 54,8% dan hasil biakan MTb baseline positif 80,6%. Subjek dengan TB MDR 64,5%. Subjek yang konversi di bulan I berdasarkan dahak BTA dan biakan MTb sebanyak 71,1% dan 74,2%. Terdapat hubungan bermakna antara konversi berdasarkan dahak BTA dengan konversi berdasarkan biakan MTb dengan nilai p = 0,000. Terdapat kesesuaian yang kuat antara pemeriksaan dahak BTA dengan pemeriksaan biakan MTb dalam menentukan konversi pasien TB RO yang mendapat pengobatan paduan jangka pendek dengan nilai kappa 0,619. Kesimpulan: Pemeriksaan dahak BTA saja cukup untuk menentukan konversi pasien TB RO yang mendapat pengobatan paduan jangka pendek.
Kata kunci: Tuberkulosis resistan obat, paduan jangka pendek, konversi, dahak BTA, biakan MTb.


Introductions: Sputum conversion is one of the methods to evaluate the treatment progress in patients with drug-resistant tuberculosis (DR-TB) including in patients receiving short-term regimen (STR). The acid fast bacili (AFB) smear microscopy requires at least 5,000 bacteria/mL of sputum to elicit positive result. Aims: This study aimed to determine the concordance between sputum AFB smear and Mycobacterium tuberculosis (MTb) culture in DR-TB patients receiving STR in Persahabatan Hospital. Methods: This prospective cohort study involves new DR-TB patients receiving STR in Persahabatan Hospital between August 2019 and January 2020 by total sampling method. The sputum was examined every month. Results: Total subjects were 31 (17 males and 14 females) of mean age 34.9 ± 10.9 years old. The baseline of AFB smear negative bacterial load was 54.8% and MTb positive cultures was 80.6%. Subjects were multidrug-resistant tuberculosis (MDR-TB) 64,5%. Subjects had conversion time of AFB smear and MTb culture in the first month of treatment 71.1% and 74.2%. There was a correlation between sputum AFB smear conversion and MTb culture (p = 0.000). There was a strong concordance between AFB smear and MTb culture in determining the conversion of DR-TB patients receiving STR with kappa value 0.619. Conclusions: The sputum AFB smear alone was sufficient in determining the conversion of DR-TB patients receiving STR.
Keywords: drug-resistance tuberculosis, short-term regimen, conversion, AFB smear, MTb culture