Tesis

Penggunaan antigen p24, IDR-Gp41 dan ID2-Pol dalam uji aviditas untuk identifikasi kasus baru pada infeksi HIV = The use of p24, IDR-Gp41 and ID2-Pol antigens in avidity assay to determinate new cases of HIV infection.

Identifikasi infeksi baru HIV diperlukan untuk menilai insiden HIV dalam populasi dalam rangka evaluasi strategi intervensi untuk pencegahan penularan HIV. Pengukuran aviditas ikatan antibodi dengan antigen HIV telah dikemukakan untuk penilaian insiden HIV. Uji aviditas ini berbasis kekuatan gabungan afinitas berganda antara lebih dari satu epitop pada suatu antigen HIV dengan antibodi yang mengenali setiap epitop tersebut secara spesifik. Pada infeksi baru, kekuatan ikatan spesifik antara antibodi yang di induksi oleh antigen yang dikenalinya secara relatif bersifat lemah dan dapat diputuskan dengan penambahan reagensia chaotropic. Pada infeksi yang telah berlangsung lama, seleksi klonal sel B penghasil antibodi spesifik mengakibatkan terjadinya ikatan antigen-antibodi yang kuat dan tidak dapat diputuskan dengan penambahan reagensia chaotropic. Uji aviditas komersial telah tersedia, namun antigen yang digunakan dalam uji komersial tersebut belum tentu sesuai dengan galur HIV yang beredar di Indonesia, yang didominasi oleh subtipe CRF01_AE dengan tambahan subtipe lainnya, yaitu subtipe A, B, C, CRF01_AG dan yang lainnya. Untuk menyelesaikan permasalahan perbedaan antara galur HIV-1 yang beredar di Indonesia dengan subtipe antigen HIV yang digunakan pada uji aviditas, antigen HIV yang dipakai dalam penelitian ini disesuaikan dengan galur HIV yang beredar di Indonesia. Untuk menentukan kandidat antigen HIV yang paling sesuai untuk uji aviditas HIV, digunakan tiga jenis protein struktural HIV, yaitu Gag (p24), Polimerase (IDR-Pol2) dan Envelop (IDR-Gp41). Uji aviditas dilakukan berdasarkan Enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA) ikatan antigen-antibodi yang bersifat lemah diputuskan dengan penambahan dapar sodium sitrat, pH 3. Sampel serum yang telah ditentukan reaktivitasnya sebagai positif dan negatif oleh Palang Merah Indonesia, digunakan untuk pengujian dalam penelitian ini. Setiap sampel diuji secara triplikat dengan uji aviditas. Hasil indeks aviditas setiap sampel dibandingkan setiap dengan pola reaktivitasnya pada uji Western Blot. Analisis perbandingan tersebut menunjukkan bahwa peningkatan nilai indeks aviditas yang menggunakan antigen IDR-Gp41 (daerah imunodominan Gp41) berkorelasi dengan kelengkapan pola reaktivitas pada Western Blot. Hal ini tidak ditemukan pada pengujian menggunakan antigen polimerase, IDRPol2, dan antigen Gag, p24. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa IDR-Gp41 berpotensi untuk digunakan lebih lanjut dalam pengembangan uji aviditas HIV berbasis galur HIV yang beredar di Indonesia.
Kata kunci : Uji Aviditas, HIV-1, Gp-41, Pol, p24


Identification of new HIV infection is required to measure HIV incidence in a population for evaluation of intervention strategies for prevention of HIV transmission. The measurement of avidity of antibody binding to HIV antigen has been promoted for estimation of HIV incidence. This avidity assay is based on accumulated strength of multiple affinities of binding between epitopes of a given HIV antigen with their specific corresponding antibodies. In new infection, the strength of specific bindings between antibodies induced by the infection with their corresponding antigen is relatively weak and can be broken by addition of chaotropic reagent. In long-term infection, clonal selection of B cells that produce specific antibodies resulted in strong antigen-antibody binding that cannot be broken by the addition of chaotropic reagent. Commercial avidity assays are already available, however the antigens used in these assays may not accommodate the circulating HIV strains in Indonesia that is dominated by CRF01_AE subtype with the addition of other subtypes such as subtypes A, B, C, CRF01AG and others. In order to address the differences between circulating subtypes of HIV-1 in Indonesia and the subtypes of HIV antigen that is used in avidity assay, the HIV antigens that are employed in this research are based on circulating HIV strains in Indonesia. To identify the most appropriate candidate of HIV antigen for HIV avidity assay, three structural proteins of HIV were used, namely Gag (p24), Polymerase (IDRPol2) and Envelope (IDR-Gp41). The avidity assay is performed based on Enzymelinked immunosorbent assay (ELISA) and weak antigen-antibody binding is broken by addition of sodium citrate buffer, pH 3. Serum samples that have been determined as HIV-1 positively and negatively reactive by the Indonesian Red Cross were tested in this study. Each samples were tested in triplicate by the avidity assay. The results of the Avidity index were compared with the corresponding pattern of reactivity shown by Western Blotting. The comparative analysis revealed that the increased value of avidity index resulting from the employment of IDR-Gp41 (immunodominant region of Gp41) antigen correlates with the completeness of reactivity pattern of western blot. This finding, however is not true in the case of polymerase antigen, IDR-Pol2, and Gag antigen, p24. Based on the result of this study, it can be concluded that IDR-Gp41 has the potential to be used in further development of HIV avidity assay that is based on circulating strains of HIV in Indonesia.
Key Words : Avidity assay, HIV-1, Gp-41, Pol, p24

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2018
Pengarang

Julian Eva Arifa - Nama Orang
Silvia Tri Widyaningtyas - Nama Orang
Budiman Bela - Nama Orang

No. Panggil
T18607fk
Penerbit
Jakarta : Program Magister Ilmu Biomedik.,
Deskripsi Fisik
xv, 71 hal; ill; 21 x 30 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
T18607fk
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
-
T18607fkT18607fkPerpustakaan FKUITersedia
Image of Penggunaan antigen p24, IDR-Gp41 dan ID2-Pol dalam uji aviditas untuk identifikasi kasus baru pada infeksi HIV = The use of p24, IDR-Gp41 and ID2-Pol antigens in avidity assay to determinate new cases of HIV infection.

Related Collection