Skripsi
Hubungan Antara Perawakan Pendek dengan Masalah Psikososial pada Anak Usia Sekolah Dasar = The relationship between short stature and psychosocial problems in primary school-aged children.
Pendahuluan: Perawakan pendek merupakan masalah pertumbuhan yang banyak ditemukan di negara berkembang. Di Indonesia, prevalensi anak usia sekolah dasar dengan perawakan pendek mencapai 23,6% pada tahun 2018. Perawakan pendek pada anak dikaitkan masalah psikososial yang diduga disebabkan oleh perundungan, stigmatisasi, dan isolasi sosial yang dihadapi anak. Walaupun demikian, penelitian sebelumnya yang membahas topik ini memberi hasil yang bervariasi dan jumlahnya belum adekuat. Oleh karenanya, penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara perawakan pendek dengan masalah psikososial pada anak usia sekolah dasar. Metode: Desain penelitian potong lintang digunakan pada anak usia sekolah dasar di SDN 01 Kampung Melayu. Penelitian dilakukan dengan membandingkan kelompok tinggi badan anak dengan hasil skrining masalah psikososial menggunakan kuesioner PSC-17, yang menilai tiga subskala masalah perilaku (internalisasi, eksternalisasi, dan perhatian). Hasil: Prevalensi anak berperawakan pendek di SDN 01 Kampung Melayu mencapai 15,28%. Prevalensi anak dengan masalah psikososial adalah 18,12% dan prevalensi anak berperawakan pendek dengan masalah psikososial adalah 22,73%. Hasil analisis perawakan pendek terhadap masalah psikososial pada anak menunjukkan hubungan yang tidak bermakna secara statistik, baik secara umum (p = 0,268), subskala internalisasi (p = 0,532), eksternalisasi (p = 0,400), perhatian (p = 0,414), dan skor total PSC-17 (p = 0,614). Kesimpulan: Tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara perawakan pendek dengan masalah psikososial pada anak usia sekolah dasar.
Kata kunci: Perawakan pendek, masalah psikososial, anak usia sekolah dasar
Introduction: Short stature is a growth problems that is commonly found in developing countries. In Indonesia, the prevalence of primary school-aged children with short stature reaches 23,6% in 2018. Short stature in children is associated with psychosocial problems that are thought to be related to abuse, stigmatization, and social isolation faced by children. However, previous studies discussing this topic have had mixed results and the amount of studies have not been adequate. Therefore, this study aims to look for the relationship between short stature and psychosocial problems in primary school-aged children. Method: A cross-sectional study design was used in primary school-aged children at SDN 01 Kampung Melayu. The study was conducted by comparing groups of children’s height and screening results for psychosocial problems using the PSC-17 questionnaire, which assesses three subscales of behavioral problems (internalizing, externalizing, and attention). Results: The prevalence of short statured children in SDN 01 Kampung Melayu reached 15,28%. The prevalence of children with psychosocial problems is 18,12% and the prevalence of short statured children with psychosocial problems is 22,73%. Analysis of association between short stature and psychosocial problems showed no statistically significant relationship, for general psychosocial problems (p = 0,268), internalization subscale (p = 0,532), externalization (p = 0,400), attention (p = 0,414), and PSC-17 total score (p = 0,614). Conclusion: No significant relationship was found between short stature and psychosocial problems in primary school-aged children.
Kata kunci: Short stature, psychosocial problems, primary school-aged children
- Judul Seri
-
-
- Tahun Terbit
-
2019
- Pengarang
-
Salsabila Yasmine Dyahputri - Nama Orang
Rini Sekartini - Nama Orang - No. Panggil
-
S19047fk
- Penerbit
- Jakarta : Program Pendidikan Dokter Umum S1 Reguler., 2019
- Deskripsi Fisik
-
xiv, 53 hal; ill; 21 x 30 cm
- Bahasa
-
Indonesia
- ISBN/ISSN
-
-
- Klasifikasi
-
S19047fk
- Edisi
-
-
- Subjek
- Info Detail Spesifik
-
-
S19047fk | S19047fk | Perpustakaan FKUI | Tersedia |
Masuk ke area anggota untuk memberikan review tentang koleksi