Tesis

Pola Mikroorganisme Pasien TB Resisten Obat dengan Infeksi Saluran Napas Bawah yang Dirawat Inap di RS Rujukan Respirasi Nasional Persahabatan Jakarta dan FaktorFaktor yang Mempengaruhi = Microorganisms pattern of Hospitalized Drug Resistant Tuberculosis Patients with Lower Respiratory Tract Infections at National Respiratory Referral Persahabatan Hospital.

Pendahuluan: Tuberkulosis resistan obat (TB RO) merupakan masalah kesehatan global dan sebagai hambatan dalam upaya pengendalian tuberkulosis (TB) di dunia. Infeksi sekunder adalah infeksi yang terjadi pada saat terinfeksi kuman lain atau sedang dalam terapi untuk jenis kuman lain. Infeksi sekunder pada pasien TB dapat disebabkan oleh banyak faktor yang mempengaruhi imunitas individu. Koinfeksi dengan organisme lain dapat berperan dalam progresivitas TB dan mempengaruhi luaran terapi TB. Data mengenai pola mikroorganisme pasien TB RO dengan infeksi saluran napas bawah di Indonesia. Tujuan: Untuk mengetahui pola mikroorganisme pada pasien TB RO dengan infeksi saluran napas bawah dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Metode: Analisis observasional kohort retrospektif kohort di RS Rujukan Respirasi Nasional Persahabatan, Jakarta Indonesia secara total sampling diperoleh dari Januari 2018 hingga Desember 2018. Kami meninjau rekam medis 84 pasien dengan diagnosis TB RO dengan infeksi saluran napas bawah dan 66 status rekam medis yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil: Sebanyak 66 pasien yang termasuk dalam penelitian ini 65,2% infeksi saluran napas bawah bronkiektasis terinfeksi. Status HIV reaktif berhubungan dnegan kejadian infeksi saluran napas bawah pada pasien TB RO (p=0,001). Gangguan fungsi ginjal dan gangguan fungsi hati juga berhubungan bermakna dengan kejadian infeksi saluran napas bawah (p=0,041 dan p=0,046). Klebsiella pneumonia adalah mikroorganisme terbanyak yaitu 15,2%. Kuman multidrug resistant obat (MDRO) ditemukan sebanyak 56% dengan mikroorganisme MDRO terbanyak adalah Acinetobacter baumanii. Waktu konversi sputum memiliki rerata 2,96  1,83 bulan. Kematian < 30 hari ditemukan sebanyak 30,3% dan ada hubungan yang bermakna antara infeksi saluran napas bawah dan kematian < 30 hari pada pasien TB RO (p=0,025). Kesimpulan: Infeksi saluran napas bawah pada TB RO yang paling banyak adalah bronkiektasis terinfeksi dengan pola mikroorganisme gram negatif serta kuman MDRO banyak ditemukan. Kejadian infeksi saluran napas bawah berhubungan bermakna terhadap kematian < 30 hari pada pada pasien TB RO.
Kata kunci: Tuberkulosis resistan obat, infeksi saluran napas bawah, gram negatif, MDRO, kematian < 30 hari.


Inroductions: Drug resistant tuberculosis (DR-TB) is a global health problem and an obstacle in efforts to control tuberculosis (TB) in the world. Secondary infections are infections that occur when infected with other microorganisms or are in therapy for other microorganisms. Secondary infections in TB patients can be caused by many factors that altered individual immunity. Co-infections with other microorganisms can caused the progressivity and outcome of TB therapy. Data regarding on the patterns of microorganisms in DR-TB with lower respiratory tract infections in Indonesia is currently not available. Aims: To know the pattern of microorganisms in DR-TB patients with lower respiratory tract infections and any factors that influenced it. Methods: We did a cohort retrospective observational analytical in National Respiratory Referral Persahabatan Hospital, Jakarta Indonesia. Total sampling data was obtained from January 2018 until December 2018. We reviewed the records of 84 patients with the diagnosis DR-TB with lower respiratory tract infections and 66 medical record status who met inclusion criteria. Results: A total of 66 patients who included in the study, 65,2% were infected bronchiectasis. Reactive HIV status was one of the factors that associated with lower respiratory tract infections in DR-TB (p=0,002). Altered renal function and altered liver function test in patient with lower respiratory tract infection in DR-TB (p=0,041 dan p=0,046). Klebsiella pneumonia (15,2%) was the most microorganisms and multidrug resistant (MDR) microorganisms was found 56% with the most were Acinetobacter baumanii. Average time for sputum conversion time was 2,96  1,83 months. Mortality less than 30 days was found 30,3% and there was statistically significant relationship between lower respiratory tract infections and mortality in DR-TB (p=0,025). Conclusions: The most common lower respiratory tract infections in DR-TB are infected bronchiectasis with MDR-gram negative patterns. Lower respiratory tract infection was significantly related to mortality less than 30 days in DR-TB.
Keywords: drug resistant tuberculosis, lower respiratory tract infections, gram negative, MDR microorganisms, mortality less than 30 days

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2019
Pengarang

Tina Reisa - Nama Orang
Erlina Burhan - Nama Orang
Fathiyah Isbaniah - Nama Orang

No. Panggil
T19556fk
Penerbit
Jakarta : Program Studi Pulmonologi & Ilmu Kedokteran Respirasi.,
Deskripsi Fisik
xv, 77 hal; ill; 21 x 30 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
T19556fk
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
-
T19556fkT19556fkPerpustakaan FKUITersedia
Image of Pola Mikroorganisme Pasien TB Resisten Obat dengan Infeksi Saluran Napas Bawah yang Dirawat Inap di RS Rujukan Respirasi Nasional Persahabatan Jakarta dan FaktorFaktor yang Mempengaruhi = Microorganisms pattern of Hospitalized Drug Resistant Tuberculosis Patients with Lower Respiratory Tract Infections at National Respiratory Referral Persahabatan Hospital.

Related Collection