Tesis
Gambaran Luaran Anatomis Pascaoperasi Sacrospinosus Fixation (SSF) Pada Kasus Prolaps Organ Panggul di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo (RSUPN) tahun 2013-2018 = Post-operative anatomical Outcome of Sacrospinosus Fixation (SSF) in Pelvic Organ Prolapse Cases at Cipto Mangunkusumo General Hospital (RSUPN) in 2013-2018.
Latar Belakang: Prolaps organ panggul (POP) merupakan suatu penonjolan atau penurunan dinding vagina berserta organ-organ pelvis (uterus, kandung kemih, usus dan rektum) kedalam liang vagina atau keluar dari introitus vagina. Terdapat beberapa teknik operasi rekonstruksi POP dengan berbagai luaran operasi, salah satu teknik operasi rekonstruksi yang sering digunakan adalah Sacrospinosus Fixation (SSF). Sampai saat ini belum ada penelitian tentang gambaran luaran anatomis operasi Sacrospinosus Fixation (SSF) pada pasien prolaps organ panggul ataupun angka rekurensi prolaps organ panggul pascaoperasi. Tujuan: Untuk mengetahui luaran anatomis operasi teknik Sacrospinous Fixation (SSF) Metode: Penelitian ini menggunakan desain kohort retrospektif, archival study. Data diambil dari data sekunder rekam medis untuk evaluasi luaran operasi berupa titik C (POP-Q) pascaoperasi Sacrospinosus Fixation (SSF). Sebanyak 34 pasien yang masuk ke kriteria inklusi dilakukan analisis terhadap titik C praoperasi dan pascaoperasi. Analisis menggunakan Uji T berpasangan pada variabel dengan distribusi normal, dan Uji Wilcoxon-Sign Rank pada variabel distribusi tidak normal. Hasil: Dari 34 pasien yang dilakukan analisis, usia rerata pasien adalah 55,1 tahun, serta memiliki median IMT 25.2 kg/m2, derajat prolaps praoperasi 3-4 (67.6%), multiparitas 67.6%, dan riwayat histerektomi 17.6%. Pengukuran skor POP-Q dilakukan sebelum dan sesudah operasi, dengan rerata titik C praoperasi sebesar 3,62 ±1,12, sedangkan median 3,0 dengan nilai minimum -1 dan maksimum +9. Pada pengukuran pascaoperasi didapatkan rerata -4,56 ±0,82, sedangkan median sebesar -5,0 dengan nilai minimum -8 dan nilai maksimum +4. Analisis perbedaan nilai titik C praoperasi dan pascaoperasi didapatkan perbedaan yang bermakna (p < 0,001). Kesimpulan: Teknik Sacrospinous Fixation (SSF) memiliki luaran yang cukup baik dan bermanfaat dalam memperbaiki kasus prolaps organ panggul, terutama kompartemen apikal dengan angka keberhasilan 14/16 (87.5%).
Kata Kunci: POP-Q, prolaps organ panggul, sacrospinosus fixation, operasi rekonstruksi, total vaginal histerektomi, luaran anatomi
Background: Pelvic organ prolapse (POP) is a protrusion or the fall of vaginal wall along with the pelvic organs (uterus, bladder, intestine and rectum) into the vagina or out of vaginal introitus. There are several reconstructive surgery with various operating outcomes, but the most often used is Sacrospinosus Fixation (SSF). To this day, there is a lack of study regarding the anatomical outcome of Sacrospinosus Fixation (SSF) surgery or the recurrence of pelvic organ prolapse after SSF, especially in Indonesia. Objective: To determine the anatomical outcome of Sacrospinous Fixation (SSF) technique. Method: This study uses a retrospective cohort design with archival study. Data was taken from secondary medical record for evaluation of operating outcomes of Sacrospinosus Fixation, in the form of POP-Q scores of pre and post-operative. 34 patients who have gone through inclusion and exclusion criteria were analyzed by their C-point position pre and post-operatively. Paired T-test was used for normally distributed variable while Wilcoxon-Sign Rank test was used for abnormally distributed variable. Result: From 34 patients, we found that the average age is 55,1 years old, with median BMI of 25.2 kg/m 2 , multiparity 66.7%, prolapse stage III-IV (67.6%), previous Hysterectomy(17.6). The measurement of POP-Q Score were conducted before and after the operative procedure, with average C-point score of 3,62 ±1,12, median 3,0, minimum score -1 and maximum score of +9. In measurement postprocedure, we found average C-point score of -4,56 ±0,82, with median -5,0, minimum score -8, and maximum score +4. From comparative analysis of pre and post-operative procedure it is found to be statistically significant (p < 0,001). Conclusion: The Sacrospinous Fixation (SSF) has a good operating outcome especially for the improvement of the apical compartment with succesfull rate 14/16 (87.5%).
Keywords: POP-Q score, pelvic organ prolapse, sacrospinous fixation, reconstructive surgery, total vaginal hysterectomy, anatomical outcome
- Judul Seri
-
-
- Tahun Terbit
-
2020
- Pengarang
-
Adia Triyarintana - Nama Orang
Alfa Putri Meutia - Nama Orang - No. Panggil
-
T20006fk
- Penerbit
- Jakarta : Program Studi Obstetri dan Ginekologi., 2020
- Deskripsi Fisik
-
xiii, 66 hal; ill; 21 x 30 cm
- Bahasa
-
Indonesia
- ISBN/ISSN
-
-
- Klasifikasi
-
NONE
- Edisi
-
-
- Subjek
- Info Detail Spesifik
-
-
T20006fk | T20006fk | Perpustakaan FKUI | Tersedia |
Masuk ke area anggota untuk memberikan review tentang koleksi