Tesis
Hubungan Jumlah Jam Latihan Yang Melibatkan Sendi Lutut Dengan Tibial Tubercle Apophysitis Pada Atlet Remaja Yang Melakukan Spesialisasi Cabang Olahraga = Association of weekly training hours involving the knee joint and tibial tubercle apophysitis in adolescence athlete who specialized in single sports.
Latar Belakang. Spesialisasi cabang olahraga pada anak dan remaja banyak dianut sebagai proses untuk membentuk atlet elit di usia muda. Spesialisasi olahraga didefinisikan sebagai latihan yang intensif dan sepanjang tahun. Latihan intensif dengan jumlah jam latihan yang tinggi akan meningkatkan risiko cedera. Salah satu cedera di lutut pada atlet remaja adalah Tibial Tubercle Apophysitis (TTA). Metode. Penelitian ini dilakukan dengan desain potong lintang pada 168 atlet remaja berusia 10-15 tahun ( ratarata usia 14,5 ± 1,10) yang melakukan spesialisasi pada 18 cabang olahraga di Pusat Pelatihan Olahraga Pelajar (PPOP) di Jakarta. Akan dicatat usia, jenis kelamin, indeks massa tubuh (IMT), lama berlatih di PPOP, jumlah jam latihan/minggu yang melibatkan sendi lutut dan pemeriksaan kebugaran (fleksibilitas otot kuadrisep, hamstring, dan kekuatan otot tungkai) untuk kemudian dianalis dengan kejadian TTA. Hasil. Didapatkan 22 dari 168 subjek dengan TTA pada 11 dari 18 cabang olahraga dengan Prevalensi 13,1%. Terdapat hubungan jumlah jam latihan / minggu dan TTA dengan nilai median 20 jam. Selain itu juga terdapat hubungan fleksibilitas yang kurang dengan TTA dengan OR= 11,37. Tidak didapatkan hubungan antara usia, jenis kelamin, IMT, lama berlatih, dan kekuatan otot tungkai dengan TTA. Kesimpulan. Selama program latihan, jumlah jam latihan / minggu lebih dari 20 jam dan adanya fleksibilitas kuadrisep yang kurang perlu dipantau serta dievaluasi untuk kemungkinan terjadinya TTA pada atlet remaja yang melakukan spesialisasi cabang olahraga.
Kata Kunci : Spesialisasi cabang olahraga, atlet remaja, jumlah jam latihan, Tibial tubercle apophysitis
Background. Approach to sports specialization in children and adolescents is widely adopted as a process to form elite athletes at a younger age. Sports specialization is defined as intense and year-round training. Intense training with a high number of weekly training hours can increased risk of injury. One of the injuries in adolescent athlete is Tibial Tubercle Apophysitis (TTA). Method. A cross-sectional was conducted in 168 adolescent athletes specializing in sports with age ranged between 10 and 15 years (mean 14,5 ± 1,10) from 18 sports in Student Sports Training Center (PPOP) in Jakarta. Age, sex, Body Mass Index (BMI), period of training in PPOP, weekly training hours involving the knee joint, flexibility (quadriceps & hamstring) and leg muscle strength are recorded for later analysis. Results. From 168 subjects, 22 were found with TTA in 11 sports with a prevalence of 13.1%. There is association between weekly training hours and TTA with a median value of 20 hours. There is also association of poor quadriceps muscle flexibility with TTA (OR = 11.37). There was no association between age, sex, BMI, period of training, and leg muscle strength with TTA. Conclusion. More than 20 hours of weekly training and poor quadriceps flexibility during periodization needs to be monitored and evaluated for the possibility of TTA occurrence in adolescent athletes who specialize in single sports.
Keywords : Sports specialization, adolescence athlete, weekly training hours, Tibial tubercle apophysitis
- Judul Seri
-
-
- Tahun Terbit
-
2019
- Pengarang
-
Dicky Mohammad Shofwan - Nama Orang
Andri Maruli Tua Lubis - Nama Orang
Nani Cahyani Sudarsono - Nama Orang - No. Panggil
-
T19476fk
- Penerbit
- Jakarta : Program Studi Ilmu Kedokteran Olahraga., 2019
- Deskripsi Fisik
-
xiv, 92 hal; ill; 21 x 30 cm
- Bahasa
-
Indonesia
- ISBN/ISSN
-
-
- Klasifikasi
-
T19476fk
- Edisi
-
-
- Subjek
- Info Detail Spesifik
-
-
T19476fk | T19476fk | Perpustakaan FKUI | Tersedia |
Masuk ke area anggota untuk memberikan review tentang koleksi