Tesis

Proporsi Pemanjangan Dispersi QT Predialisis Pada Pasien Hemodialisis Kronik Dua Kali Seminggu di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo dan Faktor-Faktor yang Berhubungan = The Proportion of Pre-dialysis Prolonged QT Dispersion on Chronic Hemodialysis Patients in RSUPN DR Cipto Mangunkusumo and Associated Factors.

Latar Belakang: Penyakit kardiovaskular (PKV) merupakan penyebab utama mortalitas pada pasien penyakit ginjal tahap akhir (PGTA) yang menjalani hemodialisis (HD). Penyebab PKV pada PGTA bersifat multifaktorial. Aritmia ventrikel telah terbukti sebagai penyebab utama kematian mendadak pasien HD. Salah satu parameter untuk menilai risiko aritmia pada pasien HD adalah dengan melihat dispersi QT terkoreksi pada pemeriksaan EKG. Penilaian dispersi QT terkoreksi serta faktor-faktor yang berhubungan diharapkan mampu memprediksi risiko aritmia dan kematian mendadak pada pasien HD. Tujuan: Mengetahui apakah faktor-faktor klinis yaitu usia, diabetes melitus (DM), hipokalemia, hipomagnesemia, disfungsi sistolik, disfungsi diastolik, dan hipertrofi ventrikel kiri (HVK) berhubungan dengan perubahan dispersi QT terkoreksi, sehingga dapat menjadi prediktor aritmia dan kematian mendadak pada pasien HD. Metode: Pada studi potong lintang yang dilakukan di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) periode Mei–Juni 2019, dilakukan pengambilan sampel 142 pasien HD berusia ≥18 tahun dan durasi HD ≥3 bulan. Pemeriksaan elektrokardiografi, ekokardiografi, dan pengambilan sampel darah dilakukan sebelum sesi HD. Analisis bivariat dilakukan dengan uji chi-square, dilanjutkan analisis multivariat dengan regresi logistik terhadap variabel bermakna. Hasil: Rerata usia subjek 49 (SB 15) tahun. Pemanjangan dispersi QT terkoreksi didapatkan pada 51 subjek (35,9%). Hasil analisis multivariat menunjukkan pemanjangan dispersi QT terkoreksi berhubungan signifikan dengan disfungsi sistolik (PR 1,875; IK95%:1,234-2,848; p 0.006) dan HVK (PR 2,361; IK95%:1,032-5,403; p 0,0191). Adapun usia, DM, hipokalemia, hipomagnesemia, dan disfungsi diastolik tidak signifikan berhubungan dengan pemanjangan dispersi QT terkoreksi (p > 0.05). Simpulan: Proporsi pemanjangan dispersi QT predialisis pasien HD kronik dua kali seminggu di RSCM yaitu 35,9%. dan berhubungan dengan disfungsi sistolik dan HVK.
Kata kunci: Dispersi QT terkoreksi, disfungsi sistolik, HVK, hemodialisis, elektrokardiografi.


Background: Cardiovascular disease (CVD) is the common cause of mortality in endstage renal disease (ESRD) patients undergoing hemodialysis (HD). Causes of CVD in ESRD patients are multifactorial. Ventricular arrhythmia is known as the leading cause of sudden death in dialysis patients. Corrected QT (QTc) dispersion is known as one of the parameters to assess the risk of arrhythmia in HD patients. Evaluation of QTc dispersion and its associated factors are expected to be the predictor of arrhythmia and sudden death in HD patients. Objective: To determine whether clinical factors e.g. age, diabetes mellitus (DM), hypokalemia, hypomagnesemia, systolic dysfunction, diastolic dysfuncion, and left ventricular hypertrophy (LVH) are correlated with QTc dispersion and can predict risk of arrhythmia and sudden death in HD patients. Methods: In a cross-sectional study based in Cipto Mangunkusumo Hospital during period May–June 2019, 142 HD patients age ≥18 years and the dialysis duration ≥3 months were enrolled. Electrocardiography, echocardiography, and blood samples were taken before the dialysis session. Bivariate analysis using chi-square is performed to each variable. Significant result are further analysed using logistic regression. Results: Mean age of subjects was 49 (SD 15) years. Prolonged QTc dispersion was found in 51 subjects (35,9%). Multivariate analysis shows prolonged QTc dispersion is significantly correlated with systolic dysfuncion (PR 1,875; CI95%:1,234-2,848; p 0.006) and LVH (PR 2,361; CI95%:1,032-5,403; p 0,019). Age, DM, hypokalemia, hypomagnesaemia, and diastolic dysfunction was not significantly correlated with QTc dispersion (p > 0.05). Conclusions: Proportion of Pre-dialysis Prolonged QT Dispersion on Chronic Hemodialysis Patients in RSCM is 35,9% and associated with systolic dysfunction and LVH.
Key words: QTc dispersion, systolic dysfunction, LVH, hemodialysis, electrocardiography.

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2019
Pengarang

Arief Pattiiha - Nama Orang
Muhammad Yamin - Nama Orang
Aida Lydia - Nama Orang
Murdani Abdullah - Nama Orang

No. Panggil
T19472fk
Penerbit
Jakarta : Sp-2 Ilmu Penyakit Dalam.,
Deskripsi Fisik
xvi, 62 hal; ill; 21 x 30 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
T19472fk
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
-
T19472fkT19472fkPerpustakaan FKUITersedia
Image of Proporsi Pemanjangan Dispersi QT Predialisis Pada Pasien Hemodialisis Kronik Dua Kali Seminggu di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo dan Faktor-Faktor yang Berhubungan = The Proportion of Pre-dialysis Prolonged QT Dispersion on Chronic Hemodialysis Patients in RSUPN DR Cipto Mangunkusumo and Associated Factors.

Related Collection