Tesis

Perbandingan Efektifitas Kombinasi Latihan Penghidu Orthonasal dan Retronasal dengan Orthonasal pada Gangguan Penghidu Pasca Trauma Kepala = Comparison of efficacy of combined orthonasal and retronasal olfactory training with orthonasal olfactory training for post traumatic olfactory dysfunction.

Trauma kepala merupakan penyebab tersering gangguan penghidu yang masih merupakan tantangan dikarenakan belum ditemukan tatalaksana yang definitif. Gangguan penghidu dapat berupa tipe konduktif dan/sensorineural dan dapat berupa penurunan kemampuan dalam mendeteksi odoran yang disebut hiposmia atau hilangnya kemampuan mendeteksi odoran yang disebut anosmia. Tatalaksana latihan penghidu dapat berupa Latihan Penghidu Orthonasal (LPO) yaitu dengan memberikan paparan odoran berulang dari anterior hidung dalam jangka waktu tertentu dan diharapkan dapat membangkitkan sensitifitas olfaktori dan memodulasi neuroplastisitas. Latihan Penghidu Retronasal (LPO) merupakan latihan yang mengintegrasikan sistem olfaktori, gustatori dan somatosensori yang bertujuan menciptakan cita rasa yang kuat dan dapat membangkitkan memori olfaktori. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis dan derajat gangguan penghidu pasca cidera kepala dan mengetahui serta membandingkan efektifitas LPO dengan kombinasi LPO dan LPR. Penelitian ini menggunakan uji klinis acak terkontrol paralel 2 kelompok, dilakukan di poliklinik THT FKUI-RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo pada bulan April 2019 sampai dengan September 2019 terhadap pasien yang mengalami gangguan penghidu pasca cidera kepala usia 18-50 tahun. Dari penelitian ini diketahui latihan OOT dan kombinasi OOT dan ROT sama-sama dapat meningkatkan fungsi penghidu dan tidak terdapat perbedaan efektifitas latihan OOT dengan kombinasi latihan OOT dan ROT dalam meningkatkan fungsi penghidu pasien pasca trauma.
Kata kunci: Anosmia, cidera kepala, gangguan penghidu, hiposmia,latihan penghidu, latihan penghidu orthonasal, latihan penghidu retronasal


Head injury is a challenging cause of olfactory dysfunction due to limited definitive treatment of choice. Olfactory dysfunction can be divided into conductive and/sensorineural type and also based on decrease ability or inability to detect odoran called hyposmia and anosmia. Orthonasal olfactory training (OOT) is using repeated exposure of odoran form anterior nostril within certain period time to increase the olfactory sensitivity and modulate neuroplasticity. Retronasal olfactory training (ROT) is an integrated training of olfacoty, gustatory and somatosensory systems that create a strong flavour and evokes olfactory memory. This study aimed to identify type and grade of post traumatic olfactory dysfunction and to identify and compare the efficacy of OOT with combined OOT and ROT. This 2 groups randomized clinical trial study, conducted at the ORL-HNS polyclinic FKUI-RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo on April 2019 to September 2019 of post traumatic olfactory dysfunction patients between 18-50 years old. This study showed that OOT and combined OOT and ROT were both effective and wasn’t different statistically in increasing olfactory function post head injury.
Keyword: Anosmia, head injury, olfactory dysfunction, hyposmia, olfactory training, orthonasal olfactory training, retronasal olfactory training.

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2019
Pengarang

Ferucha Moulanda - Nama Orang
Saptawati Bardosono - Nama Orang
Yetty Ramli - Nama Orang
Retno S. Wardani - Nama Orang
Niken Lestari Poerbonegoro - Nama Orang
Merry Aitonam - Nama Orang

No. Panggil
T19463fk
Penerbit
Jakarta : Program Studi Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok.,
Deskripsi Fisik
xxi, 96 hlm. ; 21 x 30 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
T19463fk
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
-
T19463fkT19463fkPerpustakaan FKUITersedia
Image of Perbandingan Efektifitas Kombinasi Latihan Penghidu Orthonasal dan Retronasal dengan Orthonasal pada Gangguan Penghidu Pasca Trauma Kepala = Comparison of efficacy of combined orthonasal and retronasal olfactory training with orthonasal olfactory training for post traumatic olfactory dysfunction.

Related Collection