Tesis

Peran Case Manager terhadap Faktor yang Mempengaruhi Keterlambatan Diagnosis dan Terapi pada Pasien Kanker Nasofaring di Dr. RSUPN Cipto Mangunkusumo Periode Juli 2018 – Maret 2019 = The Roles of Case Manager on Affecting Factors in Diagnosis Delay and Treatment Delay for Nasopharyngeal Cancer Patient at Cipto Mangunkusumo Hospital from July 2018 – March 2019.

Latar Belakang : Di Indonesia, Kanker Nasofaring (KNF) merupakan insiden terbanyak ke lima yang mencapai 5.2% dari seluruh kasus kanker, dan merupakan kanker terbanyak ke tiga pada laki-laki serta penyebab kematian ke tujuh akibat kanker. Tatalaksana kanker menjadi semakin kompleks sehingga meningkatkan risiko terjadinya keterlambatan pada penanganan kanker, dan kanker nasofaring (KNF) adalah salah satu diantaranya. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor keterlambatan penatalaksanaan kanker dan mengetahui peran dan hubungan case manager terhadap keterlambatan diagnosis dan terapi pada pasien KNF. Metode : Penelitian potong lintang retrospektif terhadap 110 pasien kanker nasofaring yang dirujuk ke RSCM periode Juli 2018 – Maret 2019, dilihat karakteristik pasien, peran case manager terhadap faktor keterlambatan diagnosis dan terapi yang didapat. Analisis univariat, bivariate, chi square, kolmogorov smirnov dan kaplan Meier dilakukan pada pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil : Didapatkan 64,6% pasien adalah laki-laki, rerata usia 44 (12-66) tahun, rujukan internal RSCM 83,3% dengan perujuk 90% dari Departemen THT-KL. Sebagian besar pasien datang dengan stadium IV A (64,6%) dengan domisili terbanyak dari luar DKI Jakarta (81,3%). Secara umum didapatkan perbedaan yang signifikan pada kelompok tanpa pendampingan case manager lebih banyak mengalami keterlambatan diagnosis dibandingkan pada kelompok yang dengan pendampingan case manager (73,3% versus 24,2%; P = 0,001). Demikian pula pada keterlambatan tindakan pengobatan atau terapi (86,7% versus 54,5%; P = 0,031), namun tidak berbeda signifikan pada waktu tunggu keseluruhan pelayanan pasien, walaupun secara proporsi tetap lebih tinggi waktu tunggu pelayanan pasien pada yang tanpa pendampingan case manager (60% versus 54,5%; P = 0,724). Untuk faktor yang mempengaruhi keterlambatan tatalaksana kanker lainnya didapatkan tidak ada hubungan yang bermakna antara usia, tingkat pendidikan dan tempat tinggal terhadap keterlambatan waktu diagnosis ataupun terapi. Kesimpulan : Case manager terbukti dapat mengoptimalkan pelayanan kesehatan sehingga dapat memperbaiki waktu tatalaksana pada pasien kanker Nasofaring di RSCM.
Kata kunci : kanker nasofaring, case manager, keterlambatan diagnosis, keterlambatan terapi


Background: In Indonesia, Nasopharyngeal Cancer (NPC) is the fifth highest incidence which reaches 5.2% of all cancer cases, and is the third most cancer in men and the seventh cause of cancer death. The management of cancer became more complex which increasing the risk of delays in cancer treatment, and nasopharyngeal cancer (NPC) is one of them. This study was conducted to identified the delay factors in cancer management and to determine the role and relation of case manager on factors from diagnosis delay and treatment delay for NPC patients. Methods: A retrospective cross sectional study of 110 nasopharyngeal cancer patients reffered to Cipto Mangunkusumo General Hospital (RSCM) for the period of July 2018 - March 2019, analyzed the characteristics of patients and the role of case managers on the factors of diagnosis and treatment delay obtained. Bivariate, univariate, chi square, kolmogorov smirnov and kaplan Meier analyzes were performed on patients who met the inclusion criteria. Results: Obtained 67.1% of patients were men, mean age of patients 44 (12-66) years old, RSCM internal majority of patients came with stage IV A (64.6%) and staying mostly outside from DKI Jakarta area (81.3%). In general, there were significant differences in the group without case manager had a higher delay in diagnosis than in the group with the case manager (73.3% versus 24.2%; P = 0.001). Same as in treatment delay (86.7% versus 54.5%; P = 0.031), but not significantly different in awaiting time overall patient care, however in a proportion, the waiting time for patient care was higher in group without case manager (60% versus 54.5%; P = 0.724). For the other factors that influence the delay treatment of cancers showed, there is no relations which related to age, education level and place of residence to delay the time of diagnosis or treatment. Conclusion: Case manager are proven to optimize health services that can improve management time and decrease treatment delay in Nasopharyngeal cancer patients at RSCM.
Keyword : Nasopharyngeal Cancer, Case Manager, Diagnosis Delay, Treatment Delay

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2019
Pengarang

Maryam Fathima - Nama Orang
Soehartati Gondhowiardjo - Nama Orang
Ika Dewi Mayangsari - Nama Orang
Marlinda Adham - Nama Orang

No. Panggil
T19340fk
Penerbit
Jakarta : Program Pendidikan Dokter Spesialis Onkologi Radiasi.,
Deskripsi Fisik
xiv, 53 hal; ill; 21 x 30 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
T19340fk
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
-
T19340fkT19340fkPerpustakaan FKUITersedia
Image of Peran Case Manager terhadap Faktor yang Mempengaruhi Keterlambatan Diagnosis dan Terapi pada Pasien Kanker Nasofaring di Dr. RSUPN Cipto Mangunkusumo Periode Juli 2018 – Maret 2019 = The Roles of Case Manager on Affecting Factors in Diagnosis Delay and Treatment Delay for Nasopharyngeal Cancer Patient at Cipto Mangunkusumo Hospital from July 2018 – March 2019.

Related Collection