Tesis

Perbandingan efikasi mikologis, keamanan, kekambuhan, dan efikasi biaya antara sampo selenium sulfida 1,8% dengan ketokonazol 2% pada pitiriasis versikolor: uji klinis acak tersamar ganda = The comparative assessment of mycological efficacy, safety, relaps, and costefficacy of selenium sulfide 1.8% versus ketoconazole 2% shampoo in pityriasis versicolor: a double-blind randomized controlled trial.

Latar belakang: Pitiriasis versikolor (PV) merupakan infeksi jamur superfisial kronik oleh Malassezia spp dengan prevalensi yang tinggi terutama pada area tropis seperti Indonesia. Saat ini telah tersedia beberapa terapi topikal PV, misalnya ketokonazol dan selenium sulfida. Ketokonazol merupakan antijamur spektrum luas golongan imidazol yang dilaporkan efektif pada PV. Selenium sulfida berasal dari gabungan antara zat sulfur dan selenium, yang dapat menghambat pertumbuhan jamur dengan mekanisme kerja mengganggu metabolisme sulfur pada jamur. Sampo selenium sulfida 1,8% (SeS2 1,8%) merupakan obat over the counter (OTC) dan sampai saat ini belum ada data yang membandingkan sampo SeS2 1,8% dengan sampo ketokonazol 2% pada terapi PV di Indonesia. Tujuan: Mengetahui efikasi mikologis, keamanan, kekambuhan, dan efikasi biaya antara sampo selenium sulfida 1,8% dibandingkan dengan sampo ketokonazol 2% pada PV. Metode: Penelitian ini merupakan uji klinis acak tersamar ganda terhadap pasien PV pada bulan September hingga Desember 2018. Pasien yang memenuhi kriteria penerimaan dan bersedia mengikuti penelitian, mendapat terapi sampo SeS2 1,8% atau sampo ketokonazol 2% sesuai dengan alokasi random. Pasien dilakukan pemeriksaan fisik, uji provokasi skuama, pemeriksaan lampu Wood dan kalium hidroksida (KOH), kemudian diamati respons terapi dan efek samping pada 7-14 hari, serta kekambuhan setelah satu bulan sembuh. Dilakukan analisis intention to treat untuk analisis efikasi mikologis dan analisis per-protokol untuk kekambuhan. Efikasi biaya dinilai dengan menghitung Incremental Cost-Effectiveness Ratio (ICER). Hasil: Didapatkan 50 SP pada masing-masing kelompok SeS2 1,8% dan ketokonazol 2%. Terdapat satu SP drop out dari kelompok ketokonazol 2%. Pada evaluasi terapi PV selama penelitian (7-14 hari), didapatkan hasil efikasi mikologis pada kelompok SeS2 1,8% yaitu sebesar 86 %, dibanding kelompok ketokonazol 2% yaitu 94%, tetapi hasil ini tidak berbeda bermakna secara statistik (RR=2,3(95%IK0,6-8,5), p=0,182). Pada evaluasi hari ke-7 didapatkan efek samping kelompok ketokonazol 2% lebih tinggi dibanding kelompok SeS2 1,8%, yaitu 22% vs 8%. Dari aspek efikasi biaya, SeS2 1,8% lebih murah 14.880 rupiah, dengan risiko KOH masih positif sebesar 8% lebih tinggi dibanding ketokonazol 2%. Pada evaluasi setelah satu bulan, didapatkan hasil KOH kembali positif sebesar 8% pada kelompok SeS2 1,8%, dan 14% pada kelompok ketokonazol 2%. Kesimpulan: Pada terapi PV selama 14 hari tidak terdapat perbedaan efikasi mikologis, efek samping, dan kekambuhan sebulan, antara kelompok SeS2 1,8% dengan ketokonazol 2%. Penggunaan SeS2 1,8% pada terapi PV lebih murah dengan risiko gagal terapi lebih tinggi dibandingkan ketokonazol 2%.
Kata kunci: pitiriasis versikolor, efikasi mikologis, efek samping, kekambuhan, efikasi biaya, ketokonazol 2%, selenium sulfida 1,8%.


Background: Pityriasis versicolor (PV) is a chronic superficial fungal infection caused by Malassezia spp. which highly prevalent in tropical region such as Indonesia. There are several topical treatments for PV, including ketokonazol and selenium sulfide. Ketoconazole is a broad spectrum anti-fungal drug from imidazole group that has been reported to be effective for PV. Selenium sulfide is a combination of sulfur and selenium that is capable of inhibiting the fungi growth and, therefore, express fungicidal feature by disrupting sulfur metabolism in fungi. Selenium sulfida 1.8% shampoo is an over the counter (OTC) drug, and until now there is no data comparing SeS2 1.8% with 2% ketoconazole shampoo in the treatment of PV in Indonesia. Objective: To assess the mycological efficacy, safety, relaps, and cost-efficacy of selenium sulfide 1.8% shampoo (SeS2 1.8%) and ketoconazole 2% shampoo for the treatment of pityriasis versicolor. Methods: A double blind randomized controled trial was performed in patients with PV during September-December 2018. Patients who fulfilled inclusion criteria and willing to be involved in this study were allocated to SeS2 1.8% or ketoconazole 2% based on block randomization. Physical examinations, scale provocation test, Woods lamp and potassium hydroxide (KOH) examination were conducted to evaluate the treatment response and side effects on 7 th - 14 th day, and relaps on one month. Intention to treat analysis was performed to evaluated mycological efficacy and perprotocol analysis to evaluated relaps. Cost-efficacy was analyzed by calculating the Incremental Cost-Effectiveness Ratio (ICER). Result: There were 50 subjects in the SeS2 1.8% arm and 50 subjects in the ketoconazole arm. One subject from the ketoconazole arm dropped out. During the study (7-14 days), the mycological efficacy in the SeS2 1.8% group were 86%, and the ketoconazole group were 94%, but these results were not statistically significant (RR=2.3(95%CI 0.6-8.5), p= 0.182). The side effect on day 7 was higher in the ketoconazole group, 22% versus 8%. In one month evaluation, the KOH smear was relaps to be positive 8% in the SeS2 1.8% group and 14% in the ketoconazole group. Using ICER analysis, we found lesser cost for SeS2 1.8% of about 14.880 rupiah with risk of persistent positive KOH smear is 8% higher than ketoconazole. Conclusion: After 14 days of treatment, there were no significant differences of mycological efficacy, side effect, and relaps after one month, between both arms. The cost-efficacy revealed a lesser cost for SeS2 1.8% with higher risk of persistent positive KOH as compared to ketoconazole.
Keyword: Pityriasis versicolor, mycological efficacy, relaps, side effects, cost-efficacy, ketoconazole, selenium sulfide 1.8%

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2019
Pengarang

Lusiana - Nama Orang
Kusmarinah Bramono - Nama Orang
Lis Surachmiati Suseno - Nama Orang
Siti Rizny Saldi - Nama Orang

No. Panggil
T19310fk
Penerbit
Jakarta : Program Studi Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin.,
Deskripsi Fisik
xviii, 90 hal; ill; 21 x 30 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
T19310fk
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
-
T19310fkT19310fkPerpustakaan FKUITersedia
Image of Perbandingan efikasi mikologis, keamanan, kekambuhan, dan efikasi biaya antara sampo selenium sulfida 1,8% dengan ketokonazol 2% pada pitiriasis versikolor: uji klinis acak tersamar ganda = The comparative assessment of mycological efficacy, safety, relaps, and costefficacy of selenium sulfide 1.8% versus ketoconazole 2% shampoo in pityriasis versicolor: a double-blind randomized controlled trial.

Related Collection