Tesis
Efektivitas dan Keamanan Kombinasi ACEi+ARB sebagai Antiproteinuria pada Pasien Sindroma Nefrotik Anak di RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta = Effectiveness and Safety of ACEi+ARB Combination as Antiproteinuric in Pediatric Nephrotic Syndrome at Cipto Mangunkusumo Hospital, Jakarta.
Pendahuluan: Sindroma nefrotik (SN) merupakan kelainan ginjal yang ditandai dengan proteinuria masif, hipoalbuminemia, edema dan hiperkolesterolemia. Steroid merupakan terapi dasar pada SN. Penambahan obat golongan Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (ACEi) atau Angiotensin Receptor Blocker (ARB) dapat membantu menurunkan proteinuria pada SN. Pada prakteknya, penggunaan ACEi dan ARB sering dikombinasikan, akan tetapi belum ada penelitian mengenai efektivitas dan keamanan kombinasi kedua obat tersebut dalam penatalaksanaan pasien SN sensitif steroid (SNSS) relaps sering atau SN dependen steroid (SNDS). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan efektivitas dan keamanan kombinasi ACEi+ARB dibandingkan ACEi sebagai antiproteinuria pada pasien anak SNSS relaps sering atau SNDS. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kohort retrospektif. Data sekunder dikumpulkan dari rekam medis Kiara RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta periode 1 Januari 2014 – 31 Desember 2018. Subyek penelitian adalah semua pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak termasuk dalam kriteria eksklusi. Parameter efektivitas dinilai dari onset tercapainya proteinuria negatif/trace dan proporsi pasien dengan proteinuria negatif dalam 4 minggu pengobatan. Parameter keamanan dinilai dari kejadian efek samping (hipotensi, peningkatan ureum darah, peningkatan kreatinin darah, hiperkalemia atau penurunan laju filtrasi glomerulus). Hasil: Dari 63 pasien yang dievaluasi, 33 pasien menggunakan ACEi+ARB dan 30 pasien menggunakan ACEi. Tidak terdapat perbedaan onset tercapainya proteinuria negatif/trace antara kedua kelompok (ACEi+ARB minggu ke-3 vs ACEi minggu ke-4, p=0.125). Tidak terdapat perbedaan bermakna proporsi pasien yang mencapai proteinuria negatif/trace dalam 4 minggu terapi yaitu 24 pasien (72.7%) pada kelompok ACEi+ARB dan 19 pasien (63.3%) pada kelompok ACEi (RR=1.148; IK 95%: 0.8151.619, p=0.424). Tidak terdapat perbedaan efek samping yang bermakna dalam hal hipotensi, peningkatan ureum, peningkatan kreatinin, hiperkalemia dan penurunan laju filtrasi glomerulus. Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan bermakna efektivitas dan keamanan penggunaan kombinasi ACEi+ARB dibandingkan ACEi sebagai terapi antiproteinuria pada pasien anak SNSS relaps sering atau SNDS di RSUPN dr.Cipto Mangunkusumo, Jakarta.
Kata kunci: ACEi, antiproteinuria, ARB, sindroma nefrotik anak
Introduction: Nephrotic syndrome (NS) is a kidney disorder characterized by a massive proteinuria, hypoalbuminemia, edema, and hypercholesterolemia. Steroid is the main therapy of NS. Addition of drugs in the class of Angiotensin Converting Enzyme Inhibitors (ACEi) or Angiotensin Receptor Blocker (ARB) could help to reduce proteinuria in NS. In practice, the use of ACEi and ARB are often combined. However, there has been no study on the effectiveness and safety of the combination of these drugs in the management of frequent relapse steroid-sensitive NS (FRNS) or steroiddependent NS (SDNS). The aim of this study is to evaluate the effectiveness and safety of the combination of ACEi+ARB or ACEi as antiproteinuric in patients with FRNS or SDNS. Methods: This study was a retrospective cohort study. The secondary data was collected from the medical record of Kiara RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo within the periode of 1st January 2014 – 31st December 2018. The subjects of this study were all patients who met the inclusion criteria and had no exclusion criteria. The parameters of effectiveness were assessed by the onset of achieving negative/trace proteinuria and proportion of patients with negative/trace proteinuria within 4 weeks of treatment. Parameters of safety were assessed by the incidence of side effects (hypotension, increased ureum serum, increased creatinine serum, hyperkalemia and decreased glomerular filtration rate). Results: Out of 63 patients, 33 patients used ACEi+ARB while another 30 patients used ACEi. There was no significant difference in the onset of negative/trace proteinuria between the two groups (ACEi+ARB 3rd week vs ACEi 4th week, p=0.125). There was no significant difference in the achieved of proteiuria negative/trace within 4 weeks, 24 patients (72.7%) in the ACEi+ARB group and 19 patients (63.3%) in the ACEi group (RR=1.148; IK 95%: 0.815-1.619, p=0.424). There was also no significant difference of side effects in terms of hypotension, increased urea serum, increased creatinine serum, hyperkalemia and decreased glomerular filtration rate. Conclusion: There is no significant difference in the effectiveness and safety between two groups, ACEi+ARB vs ACEi, as antiproteinuric in pediatric patient with FRNS or SDNS at Cipto Mangunkusumo Hospital, Jakarta.
Keywords: ACEi, antiproteinuric, ARB, pediatric nephrotic syndrome
- Judul Seri
-
-
- Tahun Terbit
-
2019
- Pengarang
-
Monalisa Heryani - Nama Orang
Instiaty - Nama Orang
NAFRIALDI - Nama Orang
Sudung O. Pardede - Nama Orang - No. Panggil
-
T19245fk
- Penerbit
- Jakarta : Program Studi Farmakologi Klinik., 2019
- Deskripsi Fisik
-
xvi, 72 hal; ill; 21 x 30 cm
- Bahasa
-
Indonesia
- ISBN/ISSN
-
-
- Klasifikasi
-
T19245fk
- Edisi
-
-
- Subjek
- Info Detail Spesifik
-
-
T19245fk | T19245fk | Perpustakaan FKUI | Tersedia |
Masuk ke area anggota untuk memberikan review tentang koleksi