Tesis

Analisis Efektivitas Terapi dan Kejadian Efek Samping Kortikosteroid Jangka Panjang pada Pasien Kusta dengan Reaksi = Analysis of Therapeutic Effectiveness and Adverse Effects of Long-Term Corticosteroids among Leprosy Patients with Reactions.

Pendahuluan: Kusta merupakan penyakit menular yang belum sepenuhnya dapat dikendalikan, dan menjadi masalah kesehatan masyarakat karena cacat yang ditimbulkan, salah satunya akibat reaksi kusta. Terapi utama untuk reaksi kusta adalah kortikosteroid, dalam dosis standar 12 minggu sesuai rekomendasi WHO dan Kemenkes RI. Dengan terapi standar ini, kesembuhan dapat tidak tercapai dan sering terjadi rekurensi, sementara durasi pemberian yang lama diduga dapat memberikan perbaikan klinis lebih baik serta bertahan lebih lama. Bukti efikasi kortikosteroid pada reaksi kusta masih kurang, dan dosis optimal serta lama terapi yang dibutuhkan sangat bervariasi. Di sisi lain, kebutuhan akan kortikosteroid dosis tinggi jangka panjang menimbulkan kesulitan menghindari efek samping, mencakup hampir semua sistem organ. Dengan adanya perbedaan penetapan durasi pemberian kortikosteroid pada reaksi kusta, sementara penggunaan jangka panjang cenderung meningkatkan efek samping, maka diperlukan analisis perbedaan efektivitas terapi dan efek samping antara kortikosteroid 12 minggu dengan >12 minggu. Metode: Penelitian ini merupakan studi analitik observasional dengan desain kohort retrospektif yang membandingkan efektivitas terapi dan kejadian efek samping antara penggunaan kortikosteroid 12 minggu dengan >12 minggu pada pasien kusta dengan reaksi, melibatkan seluruh pasien baru kusta dengan reaksi tanpa batasan usia, yang berobat ke RSCM dan Puskesmas Cakung selama periode 1 Januari 2015 sampai 31 Desember 2017. Data sekunder dikumpulkan dari rekam medik, dan pengamatan dilakukan sampai Desember 2018. Efektivitas terapi dinilai dari perbaikan klinis hingga kortikosteroid dapat diturunkan bertahap dan dihentikan, tanpa ada rekurensi dalam 3 bulan setelah siklus pertama selesai. Efek samping dinilai dari seluruh efek samping terkait kortikosteroid yang tercatat pada rekam medik. Hasil: Dari 195 subjek, 57 (29.2%) menggunakan kortikosteroid selama 12 minggu, dan 138 (70.8%) menggunakannya selama >12 minggu. Efektivitas terapi berupa perbaikan klinis tanpa rekurensi selama 3 bulan terjadi pada 38 (66.7%) pasien kelompok 12 minggu dan 106 (76.8%) pasien kelompok >12 minggu (RR 0.604 dengan IK 95% 0.307 1.189, p 0.143). Dari 145 subjek, efek samping kortikosteroid terjadi pada 12 (31.6%) pasien kelompok 12 minggu dan 70 (65.4%) pasien kelompok >12 minggu (RR 0.244 dengan IK 95% 0.111 0.538, p < 0.001). Dari total 171 kejadian efek samping yang timbul, 37.4% adalah efek samping ringan berupa dispepsia, kelainan kulit dan lipodistrofi, sementara 62.6% adalah efek samping berat berupa gangguan neuropsikiatrik, kelainan mata, penyakit kardiovaskular, perdarahan saluran cerna, kelainan metabolik-hormonal, serta reaktivasi infeksi. Kesimpulan: Tidak ada perbedaan efektivitas berupa perbaikan klinis tanpa rekurensi selama 3 bulan, antara penggunaan kortikosteroid 12 minggu dengan >12 minggu, sementara efek samping yang timbul berbeda signifikan, yakni durasi pemberian yang lebih panjang menimbulkan kejadian efek samping 4 kali lebih banyak.
Kata kunci: Reaksi kusta, kortikosteroid, rekurensi, efektivitas terapi, efek samping


Introduction: Leprosy is an infectious disease that has not been fully controlled, and has become a public health problem because of the defects caused, one of which is a leprosy reactions. The main therapy for leprosy reactions is corticosteroids, in a standard 12 weeks dose according to WHO recommendations and the Indonesian Ministry of Health. Through this standard, therapy healing can not be achieved and recurrence often occurs, while long duration of administration thought to provide better clinical improvement and last longer. Evidence related to the efficacy of corticosteroids in the leprosy reactions is still lacking, and the optimal dose and duration of therapy needed varies greatly. On the other hand, the need for long-term high-dose corticosteroids makes it difficult to avoid adverse effects, covering almost all organ systems. With the differences in the duration of corticosteroid administration in leprosy reactions, while long-term use tends to increase adverse effects, an analysis of the differences in therapeutic effectiveness and adverse effects between corticosteroid use for 12 weeks and >12 weeks is needed. Method: This study is an observational analytic study with a retrospective cohort design that compares the effectiveness of therapy and the incidence of adverse effects between corticosteroid use for 12 weeks and >12 weeks in leprosy patients with reactions, involving all new leprosy patients without age restriction, who seek treatment at RSCM and Puskesmas Cakung during the period of January 1, 2015 to December 31, 2017. Secondary data was collected from medical records, and observations were carried out until December 2018. Effectiveness of therapy was assessed from clinical improvement to corticosteroids can be gradually reduced and stopped, without recurrence within 3 months after the first cycle was completed. Adverse effects were assessed from all corticosteroid-related side effects recorded in the medical record. Result: Of 195 subjects, 57 (29.2%) used corticosteroids for 12 weeks, and 138 (70.8%) used it for >12 weeks. The effectiveness of therapy in the form of clinical improvement without recurrence for 3 months occurred in 38 (66.7%) patients in the 12 weeks group and 106 (76.8%) patients in the >12 weeks group (RR 0.604 with 95% CI 0.307 - 1.189, p 0.143). Of 145 subjects, corticosteroids adverse effects occurred in 12 (31.6%) patients in the 12 weeks group and 70 (65.4%) patients in the >12 weeks group (RR 0.244 with 95% CI 0.111 - 0.538, p < 0.001). Of the total 171 occurrences of adverse effects, 37.4% were mild such as dyspepsia, skin disorders and lipodystrophy, while 62.6% were severe in the form of neuropsychiatric disorders, eye disorders, cardiovascular disease, gastrointestinal bleeding, metabolic-hormonal disorders, and reactivation of infection. Conclusion: There is no difference in effectiveness in the form of clinical improvement without recurrence for 3 months, between corticosteroid use for 12 weeks compared with >12 weeks, while the adverse effects that arise differ significantly, namely the longer duration of administration causes 4 times more events.
Keywords: Leprosy reactions, corticosteroids, recurrence, therapeutic effectiveness, adverse effects

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2019
Pengarang

Joyce Novelyn Siagian - Nama Orang
PURWANTYASTUTI - Nama Orang
Instiaty - Nama Orang
Sri Linuwih Menaldi - Nama Orang

No. Panggil
T19083fk
Penerbit
Jakarta : Program Pendidikan Dokter Spesialis Farmakologi Klinik.,
Deskripsi Fisik
xiii, 77 hal; ill; 21 x 30 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
NONE
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
-
T19083fkT19083fkPerpustakaan FKUITersedia
Image of Analisis Efektivitas Terapi dan Kejadian Efek Samping Kortikosteroid Jangka Panjang pada Pasien Kusta dengan Reaksi = Analysis of Therapeutic Effectiveness and Adverse Effects of Long-Term Corticosteroids among Leprosy Patients with Reactions.

Related Collection