Tesis
MiR-200c Plasma Sebagai Biomarker Prognosis pada Kanker Ovarium Epitel = Plasma miR-200c as an Epithelial Ovarian Cancer Prognosis Biomarker .
Latar Belakang: Kanker ovarium merupakan kanker terbanyak ke-8 pada perempuan di dunia dan di Indonesia menduduki peringkat ke-3. Kesintasan hidup penderita kanker ovarium rendah, hal ini disebabkan karena sebagian besar ditemukan pada stadium III dan IV. Penentuan prognosis merupakan bagian penting dari evaluasi dan terapi kanker ovarium. Biomarker prognosis kanker ovarium yang ada saat ini masih memiliki banyak keterbatasan, sehingga diperlukan biomarker yang baru. MicroRNA (MiR), RNA non koding dengan rantai pendek (17-22 nukleotida) yang menjadi regulator utama ekspresi gen. MiR stabil dalam darah, saat ini dianggap sebagai salah satu molekul yang berpotensi untuk menjadi biomarker non invasif pada kanker ovarium, salah satunya adalah MiR-200c yang merupakan regulator utama dalam proses perubahan transisi epitel ke mesenkim. Peran miR-200c dalam kanker ovarium epitel masih sedikit diteliti. Tujuan penelitian: Untuk mengetahui peran miR-200c plasma sebagai biomarker prognosis kanker ovarium epitel. Metode: Desain penelitian ini adalah kohort prospektif. Penelitian dilakukan di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta dari bulan September 2015 sampai Juli 2018. Pengambilan sampel dilakukan secara consecutive sampling, diperoleh 40 sampel plasma pasien kanker ovarium epitel (EOC). Ekspresi miR-200c diukur menggunakan Real-Time Quantitative PCR (qRT PCR). Hasil: Ekpresi miR-200c lebih tinggi pada kelompok pasien dengan kadar CA-125 pre operasi > 500 U/mL (Fold change: 3,18 ; p = 0,009). Pada analisis kesintasan dengan cox regression pasien dengan ekspresi miR-200c tinggi (HR = 1,774; IK 95% = 0,299–10,527; p = 0,528) secara klinis mempunyai kesintasan hidup lebih rendah namun tidak bermakna secara statistik dan kelompok pasien EOC stadium III-IV (HR = 10,0 ; IK 95% = 1,914 – 52,252 ; p = 0,006) mempunyai kesintasan hidup lebih rendah. Kesimpulan: MiR-200c plasma berpotensi menjadi biomarker prognosis yang menjanjikan untuk kanker ovarium epitel. Namun penelitian lanjutan dengan jumlah sampel lebih besar diperlukan untuk mengklarifikasi peran dari miR-200c sebagai oncomiR dan biomarker prognosis pada kanker ovarium epitel.
Kata kunci: miR-200c, kanker ovarium epitel, prognosis, kesintasan hidup.
Background: Ovarian cancer is the 8th most cancer in women in the world, and Indonesia is ranked third. The overall survival of ovarian cancer patients is low, and this is because most are found in stages III and IV. Determination of prognosis is an essential part of evaluating and treating ovarian cancer. The current prognostic biomarker for ovarian cancer still has many limitations, so new biomarkers are needed. MicroRNA (MiR), non-coding RNA with short chains (17-22 nucleotides) are the primary regulators of gene expression. MiR is stable in blood is currently considered as one of the molecules that have the potential to become a non-invasive biomarker in ovarian cancer, one of which is the MiR-200c which is the main regulator in the process of changing epithelial transitions to the mesenchyme. The role of miR-200c in epithelial ovarian cancer is still little studied. Objective: To determine the role of plasma miR-200c as a prognostic biomarker for epithelial ovarian cancer. Method: The design of this study was a prospective cohort. The study was conducted at Dr. RSUP Sardjito Yogyakarta from September 2015 to July 2018. Sampling was done by consecutive sampling, obtained 40 plasma samples of epithelial ovarian cancer patients (EOC). The miR-200c expression was measured using Real-Time Quantitative PCR (qRT PCR). Results: The expression of miR-200c was higher in the group of patients with preoperative CA-125 levels> 500 U / mL (Fold change: 3,18; p = 0,009). On the analysis of survival with cox regression patients with high miR-200c expression (HR = 1.774; 95% CI = 0.299–10.527; p = 0.528) clinically had lower survival but not statistically significant and EOC stage III-IV patient groups (HR = 10.0; 95% CI = 1,914 - 52,252; p = 0,006) had a lower survival. Conclusion: Plasma MiR-200c has the potential to be a promising biomarker of prognosis for epithelial ovarian cancer. However, further research with a larger number of samples is needed to clarify the role of miR-200c as an oncomiR and prognostic biomarker in epithelial ovarian cancer.
Keywords: miR-200c, epithelial ovarian cancer, prognosis, overall survival.
- Judul Seri
-
-
- Tahun Terbit
-
2019
- Pengarang
-
Addin Trirahmanto - Nama Orang
Hariyono Winarto - Nama Orang
Aria Kekalih - Nama Orang - No. Panggil
-
T19069fk
- Penerbit
- Jakarta : Sp-2 Obstetri dan Ginekologi., 2019
- Deskripsi Fisik
-
xviii, 135 hal; ill; 21 x 30 cm
- Bahasa
-
Indonesia
- ISBN/ISSN
-
-
- Klasifikasi
-
NONE
- Edisi
-
-
- Subjek
- Info Detail Spesifik
-
-
T19069fk | T19069fk | Perpustakaan FKUI | Tersedia |
Masuk ke area anggota untuk memberikan review tentang koleksi