Tesis
Hubungan Antara Konsentrasi Plasma Long Pentraxin-3 Dengan Mortalitas Pasien Infark Miokard Akut Disertai Elevasi Segmen ST Yang Menjalani Intervensi Koroner Perkutan Primer = Association Between Plasma Long Pentraxin 3 Concentration and Mortality of Patients with Acute ST-segment Elevation Myocardial Infarction Undergoing Primary Percutaneous Coronary Intervention.
Latar Belakang: Long pentraxin-3 (PTX3) merupakan biomarker yang sensitif untuk inflamasi dalam fase akut suatu infark miokard. Data yang mengevaluasi hubungan antara konsentrasi plasma long pentraxin 3 (PTX3) dengan mortalitas pada pasien infark miokard akut disertai elevasi segmen ST (IMA-EST) yang menjalani intervensi koroner perkutan primer (IKPP) dan mengkaitkannya dengan gagal jantung akut (GJA) saat admisi dan obstruksi mikrovaskular masih sangat terbatas. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi hubungan antara konsentrasi plasma PTX3 dengan mortalitas pasien IMA-EST yang menjalani IKPP dan kaitannya dengan kejadian GJA dan obstruksi mikrovaskular. Metode: Total 335 pasien dengan IMA-EST yang menjalani IKPP antara 1 Januari 2018 hingga 2 Agustus 2018 direkrut dan diikuti secara prospektif. Konsentrasi plasma PTX3 didapatkan dengan menggunakan metode ELISA. Studi ini menggunakan analisis kurva receiver operating curve (ROC) untuk menentukan nilai cut-off konsentrasi plasma PTX3. Hasil: Dari analisis kurva ROC, didapatkan cut-off konsentrasi PTX3 yang tinggi adalah ≥ 0.33 ng/mL. Dibandingkan dengan kelompok pasien dengan konsentrasi PTX3 rendah (< 0.33 ng/mL; N=223), pasien dengan konsentrasi PTX3 tinggi (≥ 0.33 ng/mL; N=112) memiliki proporsi kelas Killip II-IV lebih tinggi (34.8% vs. 13%, adjusted odds ratio= 3.41, p < 0.001). Pasien dengan konsentrasi PTX3 tinggi memiliki proporsi trombus grade 4 atau 5 pada angiografi pra prosedur IKPP yang lebih tinggi (83% vs. 72%, p = 0.03), lebih banyak pasien dengan hasil akhir TIMI flow 1 akan semakin meningkatkan risiko kematian selama perawatan di rumah sakit dan follow up 30 hari (adjusted HR= 6.59, IK 95%, 2.2319.51, p < 0.001 dan adjusted HR= 4.9, IK 95%, 1.71-14.01, p = 0.003). Kesimpulan: Studi ini menunjukkan bahwa pasien IMA-EST yang menjalani IKPP dengan konsentrasi plasma PTX3 yang tinggi berhubungan dengan peningkatan risiko mortalitas selama perawatan di rumah sakit dan pada follow-up 30 hari. Peningkatan risiko mortalitas ini kemungkinan berkaitan dengan tingginya proporsi pasien dengan GJA saat admisi, trombus burden yang lebih tinggi, lebih banyak pasien dengan hasil akhir TIMI flow < 3 dan resolusi segmen ST yang tidak lengkap paska IKPP pada pasien dengan konsentrasi PTX3 yang tinggi dibandingkan dengan konsentrasi PTX3 yang rendah.
Kata Kunci: IMA-EST, IKPP, mortalitas, PTX3
Background: Long pentraxin 3 (PTX3) is a sensitive marker of inflammation during an acute phase of myocardial infarction. Data evaluating the association between plasma PTX3 concentration and mortality of patients with acute ST-segment elevation myocardial infarction (STEMI) undergoing primary percutaneous coronary intervention (PCI) and its association with acute heart failure (AHF) at admission and microvascular obstruction are limited. Objective: This study sought to evaluate the association between plasma PTX3 concentration and mortality of patients with acute STEMI undergoing primary PCI and its association with AHF and microvascular obstruction. Methods: A total of 335 patients with acute STEMI undergoing primary PCI between 1 January 2018 and 2 August 2018 were enrolled prospectively. Plasma PTX3 concentrations were measured at admission by an ELISA method. Receiver operating curve (ROC) analysis was used to determine the cut off of PTX3 concentration. Results: Based on ROC analysis, the cut-off used for a high PTX3 in this study was ≥ 0.33 ng/mL. Compared with low PTX3 group (< 0.33 ng/mL; N=223), patients in the high PTX3 group (≥ 0.33 ng/mL; N=112) were more frequently presented with Killip classification II-IV (34.8% vs. 13%, adjusted odds ratio= 3.41, p < 0.001). Patients with high PTX3 had higher proportion of thrombus grade 4 or 5 on initial coronary angiogram (83% vs. 72%, p = 0.03), more patients reached final TIMI flow 1 was associated with an elevated risk for in-hospital and 30-day mortality (adjusted HR= 6.59, 95% CI 2.23-19.51, p < 0.001 and adjusted HR= 4.9, 95% CI, 1.71-14.01, p = 0.003, respectively). Conclusion: This study suggests that patients with acute STEMI undergoing primary PCI with high plasma PTX3 concentration were associated with an increased risk of in-hospital and 30-days mortality. The higher mortality was probably related to the higher proportion of patients with AHF at admission and higher thrombus burden, more patients who reached final TIMI flow < 3 and incomplete ST-segment resolution after PCI in the high versus low plasma PTX3 concentration.
Keywords: STEMI, PPCI, mortality, PTX3
- Judul Seri
-
-
- Tahun Terbit
-
2018
- Pengarang
-
Novi Yanti Sari - Nama Orang
Surya Dharma - Nama Orang
Anwar Santoso - Nama Orang - No. Panggil
-
T18544fk
- Penerbit
- Jakarta : Program Studi Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah., 2018
- Deskripsi Fisik
-
xix, 42 hal; ill; 21 x 30 cm
- Bahasa
-
Indonesia
- ISBN/ISSN
-
-
- Klasifikasi
-
T18544fk
- Edisi
-
-
- Subjek
- Info Detail Spesifik
-
-
T18544fk | T18544fk | Perpustakaan FKUI | Tersedia |
Masuk ke area anggota untuk memberikan review tentang koleksi