Skripsi

Hubungan antara Waktu Ketuban Pecah Terhadap Kejadian Sepsis Neonatorum Awitan Dini pada Bayi Kurang Bulan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo = The Association Between Duration of Rupture of Membranes and the Incidence of Early Onset Neonatal Sepsis in Preterm Infants Born in Cipto Mangunkusumo Hospital.

Latar belakang. Menurut data WHO, sebanyak 15 juta bayi di dunia dilahirkan kurang bulan setiap tahunnya, dan Indonesia menduduki peringkat ke-5 di dunia. Salah satu komplikasi pada bayi kurang bulan yang sering terjadi adalah sepsis. Sepsis Neonatorum Awitan Dini (SNAD) merupakan infeksi sistemik pada bayi pada usia kurang dari 72 jam yang seringkali disebabkan oleh transmisi patogen secara vertikal sebelum atau saat proses kelahiran. Tanpa adanya konsensus terkait definisi klinis sepsis neonatal sampai saat ini, strategi utama dalam penanggulangan kejadian SNAD bergantung pada identifikasi faktor risiko, termasuk ketuban pecah berkepanjangan. Namun, sampai saat ini masih belum ada kesepakatan terkait ambang batas waktu ketuban pecah yang meningkatkan risiko kejadian SNAD secara signifikan pada populasi bayi kurang bulan.
Tujuan. (1) Mengetahui sebaran subjek penelitian berdasarkan karakteristik jenis kelamin, usia gestasi, usia ibu, berat lahir dan metode persalinan. (2) Mengetahui sebaran subjek penelitian berdasaran gejala klinis dan hasil pemeriksaan kultur. (3) Mengetahui hubungan antara waktu ketuban pecah dengan kejadian SNAD pada ambang batas waktu 24 jam, 18 jam dan 12 jam di RSCM.
Metode penelitian. Sebuah studi kasus-kontrol dilakukan pada populasi bayi kurang bulan yang lahir di RSCM dari tahun 2016–2017. Subjek dibagi menjadi 2 kelompok: (1) kelompok kasus yang mengalami SNAD; dan (2) kelompok kontrol yang tidak mengalami SNAD; dipilih secara simple random sampling. Jumlah total subjek pada penelitian ini adalah 154 bayi kurang bulan (77 kasus dan 77 kontrol). Pengambilan data dilakukan pada Januari–Agustus 2018 dengan melihat rekam medis subjek penelitian, dilanjutkan dengan analisis bivariat menggunakan uji Chi Squared dan analisis multivariat menggunakan regresi logistik.
Hasil penelitian. Semua karakteristik tidak memiliki perbedaan yang bermakna, kecuali usia gestasi (p=0,012) dan berat lahir (p=0,02). Gejala klinis yang paling sering ditemukan dan memiliki hubungan yang bermakna adalah sesak napas (63,0%; p < 0,001) dan instabilitas suhu (40,9%; p < 0,001). Pada analisis bivariat, kejadian SNAD memiliki hubungan yang signifikan dengan waktu ketuban pecah lebih dari 24 jam (p=0,034; OR=2,307; IK 95%=1,052– 5,062), 18 jam (p=0,025; OR=2,367; IK 95%=1,103–5,079) dan 12 jam (p=0,012; OR=2,341; IK 95%=1,195–4,586). Pada analisis multivariat, kejadian SNAD memiliki hubungan yang signifikan dengan waktu ketuban pecah lebih dari 12 jam (p=0,004; aOR=2,941; IK 95%=1,412–6,135)
Kesimpulan. Terdapat hubungan yang signifikan antara waktu ketuban pecah dengan kejadian SNAD pada bayi kurang bulan di RSCM pada ambang batas waktu 12 jam, 18 jam dan 24 jam. Ketuban pecah lebih dari 12, 18 dan 24 jam meningkatkan risiko SNAD pada bayi kurang bulan 2,3 kali lipat, dan ketuban pecah lebih dari 12 jam meningkatkan risiko 2,9 kali lipat setelah adjustment.
Kata kunci: Ketuban Pecah, Sepsis Neonatorum Awitan Dini, Bayi Kurang Bulan


Introduction. According to WHO, 15 million babies are born premature annually, and Indonesia ranks 5 th worldwide. One of the most frequent complications in preterm infants is sepsis. Early onset neonatal sepsis (EONS) is defined as the systemic infection in infants less than 72 hours old which is often caused by vertical transmission of pathogens before or during labour. With the current lack of consensus in the acceptable definition of neonatal sepsis, identification risk factors, including prolonged premature preterm rupture of membranes (ROM), becomes the main strategy in overcoming the problem of neonatal sepsis. Unfortunately, there is also currently lack of worldwide consensus in the threshold of duration of ROM which significantly increases the risk of EONS in preterm infants.
Objectives. (1) To determine the distribution of subjects based on selected characteristics: gender, gestational age, maternal age, birth weight and mode of delivery. (2) To determine the distribution of subjects based on clinical symptoms and bacterial culture examination. (3) To determine the association between the duration of ROM and the incidence of EONS in preterm infants, at the thresholds of 24 hours, 18 hours and 12 hours, in RSCM.
Methods. A case-control study was done on preterm infants born in RSCM in 2016–2017. The subjects were divided into 2 groups: (1) the case group for preterm infants who had EONS; and (2) the control group for preterm infants who did not have EONS; each selected by simple random sampling. The total number of subjects in the study was 154 preterm infants (77 in the case group and 77 in the control group). Data collection from the medical records of the subjects was performed in January–August 2018, followed by bivariate analysis using Chi Square Test and multivariate analysis using logistic regression.
Result. All characteristics had insignificant differences, except gestational age (p=0,012) and birth weight (p=0,02). The clinical symptoms which were most frequent and had significant associations with EONS were respiratory instability (63,0%, p < 0,001) and temperature instability (40,9%, p < 0,001). In the bivariate analysis, the incidence of EONS had significant associations with duration of ROM of more than 24 hours (p=0,034; OR=2,307; CI 95%=1,052–5,062), 18 hours (p=0,025; OR=2,367; CI 95%=1,103–5,079) and 12 hours (p=0,012; OR=2,341; CI 95%=1,195–4,586). In the multivariate analysis, the incidence of EONS had significant associations with duration of ROM of more than 12 hours (p=0,004; aOR=2,941; CI 95%=1,412–6,135).
Conclusion. There is a significant association between the duration of ROM at 12, 18 and 24 hours, and the incidence of EONS in preterm infants, especially at duration of more than 12 hours. Prolonged PPROM for 12, 18, and 24 hours increases the risk of EONS in preterm infants 2.3 times (unadjusted) and PPROM for 12 hours increases the risk of EONS in preterm infants 2.9 times after adjustment for other factors.
Keywords: Rupture of membranes, Early onset neonatal sepsis, Preterm infants

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2018
Pengarang

Angga Wiratama Lokeswara - Nama Orang
Ali Sungkar - Nama Orang

No. Panggil
S18116fk
Penerbit
Jakarta : Program Pendidikan Dokter Umum S1 Reguler.,
Deskripsi Fisik
xiv, 58 hal; ill; 21 x 30 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
S18116fk
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
-
S18116fkS18116fkPerpustakaan FKUITersedia
Image of Hubungan antara Waktu Ketuban Pecah Terhadap Kejadian Sepsis Neonatorum Awitan Dini pada Bayi Kurang Bulan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo = The Association Between Duration of Rupture of Membranes and the Incidence of Early Onset Neonatal Sepsis in Preterm Infants Born in Cipto Mangunkusumo Hospital.

Related Collection