Skripsi
Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Waktu Tanggap Pelayanan Dokter dalam 30 Menit pada Pasien Non-trauma Bertriase Kuning di IGD-RSCM = Factors Associated with Thirty-Minute Time to Initial Treatment among Nontrauma Urgent Patients in Cipto Mangunkusumo Hospital (RSCM) Emergency Department.
Pendahuluan: Pasien gawat darurat dengan kategori triase kuning (urgent) harus mendapatkan terapi dalam 30 menit. Waktu sejak kedatangan pasien hingga mendapatkan terapi disebut sebagai waktu tanggap pelayanan dokter. Pencapaian waktu tanggap pelayanan dokter dalam 30 menit untuk pasien dengan kategori triase kuning di IGD-RSCM belum mencapai 100%.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan tercapainya waktu tanggap pelayanan dokter dalam 30 menit pada pasien non-trauma bertriase kuning di IGD-RSCM; pola kedatangan, kondisi kepadatan IGD, tercukupinya jumlah kebutuhan staf, ketepatan triase, waktu ketersediaan terapi dan adanya rujukan yang terkonfirmasi (SPGDT).
Metode: Penelitian ini adalah penelitian potong-lintang, menggunakan data retrospektif, dan melibatkan 105 subyek dengan triase tepat (kuning-kuning) dan 3 subyek dengan triase tidak tepat (hijau-kuning). Analisis bivariat antara hubungan ketepatan triase dengan waktu tanggap pelayanan dokter menggunakan seluruh subyek (108 subyek), sedangkan analisis bivariat lainnya menggunakan hanya subyek dengan triase tepat (105 subyek).
Hasil: Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara kedatangan pasien di sore hari (p=0,032, PR=2,514; 95% CI: 1,128—5,603), tercukupinya jumlah kebutuhan EMO (p=0,021; PR=2,489; 95% CI: 1,230—5,035), dan waktu ketersediaan terapi (p < 0,001) terhadap waktu tanggap pelayanan dokter. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara kedatangan pasien di pagi dan malam hari (p=0,165, PR=0,459, 95% CI: 0,170—1,244 dan p=0,391, PR=0,566, 95% CI: 0,185—1,732, secara berurutan), kondisi kepadatan IGD (p=0,852; PR=1,172; 95% CI: 0,567—2,424), jumlah perawat (p=0,274; PR=0,480; 95% CI: 0,155—1,482), tercukupinya jumlah kebutuhan pemandu (p=0,094; PR=0,499; 95% CI: 0,244—1,018), ketepatan triase (p=0,484), dan adanya rujukan yang terkonfirmasi (SPGDT) (p=0,524; PR=1,561; 95% CI: 0,302—8,067) terhadap waktu tanggap pelayanan dokter.
Kesimpulan: Kedatangan pasien di sore hari, tercukupinya jumlah EMO, dan waktu ketersediaan terapi berhubungan dengan tercapainya waktu tanggap pelayanan dokter dalam 30 menit. Hasil penelitian dan model yang disarankan dalam penelitian ini dapat digunakan oleh IGD-RSCM untuk mengembangkan pendekatan untuk perbaikan pencapaian waktu tanggap pelayanan dokter dalam 30 menit.
Kata kunci: faktor, instalasi gawat darurat (IGD), non-trauma, response time, triase kuning, waktu tanggap pelayanan dokter
Introduction: Every urgent patient coming to an Emergency Department has to be assessed and treated within thirty minutes. This time is counted as the interval from the patient arrival to the initial treatment given to the patient; thus is called as time to initial treatment. Cipto Mangunkusumo Hospital (RSCM) Emergency Department has not achieved the thirty-minute time to initial treatment for 100% of its urgent patients.
Study objectives: This study evaluates whether various factors are associated with the achievement of initial treatment within thirty minutes in nontrauma urgent patients in RSCM ED; arrival time pattern, ED overcrowding condition, adequacy of the number of emergency staffs needed, accuracy of triage, medication turnaround time, presence of pre-hospital call.
Method: This study uses retrospective cross-sectional study design, and includes 105 subjects of accurate triage and 3 subjects of non-accurate triage (nonurgent, then urgent). The bivariate analysis between accuracy of triage and time to initial treatment uses the whole (108) subjects, while the rest bivariate analyses include only the subjects of accurate triage (105 subjects).
Results: This study uses bivariate analyses and shows that there are associations between the patients’ arrivals in the evening shift (p=0,032, PR=2,514; 95% CI: 1,128—5,603), the adequacy of the number of physicians needed (p=0,021; PR=2,489; 95% CI: 1,230—5,035), and the medication turnaround time (p=0,021; PR=2,489; 95% CI: 1,230—5,035) to the achievement of thirty-minute time to initial treatment. This study also shows that there are no associations between the patients’ arrivals in the morning and night shifts (p=0,165, PR=0,459, 95% CI: 0,170—1,244 and p=0,391, PR=0,566, 95% CI: 0,185—1,732, respectively), the ED overcrowding conditions (p=0,852; PR=1,172; 95% CI: 0,567— 2,424), the number of nurses (p=0,274; PR=0,480; 95% CI: 0,155—1,482), the adequacy of the number of porters needed (p=0,094; PR=0,499; 95% CI: 0,244— 1,018), the accuracy of triage (p=0,484), and the presence of pre-hospital calls (p=0,524; PR=1,561; 95% CI: 0,302—8,067) to the achievement of thirty-minute time to initial treatment.
Conclusion: Patients’ arrivals in the evening shift, adequacy of the number of physicians needed, and medication turnaround time are associated with the achievement of thirty-minute time to initial treatment. These findings and the suggested model could be used for RSCM ED to develop approaches to improve its achievement in thirty-minute time to initial treatment.
Keywords: Factors, emergency department, nontrauma, response time, urgent triage, time to initial treatment
- Judul Seri
-
-
- Tahun Terbit
-
2018
- Pengarang
-
Azkia Rahmah - Nama Orang
Andi Ade Wijaya Ramlan - Nama Orang - No. Panggil
-
S18088fk
- Penerbit
- Jakarta : Program Pendidikan Dokter Umum S1 Reguler., 2018
- Deskripsi Fisik
-
xii, 86 hal; ill; 21 x 30 cm
- Bahasa
-
Indonesia
- ISBN/ISSN
-
-
- Klasifikasi
-
S18088fk
- Edisi
-
-
- Subjek
- Info Detail Spesifik
-
-
S18088FK | S18088fk | Perpustakaan FKUI | Tersedia |
Masuk ke area anggota untuk memberikan review tentang koleksi