Skripsi

The Relationship Between Educational Levels and Mental Status Among Domestic Violence Victims in Policlinic Department of Psychiatry RSCM Jakarta Kekerasan, GAF = Hubungan Antara Tingkat Pendidikan dan Status Kejiwaan Antara Korban Kekerasan dalam Rumah Tangga di Poliklinik Departemen Psikiatri RSCM Jakarta.

Introduction: Domestic violence is one of the problems that throughout the year still increasing. Generally, at the year of 2015, it is reported from over 80 countries that 35% of women have experienced physical and sexual violence. Moreover, in Indonesia, it is stated that in the range of 2000-2014 the prevalence of domestic violence is increasing in a stable way and in 2016 domestic violence cases that happen to wives reach a number of 6.725 cases in Indonesia. Domestic violence may affect the mental health of not only the victim but also her surrounding (child). Based on the Hunt Study educational level helps on protecting the victim from a disruption in their mental health. This research aim is to find the correlation between educational level and its affect on mental status in domestic violence victims.
Methods: This research collects data from the Domestic Violence Report Book from Psychiatric Department of RSCM (Rumah Sakit Ciptomangunkusumo) and medical records of married patients that came due to domestic violence from the year 2013 until 2017. Therefore, the data that are being used is secondary data. This research uses cross sectional method where data is collected at only at a certain point of time. This research only uses data from patients who are married and have experienced domestic violence from her husband. The data that are analyzed are educational level and mental status (Speech, Mood, Thought Process, and Perception).
Results: Datas that have been collected for this research are 80 datas. However, only 41 datas that can be used in this research. All of the subjects are woman and the dominant age is in the range of 31-40. Generally, The mean(SD) for age is 2.76 (0.83). Dominantly, subjects have pursued education at primary-secondary level (72.7%) while the general mean(SD) of educational level is 2.76(0.46). Most of the subject does have their mental status disturbed (70.7%). Data analysis using Contigency Coefficient showed that there is no statistical significance between educational level and mental status among DV victims (p = 0,73).
Conclusion: Educational level of a person does not have a statistical significance on correlating with the affected mental status from domestic violence victims. However, research with more variety of sample and involvement of other mental status components can be done to improve significancy.
Keywords: domestic violence, educational level, mental status


Pendahuluan: Kekerasan dalam rumah tangga merupakan salah satu masalah yang dalam prevalensi masih terus meningkat. Dilaporkan bahwa Indonesia pada jenjang tahun 2000 hingga 2014 angka terjadinya KDRT naik secara stabil dan pada 2016 kasus KDRT kepada istri mencapai 6.725 kasus di Indonesia. KDRT dapat mempengaruhi kesehatan jiwa bukan hanya pada korban namun juga pada anaknya. Menurut penelitian dari Hunt Study bahwa tingkat pendidikan berpengaruh dalam melindungi korban dari gangguan kesehatan jiwa. Penelitian ini bertujuan untuk mencari ada atau tidaknya hubungan diantara tingkat pendidikan dan efeknya terhadap mental status.
Metode: Penelitian ini mengambil data dari laporan jaga Departemen Psikiatri RSCM dan juga rekam medis pasien yang sudah menikah dan telah mengalami kasus KDRT dari tahun 2013 hingga 2017, sehingga data yang dipakai merupakan data sekunder. Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah cross sectional study. Penelitian ini hanya menggunakan data dari pasien yang sudah menikah dan mengalami kekerasan dalam rumah tangga dari suaminya. Data yang diolah dalam riset ini merupakan tingkat pendidikan dan mental status (Speech, Mood, Thought Process, dan Perception)
Hasil: Data yang dikumpulkan merupakan 80 data namun hanya 41 data yang dapat digunakan. Semua subjek merupakan perempuan dan umur yang dominan merupakan kisaran 31-40 tahun dengan mean(SD) umur secara umum adalah 2.76(0.83). Subjek lebih dominan mempunyai pendidikan di tingkat primer dan sekunder (72.7%) dimana tingkat pendidikan secara umum mempunyai mean(SD) sebesar 2.76(0.46). Mayoritas subjek mengalami gangguan pada mental statusnya (70.7%). Hasil analisis data menggunakan Contigiency Coefficient ditemukan bahwa hubungan antara tingkat pendidikan dan mental status pada korban KDRT tidak membuahkan signifikansi (p = 0,73).
Kesimpulan: Tingkat pendidikan tidak mempunyai korelasi yang signifikan dengan mental status yang ditimbulkan oleh pasien KDRT. Walaupun begitu, penelitian dengan sampel yang lebih beragam dan penyertaan komponen status mental yang lain dapat dilakukan untuk mendapatkan data yang lebih bermakna.
Kata Kunci: KDRT, tingkat pendidikan, mental status

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2017
Pengarang

Amyra Andia Nissa - Nama Orang
Khamelia - Nama Orang

No. Panggil
S17185fk
Penerbit
Jakarta : Program Pendidikan Dokter Umum S1 KKI.,
Deskripsi Fisik
xi, 27 hal; ill; 21 x 30 cm
Bahasa
English
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
S17185fk
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
-
S17185fkS17185fkPerpustakaan FKUITersedia
Image of The Relationship Between Educational Levels and Mental Status Among Domestic Violence Victims in Policlinic Department of Psychiatry RSCM Jakarta Kekerasan, GAF = Hubungan Antara Tingkat Pendidikan dan Status Kejiwaan Antara Korban Kekerasan dalam Rumah Tangga di Poliklinik Departemen Psikiatri RSCM Jakarta.

Related Collection