Tesis

Analisis Korelasi antara Kadar LED dan CRP dengan Perbaikan Defisit Neurologis pada Pasien Spondilitis Tuberkulosis di RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta Tahun 2016-2018 = Correlation Analysis between ESR and CRP Values with Neurological Deficit Improvement in Tuberculosis Spondylitis Patients at RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta on 2016-2018.

Pendahuluan: Spondilitis tuberkulosis (TB) adalah salah satu manifestasi infeksi kuman Mycobacterium tuberculosis ekstrapulmoner yang terjadi pada tulang belakang. Salah satu manifestasi klinis spondilitis TB yang membawa beban morbiditas dan menggangu kualitas hidup pasien adalah adanya defisit neurologis. Sampai saat ini belum banyak studi yang bertujuan untuk mengetahui tentang faktor prognostik perbaikan fungsi klinis pasien dengan spondilitis TB. Pemeriksaan laboratorium kadar penanda infeksi seperti laju endap darah (LED) dan C-reactive protein (CRP) merupakan pemeriksaan rutin yang dilakukan dalam penegakan diagnosis dan penilaian respon terapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara persentase selisih kadar LED dan CRP dengan perbaikan defisit neurologis pada pasien spondilitis TB. Metode: Penelitian ini merupakan suatu studi analitik dengan desain retrospektif. Data didapatkan dari catatan rekam medis pasien Orthopaedi di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo dengan diagnosis spondilitis TB dan defisit neurologis yang menjalani tindakan operatif pada bulan Januari 2016 sampai Februari 2018 yang diambil dengan menggunakan metode total sampling. Data dianalisis dengan uji hipotesis komparatif dan korelatif. Hasil: Dari total 60 subyek pada penelitian ini, didapatkan median usia 31 tahun, dan mayoritas region vertebra yang terlibat adalah torakal (58.33%). Semua pasien mengalami perbaikan neurologis post-operatif dan sebanyak 65% subyek mencapai AIS E pada akhir evaluasi minggu ke-24 post-operatif. Dari uji hipotesis didapatkan adanya hubungan yang bermakna antara regio vertebra yang terlibat dengan status neurologis pre-operatif (p 0.047). Hubungan antara status neurologis dengan kadar LED atau CRP sewaktu hanya menunjukkan bermakna secara statistik pada saat pre-operatif (p 0.025). Tidak didapatkan korelasi yang bermakna secara statistik antara persentase selisih kadar CRP atau LED sebelum dan sesudah operasi dengan derajat perbaikan status neurologis pasien (p > 0.05). Analisis dan Diskusi: Sebaran usia pasien spondilitis TB pada subyek penelitian ini menggambarkan kelompok usia produktif. Mayoritas regio vertebra yang terlibat adalah regio torakal, dipikirkan karena struktur anatomis pada regio tersebut yang berupa mielum. Tidak adanya korelasi antara persentase selisih kadar LED atau CRP sebelum dan sesudah operasi dengan perbaikan status neurologis pasien dipikirkan karena proses gangguan neurologis pada pasien spondilitis TB seringkali karena faktor eksternal yang akan secara signifikan bisa diatasi dengan tindakan operatif, bukan karena faktor internal seperti inflamasi atau edema mielum. Kesimpulan: Tidak ada korelasi yang bermakna antara persentase selisih kadar LED dan CRP sebelum dan sesudah operasi dengan perbaikan status neurologis pasien spondilitis TB. Namun pemeriksaan laboratorium kadar LED dan CRP tetap bisa menjadi alat untuk membantu diagnostik dan menilai respon terapi dan penting untuk menjadi pemeriksan rutin pada pasien spondilitis TB.

Kata kunci: Spondilitis tuberkulosis, laju endap darah (LED), C-reactive protein (CRP), defisit neurologis, ASIA Impairment Scale (AIS).


Introduction: Tuberculous (TB) spondylitis is one of clinical manifestation of Mycobacterium tuberculosis extrapulmonary infection in the spinal region. Clinical manifestation of TB spondylitis that brings morbidity burden and affects patient’s quality of life is neurological deficit. There is still not much studies evaluating prognostic factors of clinical function for TB spondylitis patient. Laboratory test of infection marker such as erythrocyte sedimentation rate (ESR) and C-reactive protein (CRP) is a routine examination done for diagnostic and therapy response monitoring. This study to evaluate if there is any correlation between ESR and CRP value difference percentage with neurological deficit improvement in TB spondylitis patient. Methods: This is an analytical study with retrospective design. Data was obtained from Orthopaedic patient’s medical records at RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo with a diagnosis of TB spondylitis and neurological deficit undergone surgery procedure within the period of January 2016 to February 2018 using total sampling method. Data was analyzed by comparative and correlative hypothetical study. Results: From 60 of total subjects in this study, the median age is 31 years, and involved vertebral region majority was thoracal region (58.33%). All of patients got postoperative neurological improvement and 65% of total subjects can reach AIS E at the end of evaluation of 24 weeks post-operative. From hypothetical study, we can get significant association between involved vertebral region with pre-operative neurological status. (p 0.047). Association between neurological status with ESR or CRP values at the same time only show statistically significancy atpre-operative (p 0.025). There is no statistically significant correlation between the percentage of ESR or CRP values difference before and after surgical procedure with patient’s neurological deficit improvement (p > 0.05). Conclusion: There is no significant correlation between the percentage of ESR and CRP values difference before and after surgical procedure with TB spondylitis patient’s neurological deficit improvement. However, laboratory test of CRP and ESR values is still an important tool to help in diagnostics and monitoring therapy response. It is important to evaluate those parameters routinely in TB spondylitis patient.

Keywords: Tuberculosis spondylitis, erythrocyte sedimentation rate (ESR), C-reactive protein (CRP), neurological deficit, ASIA Impairment Scale (AIS).

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2018
Pengarang

Putri Amalia Isdianto - Nama Orang
Ifan Saleh - Nama Orang

No. Panggil
T18495fk
Penerbit
Jakarta : Program Studi Ilmu Orthopaedi dan Traumatologi.,
Deskripsi Fisik
xxi, 65 hlm. ; 21 x 30 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
T18495fk
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
-
T18495fkT18495fkPerpustakaan FKUITersedia
Image of Analisis Korelasi antara Kadar LED dan CRP dengan Perbaikan Defisit Neurologis pada Pasien Spondilitis Tuberkulosis di RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta Tahun 2016-2018 = Correlation Analysis between ESR and CRP Values with Neurological Deficit Improvement in Tuberculosis Spondylitis Patients at RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta on 2016-2018.

Related Collection