Tesis
Efek Anestesia Umum terhadap Perubahan Kontraktilitas Jantung pada Anak dengan Penyakit Jantung Bawaan yang Menjalani Prosedur Nonbedah Jantung = The Effect of General Anesthesia to The Alteration of Cardiac Contractility in Children with Congenital Heart Disease underwent Nonsurgical Cardiac Procedure.
Latar Belakang : Sekitar 1% anak terlahir hidup dengan penyakit jantung bawaan (PJB). Sebagian akan memerlukan kateterisasi jantung baik untuk diagnosis maupun intervensi terapeutik. Prosedur ini memerlukan kooperasi pasien dan imobilisasi sehingga dibutuhkan tindakan anestesia yang mungkin berulang. Penelitian ini bertujuan untuk melihat efek anestesia umum terhadap fungsi kontraktilitas jantung anak dengan PJB. Metode : Dilakukan studi kohort observasional dengan consecutive sampling diunit PJT RSCM. Subjek penelitian adalah anak berusia 6 bulan hingga 18 tahun dengan PJB yang menjalani kateterisasi jantung dalam anestesia umum pada periode Juni – Agustus 2018 dan 42 anak memenuhi kriteria inklusi. Kontraktilitas jantung dilihat dari fraksi ejeksi dan TAPSE yang diukur dengan ekokardiografi. Pengukuran dilakukan sebelum anestesia umum, 5 menit pascaintubasi dan akhir tindakan kateterisasi. Uji T-test berpasangan dilakukan untuk analisis perubahan fraksi ejeksi dan TAPSE dan analisis multivariat untuk melihat pengaruh faktor usia, jenis PJB, lama dan jenis tindakan kardiologi terhadap perubahan kontraksi. Hasil : Rerata fraksi ejeksi pasien anak dengan PJB sebelum dan sesudah anestesia umum berturut adalah 71,3 (±9,8)%, 65,8 (±11,2)% dan 65,8 (±12,24)%. Rerata TAPSE pasien anak dengan PJB sebelum dan sesudah anestesia umum berturut adalah 16,2(±4,4)mm, 14,4(±4,1)mm dan 15,3(±3,9)mm. Perubahan fraksi ejeksi pasien anak dengan PJB turun bermakna pada 5 menit pascaintubasi dan akhir tindakan kardiologi (p=0,001 dan 0,002) dan perubahan TAPSE turun bermakna hanya pada 5 menit pascaintubasi (p=0,007) . Pengaruh usia, jenis PJB, lama dan jenis tindakan kardiologi tidak bermakna terhadap perubahan fraksi ejeksi dan TAPSE (p>0,05). Simpulan : Anestesia umum menyebabkan penurunan fungsi kontraktilitas jantung anak dengan PJB dan faktor usia, jenis PJB, lama dan jenis tindakan kardiologi tidak berpengaruh terhadap penurunan fungsi kontraktilitas. Dengan demikian diharapkan semua pihak yang terlibat dalam penanganan medis pasien PJB diharapkan lebih waspada, termasuk ketika memberikan informasi sebelum persetujuan tindakan medis (informed consent), dan jika memungkinkan pasien dengan PJB menghindari tindakan anestesia umum yang berulang.
Kata kunci : PJB, anestesia umum, kontraksi, fraksi ejeksi, TAPSE.
Background : Approximately 1% children borned with congenital heart disease (CHD). Some will require cardiac catheterization both for diagnosis or therapeutic intervention. These procedures require patient cooperation and immobilization so that anesthesia that may be repeated are needed. This study aims to assess the effect of general anesthesia on the function of cardiac contractility in children with CHD. Methods : An observational cohort study was conducted with consecutive sampling at the PJT-RSCM. The subjects were children aged 6 months to 18 years old with CHD who underwent cardiac catheterization with general anesthesia in the period from June to August 2018 and 42 children met the inclusion criteria. Cardiac contractility is seen from ejection fraction and TAPSE as measured by the echocardiography. Measurements were taken before general anesthesia, 5 minutes post-intubation and at the end of the cardiac catheterization. Paired T-test was performed to analyzed the changes in ejection fraction and TAPSE. Multivariate analysis was performed to analyzed the effect of age factors, type of CHD, duration and type of cardiology intervention on cardiac contractility. Results : The mean ejection fraction before and after general anesthesia were 71.3 (± 9.8)%, 65.8 (± 11.2)% and 65.8 (± 12.2)% respectively. The mean TAPSE were 16.2 (± 4.4) mm, 14.4 (± 4.1) mm and 15.3 (± 3.9) mm. Ejection fraction of pediatric pati ents with CHD decreased significantly at 5 minutes postintubation and at the end of cardiology intervention (p = 0.001 and 0.002) and changes in TAPSE decreased significantly only at 5 minutes postintubation (p = 0.007). The changes of ejection fraction and TAPSE was not significantly affected by age, type of CHD, duration and type of cardiology intervention (p> 0.05).
Conclusion: General anesthesia causes a decreased contractility in children with CHD. Age, type of CHD, duration and type of cardiology intervention was not the factor that affected the decrease in contractility function. Thus, it is expected that all parties that involved in the medical treatment of CHD patients are expected to be more cautious, including when providing information prior to informed consent and if possible patients with CHD avoid repeated general anesthesia.
Keyword : CHD, general anesthesia, cardiac contractility, ejection fraction, TAPSE.
- Judul Seri
-
-
- Tahun Terbit
-
2018
- Pengarang
-
Hendy Armanda Zaintama - Nama Orang
Ratna Farida Soenarto - Nama Orang
Aldy Heriwardito - Nama Orang
Rubiana Sukardi - Nama Orang - No. Panggil
-
T18450fk
- Penerbit
- Jakarta : Program Studi Anestesiologi dan Terapi Intensif., 2018
- Deskripsi Fisik
-
xviii, 59 hal; ill; 21 x 30 cm
- Bahasa
-
Indonesia
- ISBN/ISSN
-
-
- Klasifikasi
-
T18450fk
- Edisi
-
-
- Subjek
- Info Detail Spesifik
-
-
T18450fk | T18450fk | Perpustakaan FKUI | Tersedia |
Masuk ke area anggota untuk memberikan review tentang koleksi