Skripsi

Hubungan antara Laju Endap Darah dan Protein Reaktif C dengan Kejadian Hipertensi Pulmonal pada Pasien Skleroderma = Association between Erythrocyte Sedimentation Rate and C-Reactive Protein to Occurrence of Pulmonary Hypertension in Scleroderma Patients.

Latar belakang - Skleroderma merupakan kelainan jaringan ikat yang ditandai dengan keterlibatan multisistem organ, bersifat kronik dan progresif, dan memiliki tingkat mortalitas serta disabilitas yang tinggi. Hipertensi pulmonal merupakan salah satu penyebab utama kematian pada pasien skleroderma. Tujuan - Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara laju endap darah dan kadar protein reaktif C dengan kejadian hipertensi pulmonal pada pasien skleroderma. Metode - Desain studi pada penelitian ini adalah potong lintang dengan menggunakan data sekunder dari 115 pasien skleroderma di RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta. Hasil - Dari 115 pasien, hanya 46 subjek yang memenuhi syarat. Hipertensi pulmonal terdeteksi pada 4 pasien berdasarkan hasil ekokardiografi. Tidak ada perbedaan rerata laju endap darah yang bermakna antara kelompok yang mengalami hipertensi pulmonal dengan yang tidak (p = 0,154; perbedaan rerata = 22,58; IK95%: -8,80 – 53,97). Rerata kadar protein reaktif C juga tidak berbeda bermakna antara kelompok hipertensi pulmonal dengan yang tidak (p = 0,748; perbedaan rerata 0,80; IK95%: 0,19 – 3,29). Simpulan - Dari penelitian ini, tidak ada hubungan antara laju endap darah dan kadar Protein reaktif C terhadap kejadian hipertensi pulmonal pada pasien skleroderma. Walaupun demikian, laju endap darah dan kadar protein reaktif C cenderung lebih tinggi pada kelompok yang tidak mengalami hipertensi pulmonal
Kata kunci: Hipertensi pulmonal; Skleroderma; Laju endap darah; Protein reaktif C


Background - Scleroderma is connective tissue disease characterized by multisystem organ involvement, chronic and progressive course, and high mortality and disability rate. Objectives - This study aimed to determine the association between erythrocyte sedimentation rate and C-reactive protein level to the occurrence of pulmonary hypertension in scleroderma patients. Methods - This study design was cross-sectional. One-hundred-and-fifteen medical records of scleroderma patient in Cipto Mangunkusumo National Hospital were reviewed. Results - From 115 patients, only 46 subject eligible in this study. Pulmonary hypertension was detected in 4 patients by echocardiography. There was no significant erythrocyte sedimentation rate mean difference between the group with pulmonary hypertension and those without (p = 0,154; mean difference = 22,58; CI95%: -8,80 – 53,97). Mean C-reactive protein level was not significantly different between those with pulmonary hypertension and those without (p = 0,748; mean difference = 0,80; CI95%: 0,19 – 3,29). Conclusions - From this study, there was no significant association between erythrocyte sedimentation rate and C-reactive protein level to the occurrence of pulmonary hypertension in scleroderma patients. Nevertheless, erythrocyte sedimentation rate and C-reactive protein tend to be higher in those without pulmonary hypertension
Keyword(s) : Pulmonary hypertension; Scleroderma; Erythrocyte sedimentation rate; Creactive protein

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2018
Pengarang

Muhammad Hilfi Radifan Pandia - Nama Orang
Bambang Setyohadi - Nama Orang

No. Panggil
S18023fk
Penerbit
Jakarta : Program Pendidikan Dokter Umum S1 Reguler.,
Deskripsi Fisik
xii, 34 hal; ill; 21 x 30 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
S18023fk
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
-
S18023fkS18023fkPerpustakaan FKUITersedia
Image of Hubungan antara Laju Endap Darah dan Protein Reaktif C dengan Kejadian Hipertensi Pulmonal pada Pasien Skleroderma = Association between Erythrocyte Sedimentation Rate and C-Reactive Protein to Occurrence of Pulmonary Hypertension in Scleroderma Patients.

Related Collection