Tesis

Motivasi dan Faktor Risiko Perilaku Non-Suicidal Self Injury pada Pelajar SMA di Jakarta Pusat = Motivation and Risk Factor of Non-Suicidal Self Injury Behavior in Highschool Student in Central Jakarta.

Latar Belakang: Perilaku non-suicidal self injury (NSSI) adalah tindakan menyakiti diri yang tidak bertujuan untuk mengakhiri hidup. Beberapa studi menemukan bahwa angka NSSI cukup tinggi pada remaja SMA, dilakukan oleh 1 dari 4 remaja usia 16-17 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mencari angka perilaku menyakiti diri pada siswa SMA di Jakarta, mencari motivasi dan faktor risiko perilaku tersebut. Metode: Peneliti menghubungi tiga sekolah yang bersedia menjadi lokasi penelitian. Dilakukan pengacakan untuk menentukan masing-masing satu kelas IPA dan IPS dari tiap sekolah yang akan menjadi subyek penelitian. Peneliti menggunakan Self Harm Behavior Questionnaire versi bahasa Indonesia untuk menilai perilaku menyakiti diri, SCL-90 versi bahasa Indonesia untuk menilai psikopatologi, dan mengadaptasi Child and Adolescent Self-Harm in Europe untuk menilai motivasi dan stresor sosial. Uji χ2 dan Pearson dilakukan untuk menilai hubungan faktor risiko dan perilaku menyakiti diri. Hasil: Sebanyak 34,3% subyek penelitian pernah melakukan tindakan menyakiti diri dalam masa remaja mereka dan tidak ada perbedaan bermakna antara jenis kelamin laki-laki maupun perempuan. Laki-laki lebih banyak melakukan perilaku menyakiti diri dengan memukul tembok atau lemari (44,4%) sedangkan perempuan lebih banyak melakukan cutting (41,5%). Motivasi terbanyak dalam melakukan tindakan menyakiti diri adalah keinginan untuk melegakan pikiran yang tidak menyenangkan. Terdapat beberapa faktor risiko sosial yang berhubungan dengan perilaku menyakiti diri yaitu kesulitan berteman (RR 1,985), riwayat teman dengan perilaku menyakiti diri (RR 1,648), dan mengalami perundungan (RR 1,593). Psikopatologi yang memerlukan perhatian khusus adalah depresi (RR 1,618), ansietas (RR 1,673), somatisasi (RR 1,816), dan psikositisme (RR 1,703). Simpulan: Angka perilaku menyakiti diri pada remaja SMA cukup tinggi. Hal ini berhubungan dengan faktor risiko stresor sosial yang berhubungan dengan relasi remaja dengan sebayanya. Pada setiap perilaku menyakiti diri, perlu dicari kemungkinan adanya gangguan mental emosional yang mendasarinya.
Kata Kunci: menyakiti diri, remaja, self injury, self harm


Background: Non-suicidal self injury (NSSI) is an act with non-fatal intention. Several studies discovered high number of NSSI in adolescents, which is found in 1 every 4 adolescent aged 16-17 years old. This research aims to find the number of NSSI in high school student in Jakarta, finding the overlying motivation, and the risk factor of such acts. Methods: Three schools are willing to participate in the study. A randomization is performed to determine one of the social science class and one fo the math and physics science class from each school to be the research subject. The questionnaires used are Self Harm Behavior Questionnaire to evaluate self-harm act, SCL-90 to evaluate psychopathology, and Child and Adolescent Self-Harm in Europe to evaluate motivation and social stressor. Pearson and χ2 test is performed to find the relationship between risk factors and self harm acts. Result: Among the respondents, 34.3% has performed self-harm behavior during their adolescent period. There is no significant difference between the number of male and female subjects. Male subjects report high number of aggressive acts such as hitting wall or cupboard (44.4%) while female subjects report high number of self-cutting (41.5%). The main motive for self-harm was to ‘get relief from a terrible state of mind”. Several risk factors are associated with self-harm acts, such as difficulties with peer relationships (RR 1,985), self-harm behaviour in close friend (RR 1.618), and bullying (RR 1.593). Notable psychopathologies are depression (RR 1.618), anxiety (RR 1.673), somatization (RR 1.816), and psychoticism (RR 1.703). Conclusion: The number of self-harm acts in high school student is quite high. This condition is related to social stressor risk factor, which is related to adolescent relationship with peer group. In every self-harm act, it is important to find the possibility of underlying mental/emotional disorder.
Keywords: adolescent, self harm, self injury

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2018
Pengarang

Andreas Kurniawan - Nama Orang
HERIANI - Nama Orang
Sylvia Detri Elvira - Nama Orang

No. Panggil
T18354fk
Penerbit
Jakarta : Program Pendidikan Dokter Spesialis Bidang Studi Ilmu Kedokteran Jiwa.,
Deskripsi Fisik
xxi, 66 hlm. ; 21 x 30 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
T18354fk
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
-
T18354fkT18354fkPerpustakaan FKUITersedia
Image of Motivasi dan Faktor Risiko Perilaku Non-Suicidal Self Injury pada Pelajar SMA di Jakarta Pusat = Motivation and Risk Factor of Non-Suicidal Self Injury Behavior in Highschool Student in Central Jakarta.

Related Collection