Tesis

Pengaruh Destrangulasi Usus pada Cedera Iskemia- Reperfusi Usus terhadap Hati Tikus Sprague-Dawley = Intestinal Destrangulation Effects on Liver following Intestinal Ischaemia Reperfusion Injury on Sprague- Dawley.

Pendahuluan. Cedera iskemia reperfusi (CI/R) merupakan fenomena bifasik dimana terjadi kerusakan selular akibat hipoksia yang dapat terjadi lebih hebat saat restorasi oksigen. Strangulasi usus merupakan kasus bedah tersering yang dapat menimbulkan CI/R pada hati sebagai organ yang langsung mendapatkan aliran darah dari usus melalui vena porta. Luasnya cedera jaringan terkait dengan banyaknya reduksi aliran darah dan lamanya periode iskemia. Tindakan destrangulasi dalam mengembalikan perfusi oksigen dan menilai viabilitas usus yang dilakukan ahli bedah intraoperatif dapat menimbulkan CI/R yang dapat memperburuk kerusakan sel terutama pada kasus dimana kemungkinan besar usus akan dilakukan reseksi. Studi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh destrangulasi usus yang mengalami strangulasi terhadap hati. Metode. Studi eksperimental bersifat deskriptif analitik pada tikus Sprague –Dawley dengan membandingkan kadar Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT), Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT), malondialdehyde (MDA) serum, MDA hati serta histopatologi derajat kerusakan hati pada kelompok perlakuan reseksi usus dengan destrangulasi sebelumnya dibandingkan dengan kelompok perlakuan reseksi usus tanpa destrangulasi setelah dilakukan strangulasi usus selama 4 jam. Hasil. Tidak terdapat perbedaan kadar SGOT (p = 0.234), SGPT (p = 0.458), MDA serum (p = 0.646) dan MDA hati (p = 0.237) antara kontrol, kelompok destrangulasi dan kelompok tanpa destrangulasi. Pada pemeriksaan histopatologi derajat kerusakan hati terdapat perbedaan bermakna antara kontrol dengan kedua kelompok perlakuan (p = 0.006), namun tidak didapatkan perbedaan bermakna antara kelompok destrangulasi dengan kelompok tanpa destrangulasi (p = 0.902). Simpulan. Tindakan destrangulasi sebelum reseksi pada kasus strangulasi usus tidak menimbulkan perbedaan kadar biomarker stress oksidatif dan derajat kerusakan hati dibandingkan dengan tindakan reseksi usus tanpa destrangulasi. Tindakan destrangulasi usus pada kasus usus strangulata dengan tujuan menilai viabillitas usus pada kasus dimana sebagian besar usus mengalami nekrosis dan akan direseksi, dapat dilakukan. Sebaliknya tindakan destrangulasi ini akan memberikan keuntungan supaya ahli bedah dapat mengurangi panjang usus yang dilakukan reseksi.
Kata Kunci: Cedera iskemia-reperfusi, iskemia usus, destrangulasi usus, malondialdehyde, Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase, Serum Glutamic Pyruvic Transaminase, kerusakan hati


Introduction. Ischaemia-reperfusion injury (IRI) is a biphasic phenomenon which cause cellular injury due to hypoxia with greater impact when oxygen restored. Intestinal strangulation are often in surgical emergency that cause IRI on liver as a remote organ that directly get blood from intestine through portal vein. The extensive of tissue injury related with the amount of decrease blood flow and duration of ischaemic period. Destrangulation that performed intraoperatively by surgeon as a purpose to restored oxygen and to evaluate viability of intestine tissue, can cause IRI that aggravate cellular injury particularly on case with partly of intestine will be resected. The aim of this study is to investigate intestinal destrangulation effects on liver following intestinal ischaemia reperfusion injury on Sprague-Dawley. Method. This is a descriptive and analytic experimental study using Sprague-Dawley to compare Aspartate Aminotransferase (AST), Alanine Aminotransferase (ALT), serum malondialdehyde (MDA), liver MDA and histopathology of degree liver injury between group of resection following destrangulation group (D) and resection without destrangulation (WD) after 4 hours strangulation of one loop intestine. Results. There were no significant difference on AST level (p = 0.234), ALT level (p = 0.458), serum MDA (p = 0.646) and liver MDA (p = 0.237) between control, D and WD group. Histopathology examination showed significant difference between control and both of treatment group (p = 0.006), but there was no significant difference between D and WD group (p = 0.902). Conclusion. Destrangulation before resection on the intestinal strangulation cases doesn’t cause different of oxidative stress biomarker level and degree of liver injury, compare to intestinal resection without destrangulation. Intestinal destrangulation as a purpose to evaluate viability of intestine tissue and decrease length of resected intestine on the case where partly of intestine will be resected, is permitted by surgeon.
Keywords: Ischaemia-Reperfusion Injury, Intestinal Ischaemia, Intestinal Destrangulation, Malondialdehyde, Aspartate Aminotransferase, Alanine Aminotransferase, Liver Injury

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2018
Pengarang

Rizky Amaliah - Nama Orang
Ahmad Yani - Nama Orang
Aria Kekalih - Nama Orang

No. Panggil
T18275fk
Penerbit
Jakarta : Sp-2 Bedah Anak.,
Deskripsi Fisik
xiv, 56 hal; ill; 21 x 30 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
T18275fk
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
-
T18275fkT18275fkPerpustakaan FKUITersedia
Image of Pengaruh Destrangulasi Usus pada Cedera Iskemia- Reperfusi Usus terhadap Hati Tikus Sprague-Dawley = Intestinal Destrangulation Effects on Liver following Intestinal Ischaemia Reperfusion Injury on Sprague- Dawley.

Related Collection