Tesis

Perbandingan proporsi perbaikan derajat kekeringan kulit pada penggunaan sabun mandi berpelembap (synthetic detergent) dan sabun mandi bayi (superfatted soap) pada populasi lanjut usia dengan xerosis cutis = Comparison of the proportion of skin dryness improvement in the use of moisturizing soap (synthetic detergent) and baby soap (superfatted soap) in elderly with xerosis cutis.

Latar belakang: Xerosis cutis atau kulit kering merupakan masalah kesehatan yang sering dijumpai pada populasi usia lanjut (lansia). Prevalensi xerosis cutis pada lansia berkisar antara 30 – 75%. Salah satu tata laksananya adalah penggunaan sabun mandi yang bersifat lembut. Berdasarkan kandungan surfaktannya, sabun diklasifikasikan menjadi sabun alami dan synthetic detergent. Sabun alami lebih bersifat iritatif daripada synthetic detergent. Berbagai pelembap dapat ditambahkan dalam sabun alami (disebut superfatted soap) dan synthetic detergent untuk menetralisasi efek iritasi dan meningkatkan kelembutannya. Meskipun belum ada bukti klinis, sabun mandi berpelembap (yang mengandung synthetic detergent) lebih banyak disarankan dibandingkan sabun mandi bayi (yang merupakan superfatted soap) untuk lansia yang mengalami xerosis cutis. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan proporsi lansia dengan xerosis cutis yang mengalami perbaikan derajat kekeringan kulit pada penggunaan sabun mandi berlembap dan sabun bayi. Metode: Penelitian uji klinis acak tersamar buta ganda dilakukan pada 68 orang penghuni panti werdha di Jakarta. Evaluasi skor klinis specified symptom sum score (SRRC), nilai transepidermal water loss (TEWL), skin capacitance (SCap), dan derajat gatal dilakukan sebelum perlakuan, satu jam setelah penggunaan sabun, hari ke-8, dan hari ke-15. Setiap subjek penelitian dimandikan menggunakan sabun yang telah ditentukan dengan frekuensi dua kali per hari. Pengukuran dilakukan pada tungkai bawah kanan. Hasil: Terdapat perbedaan skor SRRC yang bermakna antara kedua kelompok pada pemeriksaan hari ke-15 (p=0,009). Namun, tidak didapatkan perbedaan bermakna proporsi lansia yang mengalami perbaikan skor SRRC pada setiap pemeriksaan (p=0,06). Nilai TEWL setiap kelompok mengalami perbaikan pada pemeriksaan hari ke-15, namun tidak didapatkan perbedaan proporsi lansia yang mengalami perbaikan nilai TEWL bermakna pada kedua kelompok (p=0,808). Tidak didapatkan perbedaan proporsi perbaikan nilai SCap pada kedua kelompok (p=1,00). Derajat gatal pada kedua kelompok menurun pada setiap pemeriksaan, namun tidak didapatkan perbedaan di antara kedua kelompok pada hari ke-15 (p=0,803). Kesimpulan: Sabun mandi berpelembap memberikan proporsi perbaikan skor SRRC, nilai TEWL, dan SCap yang sama besarnya dengan sabun mandi bayi pada pemeriksaan hari-15.
Kata kunci: synthetic detergent, superfatted soap, xerosis cutis, lanjut usia


Background: Xerosis cutis or dry skin is a common skin problem in the elderly. The prevalence of xerosis cutis in the elderly ranges from 30 to 75%. One of the treatment is the use of mild skin cleanser (soap). Based on its surfactant content, soaps are classified into natural soaps, that tend to be irritating, and synthetic detergents. Various moisturizers can be added in natural soap (called superfatted soap) and synthetic detergent to neutralize the irritant effect and increase its softness. Although there is no clinical evidence, moisturizing soap (synthetic detergent) is more recommended than baby soap (superfatted soap) for elderly people with xerosis cutis. This study aims to compare the proportion of elderly with xerosis cutis who have improved skin dryness on the use of moisturizing soap and baby soap. Methods: A randomized, double blind, randomized clinical trial was conducted on 68 residents of a nursing home in Jakarta. The evaluation of clinical score using specified symptom sum score (SRRC), transepidermal water loss (TEWL), skin capacitance (SCap), and degree of itch were measured before treatment, one hour after using the soap, day 8 and day 15. Each study subject was using the soap twice a day. Measurements were performed on the right lower leg. Results: There were significant differences in SRRC scores between the two groups at the 15 th day of examination (p=0,009). However, there was no significant difference in the proportion of elderly who improved SRRC score on each examination (p=0,060). All subjects from both groups have improvement in TEWL value on the 15 th day of examination, but there were no statistical difference in proportion of improvement between two groups (p=0,808). There were also no significant difference in proportion of improvement on SCap value on 15 th day (p=1,000). The degree of itch in both groups were also decreased at each examination, but there was no difference in the proportion of improvement between the two groups on 15 th day (p=0,803). Conclusions: Moisturizing soap provides the same proportion of SRRC, TEWL, and SCap improvement as baby soap.
Keywords: synthetic detergent, superfatted soap, xerosis cutis, elderly

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2018
Pengarang

Rika Andriani - Nama Orang
Wresti Indriatmi - Nama Orang
Windy Keumala Budianti - Nama Orang

No. Panggil
T18265fk
Penerbit
Jakarta : Program Studi Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin.,
Deskripsi Fisik
xviii, 94 hal; ill; 21 x 30 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
T18265fk
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
-
T18265fkT18265fkPerpustakaan FKUITersedia
Image of Perbandingan proporsi perbaikan derajat kekeringan kulit pada penggunaan sabun mandi berpelembap (synthetic detergent) dan sabun mandi bayi (superfatted soap) pada populasi lanjut usia dengan xerosis cutis = Comparison of the proportion of skin dryness improvement in the use of moisturizing soap (synthetic detergent) and baby soap (superfatted soap) in elderly with xerosis cutis.

Related Collection