Tesis

Rasio Tekanan Darah Terhadap Tinggi Badan sebagai Metode Penapis Hipertensi Pada Anak Indonesia Usia 15 Sampai Dengan 18 Tahun = Blood pressure to height ratio for screening hypertension in Indonesian adolescent aged 15 to 18 years.

Latar belakang: Prevalens hipertensi pada anak berkisar antara 5-10% dan semakin meningkat setiap tahun. Diagnosis hipertensi pada anak memerlukan perangkat khusus berdasarkan usia, jenis kelamin, dan persentil tinggi badan. Diperlukan perangkat sederhana menggunakan rasio tekanan sistolik dan diastolik terhadap tinggi badan untuk menyaring peningkatan tekanan darah pada anak sehingga diagnosis dan tata laksana dini dapat diberikan. Tujuan: Mendapatkan rasio optimal tekanan darah sistolik dan diastolik terhadap tinggi badan untuk menyaring peningkatan tekanan darah pada remaja usia 15 sampai 18 tahun. Metode: Menggunakan desain potong lintang yang diambil dari data sekunder Riskesdas 2013. Total subyek penelitian adalah 39.057 setelah dilakukan eksklusi subyek yang obesitas, gizi buruk, tinggi badan di bawah persentil-5, dan tinggi badan di atas persentil-95. Ditentukan kriteria tekanan darah berdasarkan AAP 2017 dan dihitung rasio tekanan darah sistolik dan diastolik terhadap tinggi badan. Hasil: Prevalens hipertensi remaja di Indonesia usia 15 sampai 18 tahun berdasarkan kriteria AAP 2017 adalah 22,7%. Rasio optimal tekanan darah sistolik dan diastolik pada remaja lelaki usia 15 sampai 18 tahun untuk mendeteksi peningkatan tekanan darah sistolik adalah 0,69 (sensitivitas 96% dan spesifisitas 80%) dan 0,46 untuk tekanan darah diastolik (sensitivitas 97% dan spesifisitas 84%). Rasio optimal tekanan darah sistolik dan diastolik pada remaja perempuan usia 15 sampai 18 tahun untuk mendeteksi peningkatan tekanan darah sistolik adalah 0,72 (sensitivitas 97% dan spesifisitas 82%) dan 0,48 untuk tekanan darah diastolik (sensitivitas 98% dan spesifisitas 79%) Kesimpulan: Rasio tekanan darah terhadap tinggi badan dapat digunakan sebagai metode penyaring peningkatan tekanan darah pada remaja usia 15 sampai 18 tahun.
Kata Kunci: rasio tekanan darah terhadap tinggi badan, remaja, peningkatan tekanan darah, hipertensi


Background: Prevalence of hypertension in children ranged from 5 to 10% and increasing now day. Diagnoses of hypertension based on age, sex, and height percentile. A novel method for detecting hypertension in pediatric age group is needed to prevent further complication of hypertension. Aim: To know the optimal ratio of blood pressure to height for detecting hypertension in adolescent aged 15 to 18 years. Method: Using cross-sectional design based on secondary data from National Basic Health Survey in 2013. Subjects with obesity, severe malnutrition, height < 5th percentile based on CDC growth chart 2000, and height > 95 th percentile based on CDC growth chart 2000 are excluded. Total subject is 39.057 aged 15 to 18 years. Blood pressure is classified using AAP 2017 and blood pressure to height ratio is counted to know the optimal ratio for detecting hypertension. Results: Prevalence of hypertension of adolescent aged 15 to 18 years in Indonesia based on AAP 2017 was 22.7%. The optimal blood pressure to height ratio for detecting hypertension for male group adolescent aged 15 to 18 years old was 0.69 for systolic (sensitivity 96% and specificity 80%) and 0.46 for diastolic (sensitivity 97% and specificity 84%). The optimal blood pressure to height ratio for detecting hypertension for female group adolescent aged 15 to 18 years was 0.72 for systolic (sensitivity 97% and specificity 82%) and 0.48 for diastolic (sensitivity 98% and specificity 79%). Conclusion: Blood pressure to height ratio is practical method for detecting hypertension for adolescent aged 15 to 18 years.
Keywords: blood pressure to height ratio, adolescent, prehypertension, hypertension