Tesis

Gambaran karakteristik dan hubungan meningioma reseptor progesteron positif dengan penggunaan kontrasepsi hormonal pada perempuan dengan tumor otak meningioma di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo tahun 2015 = Characteristics and correlation of positive progesterone reseptors with the use of hormonal contraception in women with meningioma brain tumor in Dr. Cipto Mangunkusumo National General Hospital in 2015.

Meningioma merupakan tumor primer, intrakranial dan ekstraaksial yang paling sering ditemui, mencakup 20 % dari semua tumor intrakranial. Secara embriologi, meningioma berasal dari neuroektodermal, yang tumbuh dari sel arachnoid (meningothelial, arachnoid cap). Secara morfologi, meningioma dibagi menjadi tipe benign (WHO Grade I), atypical (WHO Grade II) dan malignant (WHO Grade III). Insiden meningioma mencapai 2,3 sampai 3,1 kasus per 100.000 populasi per tahun. Umumnya meningioma dialami oleh orang dewasa dan lanjut usia 2 , dengan prevalensi tinggi pada perempuan, sekitar 2/3 dari total kasus . Faktor hormonal pada perempuan diduga memiliki keterkaitan dengan risiko terjadinya meningioma. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa reseptor progesteron terdapat pada 2/3 kasus meningioma, dan reseptor estrogen terdapat pada 1/10 kasus meningioma. Penggunaan kontrasepsi hormonal diduga menjadi salah satu faktor risiko terjadinya meningioma, namun penelitian mengenai masalah ini masih terbatas. Selama kurun waktu pengumpulan data dari 1 Januari – 31 Desember 2015 didapatkan sebanyak 72 subjek penelitian. Dari jumlah tersebut, 18 subjek penelitian tidak memenuhi kriteria inklusi, sehingga didapatkan sebanyak 54 subjek penelitian yang masuk ke dalam kriteria penelitian. Dari 54 subjek penelitian, rerata usia subjek penelitian ini adalah 45,1 tahun. Usia termuda subjek penelitian adalah 35 tahun dan usia tertua subjek penelitian adalah 72 tahun. Dari pemeriksaan immunohistokimia, sebanyak 53 subjek penelitian (98,15%) memiliki reseptor progesteron positif dan hanya 1 subjek yang bernilai negatif (1,85%). Dari 53 subjek penelitian dengan reseptor progesteron positif tersebut, sebanyak 48 subjek menggunakan kontrasepsi hormonal (90,57%), dengan 43(89,58%) subjek diantaranya menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan. Dari pemeriksaan histopatologi jaringan tumor, 48 subjek meningioma dengan reseptor progesteron positif yang menggunakan kontrasepsi hormonal, 45(93,75%) subjek digolongkan sebagai meningioma WHO grade 1. Sedangkan, menurut lokasi tumor, mayoritas subjek, sebanyak 27 (56.25%) terletak di regio sphenoorbita. Data mengenai durasi pemakaian kontrasepsi hormonal, sebanyak 15 subjek penelitian (31,25%) menggunakan kontrasepsi hormonal dengan durasi 6 – 10 tahun. Dengan menggunakan model persamaan regresi dan korelasi ganda didapatkan bahwa setiap perempuan yang terdiagnosis tumor otak meningioma akan diikuti oleh kenaikan reseptor progesteron sebesar 0,763 kali dan penggunaan kontrasepsi hormonal sebesar 0,253 kali. Dengan koefisien korelasi 0,903 dan koefisien determinsai sebesar 0,816. Pengujian signifikansi memperoleh t hitung : 112,785 > t tabel = 3,179 pada α = 0,05, menunjukkan koefisien korelasi sangat signifikan. Hal ini berarti terdapat hubungan bermakna antara reseptor progesteron dan penggunaan kontrasepsi hormonal pada pasien perempuan dengan tumor otak meningioma. Dari hasil penelitian tersebut diatas, Meningioma WHO grade I mendominasi sebagian besar hasil histopatologi dan sebagian besar menggunakan kontrasepsi hormonal dengan kontrasepsi suntik 3 bulan menjadi pilihan tersering. Melalui uji hipotesis menggunakan model persamaan regresi dan korelasi ganda, didapatkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara reseptor progesteron dan penggunaan kontrasepsi hormonal pada pasien perempuan dengan tumor otak meningioma
Keyword : meningioma, kontrasepsi hormonal, reseptor progesteron.


Meningioma is the most common primary, intracranial and extraaxial tumors, covering 20% of all intracranial tumors. Embryologically, meningiomas are derived from neuroectoderm, which grows from arachnoid cells (meningothelial, arachnoid cap). Based on histopathological finding, meningiomas are classified into benign type (WHO Grade I), atypical (WHO Grade II) and malignant (WHO Grade III). Incidence of meningioma is aprroximately 2.3 to 3.1 cases per 100,000 population/ year. Mostly, meningiomas occurs in adults and elderly, with a high prevalence in women, about 2/3 of the total cases. Hormonal factors in women, allegedly correlated with the risk of meningioma. Several studies have shown that progesterone receptors were found in 2/3 cases of meningioma. The use of hormonal contraception is thought to be one of the risk factors for meningioma, but the studies are limited. From 1 January to 31 December 2015, 72 subjects were obtained. 18 of them did not meet the inclusion criteria and only 54 subjects were included in this study. Mean age of the subjects was 45.1 years. The youngest subject was 35 years old and the oldest was 72 years old. Immunohistochemistry staining of the subjects revealed that 53 subjects (98.15%) had positive progesterone receptors and only 1 subject was negative (1.85%). Of the 53 subjects, 48 subjects used hormonal contraceptives (90.57%), with 43 (89.58%) of them used 3-month injectable contraceptives. Fourty-eight subjects with positive progesterone reseptor meningioma while using hormonal contraseptives, 45 (93.75%) of them were classified as WHO grade I meningioma and most of the tumor, 27 subjects (56.25%), were found in the sphenoorbita region. 15 of 48 subjects (31.25%) used hormonal contraceptive for 6-10 years. By using multiple regression and multiple correlation models, we found that every woman diagnosed with meningioma will be followed by the increase of progesterone receptor 0.763 times and hormonal contraceptive 0.253 times. Correlation coefficient was 0.903 and determination coefficient was 0.816. Significance test was t: 112,785 > t table: 3,179 with α = 0,05. It can be conclude that there is a significant correlation between progesterone receptors and the use of hormonal contraceptives in female patients with meningioma brain tumors. Our study revealed that Meningioma WHO grade I is the most common histopathological finding and 3-month injectable contraceptives is the most common use of hormonal contraceptives. Statistically, there is a significant correlation between progesterone receptors and the use of hormonal contraceptives in female patients with meningioma brain tumors.
Keywords: meningioma, hormonal contraception, progesterone receptor.

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2018
Pengarang

Harris Istianggoro - Nama Orang
Setyo Widi Nugroho - Nama Orang
David Tandian - Nama Orang
Renindra Ananda Aman - Nama Orang
Eka Susanto - Nama Orang

No. Panggil
T18219fk
Penerbit
Jakarta : Program Studi Ilmu Bedah Saraf.,
Deskripsi Fisik
xv, 60 hal; ill; 21 x 30 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
T18219fk
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
-
T18219fkT18219fkPerpustakaan FKUITersedia
Image of Gambaran karakteristik dan hubungan meningioma reseptor progesteron positif dengan penggunaan kontrasepsi hormonal pada perempuan dengan tumor otak meningioma di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo tahun 2015 = Characteristics and correlation of positive progesterone reseptors with the use of hormonal contraception in women with meningioma brain tumor in Dr. Cipto Mangunkusumo National General Hospital in 2015.

Related Collection