Tesis
Seropositifitas antibodi aquaporin-4 serta hubungannya dengan derajat keparahan dan jumlah relaps pada penyakit demielinisasi sistem saraf pusat di RSCM = Seropositivity Aquaporin-4 Antobody and it’s correlation with degree of severity and frequency of relaps in Demyelination of central nervous disease in RSCM .
Latar Belakang. Antibodi Aquaporin-4 (Ab-AQP4) merupakan penanda biologis spesifik dalam penegakan diagnosis NMOSD, Pemeriksaan ini selain untuk membedakan NMOSD dari penyakit demielinisasi sistem saraf pusat lainnya juga untuk menentukan prognosis penyakit tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi seropositivitas Ab-AQP4 dan hubungannya dengan derajat keparahan dan jumlah relaps penyakit. Metode. Penelitian ini merupakan studi deskritptif potong lintang. Populasi penelitian merupakan pasien dengan penyakit demielinisasi sistem saraf pusat yang berobat di RSCM Jakarta yang memenuhi kriteria inklusi, dan dilakukan pengambilan data klinis dan pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan AbAQP4. Data yang didapat kemudian dilakukan pengolahan dan analisis data. Hasil. Enam puluh pasien demielinisasi sistem saraf pusat (25 NMOSD, 21 MS, 8 MT dan 6 NO) diikutsertakan dalam penelitian ini. Sebagian besar didominasi oleh perempuan (76,7%) dengan rerata usia saat onset adalah 28,6±9,6 tahun. Derajat keparahan dengan parameter frekuensi relaps pertahun didapatkan lebih berat pada pasien dengan seropositif Ab-AQP4 (2,5±2,8vs1,1±1,1), dengan perbedaan bermakna diantara keduanya (p=0,005), sementara dari nilai EDSS didapatkan hasil lebih berat pada seropositif Ab-AQP4 ( 4,9±2,0vs3,9±2,0), dengan perbedaan yang bermakna diantara keduanya (p=0,04). Pasien NMOSD lebih sering relaps dibandingkan pasien MS (1,0±0,8vs2,3±2,5) dengan perbedaan bermakna diantara keduanya (p=0,037), dan didapatkan EDSS pada pasien NMOSD lebih berat dibandingkan pada pasien MS (4,0±2,0vs4,5±2,1), walaupun tidak didapatkan perbedaan bermakna diantara keduanya(p=0,421). Sementara pada pasien dengan NMOSD frekuensi relaps pertahun didapatkan lebih berat pada pasien dengan seropositif Ab-AQP4 (2,5±2,8vs1,4±1,0), dengan perbedaan tidak bermakna diantara keduanya (p=0,455), nilai EDSS didapatkan hasil lebih berat pada seropositif Ab-AQP4 (4,9+2,0vs3,0+1,2), dengan perbedaan yang bermakna diantara keduanya (p=0,027) Kesimpulan. Prevalensi seropositif Ab-AQP4 di Indonesia saat ini cukup tinggi. Dengan seropositifitas Ab-AQP4 seluruhnya didapatkan pada pasien dengan NMOSD. Dan pada penentuan prognosis didapatkan hasil yang lebih berat pada frekuensi jumlah relaps dan EDSS pada pasien dengan status seropositif Ab-AQP4. Sehingga diperlukan penyediaan pemeriksaa Ab-AQP4 untuk tatalaksana penyakit demielinisasi lebih optimal.
Kata Kunci: seropositifitas Ab-AQP4, penyakit demielinisasi sistem saraf pusat, MS, NMOSD, Derajat keparahan, Jumlah relaps, EDSS
Introduction. Aquaporin-4 antibody (Ab-AQP4) is a specific biological marker in diagnosis of NMOSD, this examination in addition to distinguish NMOSD from other central nervous system demyelinating diseaseas well as to determine the prognosis of the disease. Aim of this study was to determine the prevalence of seropositivity Ab-AQP4 and its relation to the degree of severity and the relapse of disease. Methods. This study is a cross-sectional study. The study population was a patient with central nervous system demyelinating disease at RSCM. Clinical data was collected and blood sampling was obtained for the Ab-AQP4 examination. The data obtained then processed and performed data analysis Results. Sixty patient with central nervous demyelinating disease (25 NMOSD, 21 MS, 8 MT and 6 NO) were enrolled. Most of the patients were women (76.7%) with mean age at onset of 28,6 ± 9,6 years old. The degree of severity with relapse frequency parameter was found to be more severe in patients with seropositive AQP4-Ab (2,5±2,8vs1,1±1,1), with significant differences(p=0.005), whereas the EDSS obtained results more severe on seropositive AQP4-Ab (4,9 ± 2,0vs3,9 ± 2,0), with a significant relationship (p=0,04). NMOSD patients were more frequently relapsed than MS patients (1.0±0.8vs2.3±2.5) with significant differences(p=0.037), and EDSS in NMOSD patients was more severe than in MS patients (4.0±2.0vs4,5±2,1), although there was no significant difference between them (p=0,421).The degree of severity with relapse frequency parameters was more severe in patients with seropositive AQP4-Ab (2.5 ± 2.8vs1,4±1.0), with no significant difference (p=0.455), while EDSS values were obtained more severe on seropositive AQP4-Ab (4.9±2.0vs 3.0±1.2), with a significant differences (p=0.027). Conclusion. The prevalence of seropositive AQP4-Ab in Indonesia is currently quite high. With seropositifitas AQP4-Ab is completely obtained in patients with NMOSD. And in the determination of prognosis, we found more severe results in frequency of relapse and EDSS in patients with seropositive AQP4-Ab status. Therefore, It is necessary to provide AQP4-Ab examination for optimal management of central nervous system demyelinizing disease.
Keywords: AQP4-Ab Seropsotivity, central nervous system demyelinization disease, MS, NMOSD, Degree of severity, frequency of relaps, EDSS
- Judul Seri
-
-
- Tahun Terbit
-
2018
- Pengarang
-
Ahmad Irwan Rusmana - Nama Orang
DEWI Wulandari - Nama Orang
Riwanti Estiasari - Nama Orang - No. Panggil
-
T18173fk
- Penerbit
- Jakarta : Program Studi Ilmu Penyakit Saraf., 2018
- Deskripsi Fisik
-
xvii, 68 hal; ill; 21 x 30 cm
- Bahasa
-
Indonesia
- ISBN/ISSN
-
-
- Klasifikasi
-
T18173fk
- Edisi
-
-
- Subjek
- Info Detail Spesifik
-
-
T18173fk | T18173fk | Perpustakaan FKUI | Tersedia |
Masuk ke area anggota untuk memberikan review tentang koleksi