Tesis

Perbandingan Efektivitas Ibuprofen 800 mg Intavena/ 6 jam dengan Asetaminofen 1000 mg Intravena/ 6 jam untuk Analgesia Pascabedah Ekstremitas Bawah di RSUPN Cipto Mangunkusumo = Effectiveness of Intravenous Ibuprofen 800 mg/6 hours and Intravenous Acetaminophen 1000 mg/ 6 hours for Post-Operative Analgesia after Lower Extremity Surgery at RSCM .

Latar Belakang: Nyeri pascabedah ekstremitas bawah merupakan nyeri akut yang tergolong dalam nyeri sedang-berat. Keterlambatan dalam menurunkan derajat nyeri dapat meningkatkan morbiditas dan memperpanjang lama perawatan di rumah sakit. Analgesia multimodal sebagai manajemen nyeri akut pascabedah mempertimbangkan penggunaan OAINS atau asetaminofen yang dapat dikombinasikan dengan opioid, sehingga menurunkan nyeri secara optimal dan mengurangi efek samping obat. Asetaminofen harus digunakan hati-hati pada pasien gangguan hati. Ibuprofen merupakan golongan OAINS yang dapat digunakan sebagai analgesia alternatif pascabedah ekstremitas bawah bila kontraindikasi menggunakan asetaminofen. Belum ada penelitian yang membandingkan efektivitas ibuprofen 800 mg intravena/ 6 jam dengan asetaminofen 1000 mg/ 6 jam untuk analgesia pascabedah ekstremitas bawah. Metode: Penelitian ini merupakan uji klnik acak tersamar ganda untuk menilai efektivitas ibuprofen 800 mg intravena/ 6 jam dan asetaminofen 1000 mg intravena/ 6 jam untuk analgesia pascabedah ekstremitas bawah. Tujuh puluh dua subjek didapatkan dengan consecutive sampling pada bulan Juli 2017-November 2017. Subyek dirandomisasi menjadi dua kelompok untuk mendapatkan regimen ibuprofen 800 mg intravena/ 6 jam dan asetaminofen 1000 mg intavena/ 6 jam. Pasien dilakukan penilaian kebutuhan morfin, saat pertama membutuhkan morfin, derajat nyeri dan efek samping pada kedua kelompok dalam 24 jam pertama pascabedah.
Hasil: Kebutuhan morfin 24 jam pascabedah, saat pertama membutuhkan morfin dan derajat nyeri istirahat dan bergerak pada jam ke-6, 12, dan 24 pascapemberian regimen pertamakali antara kedua kelompok didapatkan hasil tidak berbeda bermakna. Derajat nyeri istirahat dan bergerak saat pulih sadar antara kedua kelompok didapatkan hasil berbeda bemakna, dengan (p 0,010; 0,026). Kejadian mual pada kelompok ibuprofen didapatkan lebih rendah dibandingkan kelompok asetaminofen. Simpulan: Ibuprofen 800 mg intravena/ 6jam tidak lebih efektif dibandingkan asetaminofen 1000 mg intavena/ 6 jam untuk analgesia pascabedah ekstremitas bawah. Kejadian mual lebih sedikit pada pemberian ibuprofen
Kata Kunci: asetaminofen, ekstremitas bawah, ibuprofen, nyeri, pascabedah


Background: Post-operative pain of the lower extremity is an acute pain classified as moderate-severe pain. Delay in lowering the degree of pain may increases morbidity and prolong the length of hospitalization. Multimodal analgesia as part of acute postoperative pain management recommended using NSAID or acetaminophen combined with opioids to reduce pain optimally and drug side effects. Acetaminophen should be used cautiously in patients with liver disfunction. Ibuprofen is a NSAID class that can be used as an alternative analgesic for lower-extremity surgery and patients who were contraindicated using acetaminophen. There were no study investigating differences in postoperative pain following lower extremity surgery comparing intravenous ibuprofen 800 mg with intravenous acetaminophen 1000 mg. Methods: In this double-blinded randomized clinical trial, we evaluate the effectiveness of intravenous ibuprofen 800 mg/ 6 hours and intravenous acetaminophen 1000 mg/ 6 hours for post-operative analgesia after lower extremity surgery. A total of 72 subjects were enrolled from July 2017-November 2017 and randomly allocated to two groups and received intravenous ibuprofen 800 mg/ 6 hours or intravenous acetaminophen 1000 mg/ 6 hours. Post-operative opioid consumption, the time to morphine requirement, pain score and adverse effects in both group were recorded within the first 24 hours postoperatively.
Result: Post-operative morphine consumption, the time to first morphine requirement and pain score at rest and with movement, then at time 6, 12 dan 24 hours after received first regimen between two groups showed no significant difference. Pain score at rest and with movement when subject fully awaked was significantly different between ibuprofen group compared to acetaminophen group (p 0,010; 0,026). The incidence of vomiting in ibuprofen group was higher than acetaminophen group (2,8 %; 13,9%) Conclusion: Intravenous Ibuprofen 800 mg / 6 hours had no more effective than intravenous acetaminophen 1000 mg/ 6 hours for post-operative analgesia in the lower extremity surgery. Ibuprofen was associated with less adverse events of vomiting.
Keywords: acetaminophen, ibuprofen, lower extremity, pain, post-operative

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2018
Pengarang

Putri Indah Larasati - Nama Orang
Aida Rosita Tantri - Nama Orang
Aries Perdana - Nama Orang

No. Panggil
T18068fk
Penerbit
Jakarta : Program Studi Anestesiologi dan Terapi Intensif.,
Deskripsi Fisik
xvi, 74 hlm., 21cm x 30cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
NONE
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
-
T18068fkT18068fkPerpustakaan FKUITersedia
Image of Perbandingan Efektivitas Ibuprofen 800 mg Intavena/ 6 jam dengan Asetaminofen 1000 mg Intravena/ 6 jam untuk Analgesia Pascabedah Ekstremitas Bawah di RSUPN Cipto Mangunkusumo =  Effectiveness of Intravenous Ibuprofen 800 mg/6 hours and Intravenous Acetaminophen 1000 mg/ 6 hours for Post-Operative Analgesia after Lower Extremity Surgery at RSCM .

Related Collection