Tesis

Perbandingan Manajemen Persalinan Preterm Dengan Ketuban Pecah Dilihat Dari Luaran Neonatal di RS. Cipto Mangun Kusumo = Comparison of Preterm Labor Management with rupture of membranes viewed from Neonatal Outcomes at Cipto mangunkusumo Hospital.

Latar Belakang : Persalinan preterm adalah merupakan permasalahan dunia yang dapat menyebabkan peningkatan angka kematian anak, berhubungan juga dengan morbiditas bayi baik itu dalam jangka pendek maupun jangka panjang, selain itu juga berkontribusi sebagai penyebab meningkatnya beban sosio-ekonomi dan biaya kesehatan yang harus dikeluarkan oleh sebuah negara. Terjadi perbedaan pendapatan antara para ahli dalam menentukan manajemen persalinan preterm yang terbaik, terutama di RS Cipto mangunkusumo. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi manajemen persalinan preterm yang terbaik untuk mendapatkan luaran neonatal yang terbaik di RS Cipto mangunkusumo Metode : Penelitian dilakukan dengan kohort observasional total sampling, menggunakan data rekam medis pasien persalinan preterm dengan ketuban pecah dini yang masuk RSCM antara tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2016, yang kemudian dibagi menjadi dua kelompok perlakuan, manajemen konservatif dan manajemen aktif. Luaran utama yang diteliti dari masing-masing kelompok adalah luaran neonatal yang mengalami sepsis neonatarum, respiratory distress syndrome (RDS) dan lamanya rawat di NICU. Hasil : Didapatkan 614 subjek yang mengalami persalinan preterm dengan ketuban pecah dini, namun hanya 206 subjek yang termasuk dalam kriteria inklusi. Prevalensi persalinan preterm dengan ketuban pecah di RSCM antara tanggal 1 januari sampai dengan 31 Desember 2016 adalah 34,74% dari 1767 jumlah kelahiran hidup. Kejadian sepsis neonatarum secara klinis ditunjukkan lebih baik dengan manajemen aktif, namun hal ini tidak dapat ditunjukkan kemaknaannya secara statistik [10,4% vs 19,6%; p=0,297; RR=0,52 (IK95% 0,19-1,41)]. Tidak didapatkan perbedaan bermakna juga pada manajemen persalinan preterm dengan ketuban pecah dini menurut keluaran respiratory distress syndrome/ RDS [29,2% vs 30,4%; p=1,000; RR=0,97 (IK95% 0,41-2,27)]. Rata-rata lama rawat untuk manajemen aktif 11,5 (168) hari dan lama rawat bayi-bayi dengan manajemen konservtaif 8 (0-79) hari. Angka kematian perinatal turun 2x pada persalinan preterm yang mendapatkan perlakuan manajemen aktif (8,3% vs 17,4%). Diskusi:, Penelitian ini menunjukkan bahwa secara klinis, manajemen aktif dapat menurunkan kejadian sepsis neonatarum dan kematian perinatal, namun masih tidak ditemukannya nilai bermakna secara statistik.
Kata kunci: persalinan preterm, manajemen aktif, manajemen konservatif, sepsis neonatus


Background : Preterm labor is a world problem that can lead to an increase in child mortality, is associated with both short and long term morbidity of the infant, as well as contributing to the rising socio-economic burden and health costs that a country. There is a difference of opinion among experts in determining the best preterm delivery management, especially in RS Cipto mangunkusumo. Purpose : This study aims to evaluate the best preterm delivery management to obtain the best outcome outcomes at Cipto mangunkusumo Hospital. Method : An retrospective observational cohort research using preterm birth with ruptured of membrane medical records that entered the RSCM between 1 January and 31 December 2016, subsequently divided into two treatment groups, conservative management and active management. The outcomes studied from each group were neonatal sepsis, respiratory distress syndrome (RDS) and duration of NICU care. Results: Proportion of preterm labor with ruptured membranes at RSCM between 1 January and 31 December 2016 was 614 from 1767 total live births (prevalence is 34,74%), but only 206 were inclusion criteria. The incidence of neonatal sepsis was clinically better performed with active management, but this was not statistically significant [10.4% vs. 19.6%; p = 0.297; RR = 0.52 (IK95% 0.19-1.41)]. There was no significant difference in preterm delivery management with premature rupture of membranes according to respiratory distress syndrome / RDS output [29.2% vs 30.4%; p = 1,000; RR = 0.97 (IK95% 0.41-2.27)]. Average length of stay for active management 11.5 (1-68) days and length of care of infants with conservative management 8 (0-79) days. The perinatal mortality rate fell 2x in preterm labor receiving active management (8.3% vs. 17.4%). Discussion: This research indicates that clinically, active management can decrease perinatal mortality and can be selected management. But it is still not found a significant value statistically.
Keywords: preterm delivery, active management, conservative management, neonatal sepsis

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2017
Pengarang

Putri Widnis - Nama Orang
Ali Sungkar - Nama Orang
Sopiyudin Dahlan - Nama Orang

No. Panggil
T17507fk
Penerbit
Jakarta : Program Studi Obstetri dan Ginekologi.,
Deskripsi Fisik
xii, 63 hlm., 21cm x 30cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
NONE
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
-
T17507FKT17507fkPerpustakaan FKUITersedia
Image of Perbandingan Manajemen Persalinan Preterm Dengan Ketuban Pecah Dilihat Dari Luaran Neonatal di RS. Cipto Mangun Kusumo  = Comparison of Preterm Labor Management with rupture of membranes viewed from Neonatal Outcomes at Cipto mangunkusumo Hospital.

Related Collection